⚠️Hati-hati, ini mengandung konten kekerasan..⚠️
~1490 kata~
|📖Happy Reading📖|
⭐💭.•00•.
Zora melihat penindasan dengan sadis di depan matanya secara langsung. Ini pembunuhan yang keji, seorang gadis yang diikat di batang pohon dengan setelan kerjanya sudah tidak bisa mengeluarkan suaranya lagi. Ia mendongak, lehernya mengeluarkan darah segar.
Zora menutup mulutnya kuat. Ia benar-benar menyaksikan pembunuhan itu, leher gadis malang itu dicekik kuat, agar berhenti berteriak. Tidak lama kesadaran gadis itu memudar, Zora melihat pelaku tiga pria itu dengan pakaian serba hitam dan masing-masing kaos tangan ditangan mereka. Begitu tertutup, kacamata hitam dan topi ataupun tudung dari hoodie yang dikenakan, ia tidak bisa membedakan mereka.
Pria yang berada di tengah tanpa segan langsung menggorok leher korban dengan tiga kali gosokan leher itu putus. Kepala dengan rambut panjang itu tergeletak jatuh ditanah dan kepala korban itu berhenti tepat di depan kaki Zora.
Zora meneguk ludahnya kasar, kepala itu ada dihadapannya, darahnya dimana-mana. Apa begini siksaan neraka? Apa gadis yang ditindas dengan sadis itu memiliki banyak dosa sehingga sebelum mati pun, dia sudah disiksa?
Tanpa sadar Zora menjatuhkan ponsel di tangannya, ia syok bukan main. Ini penggalan adegan yang begitu menegangkan yang dia saksikan seumur hidupnya, secara live. Ia tidak menyadari air matanya kembali jatuh menyaksikan itu.
Ia mendongakkan kembali kepalanya, tubuhnya bergetar hebat, tiga pria itu bersamaan menatapnya nyalang. Zora menggeleng, kakinya perlahan mundur, dia takut setakut-takutnya. Zora tidak bisa membayangkan dia menjadi mangsa selanjutnya, dia belum mau mati.
Tanpa aba-aba lagi, Zora langsung berlari dengan sekuat tenaganya. Tiga pria itu melihatnya tersenyum remeh, "kenapa dia lari?" sahut salah satu dari mereka.
"Beri dia waktu untuk bersenang-senang dulu dengan berlari"
"Tapi dia yang menyerahkan dirinya sendiri!" Salah satu dari mereka melempar sepatu hak wanita yang sudah tidak bernyawa itu ke arah Zora. Tidak meleset, sepatu hak tinggi wedges itu mengenai punggung Zora.
Zora terkejut, ia kira ada batu meteor jatuh mengenai punggungnya. Zora terhuyung kedepan hampir jatuh. Ia menyesal tergoda oleh suara wanita yang sudah menjadi mayat ketika menjerit tadi.
Ketiga pria yang tidak ia ketahui asal-usulnya itu berlari mengejarnya, ralat, bukan berlari. Tapi berjalan dengan santai dan tertawa bak seorang iblis.
Bulu kuduk Zora merinding mendengar suara itu, ia menoleh melihat pria-pria keji itu semakin dekat dengannya.
Gadis itu menggigit kukunya dengan bergetar, melangkahkan kakinya melanjutkan untuk menyelamatkan dirinya. Zora memang begitu, ketika ia ketakutan atau khawatir kukunya akan habis digigit.
"Percuma kau lari, kau tetap akan sama seperti wanita tadi!"
Salah satu pria itu mencekal dan menarik tangannya kuat dan langsung melemparnya ke arah batang pohon.
Zora terpental. Ia merintih kesakitan, pria itu melemparnya seakan-akan ia hanyalah seekor binatang yang ringan. Ia merasakan mungkin tulangnya sudah remuk semua.
Anak itu berusaha untuk bangun, tapi dia tidak mampu. Matanya melihat pria-pria itu mendekat ke arahnya sambil tertawa, ia tidak percaya bertemu dengan iblis berwujud manusia. Bunyi cambukan terdengar di lokasi sana, alat lentur itu mendarat di punggung Zora. Ia menjerit sekuat-kuatnya, dia bukan sapi ataupun kerbau diperlakukan seperti ini.