"Let Me Hold Your Hand."

1.4K 82 38
                                    

Aku pikir memberi kesempatan pada tanaman baru untuk tumbuh dalam hatiku akan sedikit membantu. Nyatanya tak banyak yang berubah.

...

Tenten pov's.

Namaku Tenten, Mitsashi Tenten. Bukan sebuah clan yang terpajang menjadi pendamping nama utamaku karena aku terlahir dalam keluarga yang biasa saja. Ayah dan ibuku bekerja diluar kota mengurus Boutique keluarga kami sehingga aku tinggal berdua dengan Nenekku di Konoha, kota kelahiranku yang menyimpan sejuta kenangan. Saat ini aku berstatus mahasiswi di Hidden Leaf University, mengambil jurusan fashion design tentunya. Hidupku yang terlalu biasa saja ini sepertinya tidak punya banyak hal untuk diceritakan, kecuali tentang 4 sahabatku yang luar biasa. Si blonde seksi Yamanaka Ino, Si pemalu bermata indah Lavender Hyuga Hinata, Si blonde galak Sabaku no Temari dan Si tercantik bersurai softpink -terakui oleh banyak orang- Haruno Sakura.

Cinta? Ada. Mungkin lebih tepatnya sempat ada perasaan lebih pada satu-satunya sahabat priaku sejak SMP dulu. Sempat? Iya, hanya sempat karena sekarang aku pun tidak pernah menerima kabar darinya sejak hari kelulusan SMA. Seolah tak pernah ada janji di antara kami. Meskipun begitu aku sempat menunggu cinta pertamaku itu kembali.

Tenten pov's end.

...

"Tenten," panggil pria bermanik Lavender pada gadis bercepol dua di hadapannya. Mereka kini sedang duduk berhadapan di atas meja yang berseberangan di kelas saat murid lain lebih memilih menghabiskan waktu istirahat untuk berburu makanan di kantin atau sekedar membaca buku di perpustakaan.

Tenten yang sejak tadi fokus pada ponsel Neji untuk melihat lihat isi galeri -yang ternyata hanya berisi beberapa foto keluarga, screenshoot bahan tugas dari internet dan foto mereka- sahabatnya itu pun hanya bergumam menjawab panggilan Neji.

"Aku menerima tawaran paman untuk melanjutkan kuliah di Suna."

Deg.

Satu kalimat yang membuat Tenten mengalihkan fokusnya detik itu juga. Bukan karena tiba-tiba si irit bicara Neji mengeluarkan satu kalimat penuh, tapi makna dari ucapan sang Hyuga barusan. Manik Hazel terangkat menatap si pemilik Lavender di hadapannya. 'Ternyata bukan gurauan,' batin Tenten.

Sadar tak ada respon dari gadis di hadapannya, Neji ingin kembali membuka suara. Sebelum kemudian Tenten mengulurkan tangan untuk mengembalikan ponsel miliknya.

"Tidak seru, tidak ada hiburan di ponselmu." Hazelnya kemudian teralihkan keluar jendela, menatap beberapa siswa yang bermain sepak bola disana. Tidak, atau mungkin pandangannya sedang kosong sekarang.

"Ten," panggil Neji lagi karena merasa Tenten ingin mengalihkan pembicaraan. Ia tau saat ini mood Tenten pasti sedang memburuk. Apa lagi kalau bukan karena berita darinya barusan. Jadi ia tidak kaget kalau gadis yang sebenarnya telah lama mengisi hatinya itu tiba-tiba mengubah topik pembicaraan. "Besok aku berangkat, aku tidak bisa menunggu sampai perpisahan sekolah nanti," lanjutnya.

Kali ini Tenten memberanikan dirinya untuk menatap Neji langsung. Ia mengangguk pelan dengan senyuman khasnya yang seolah tanpa kesehihan, tidak seperti semenit sebelumnya. "Kau sudah jenius jadi aku rasa tidak perlu memberimu nasihat untuk terus belajar. Tapi cobalah untuk lebih terbuka di tempat baru, kau harus punya banyak teman."

Kumpulan NejiTen Fanfiction.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang