"Remember." (Shortfic)

435 22 0
                                    

Fanart by : HiyomiArt.
Quotes terinspirasi dari "Spirited Away."

...

"기억해야돼."

𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒂𝒌 '𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒍𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈
𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒎𝒖𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒕𝒂𝒌
𝒊𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒑𝒖𝒏,  𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏
𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒔𝒊 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂.
𝑷𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉? 𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌. 𝑴𝒂𝒔𝒖𝒅𝒌𝒖, 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖..

...

"Kaka-sama, aku mengantuk."

Aku tersenyum, suara yang parau karena menahan kantuk membuatnya jadi semakin menggemaskan. "Mm, tidurlah. Nanti akan Kaka-sama pindahkan ke dalam."

"Oyasuminasai, Kaka-sama, Toutou-sama."

"Oyasumi, Sayang."

Walau perkataannya barusan ditujukan untuk anak kami, Gaara mengucapkannya dengan menatapku. Tatapan yang lembut, sampai aku tidak tau kapan tangannya mulai merapikan anak rambut di sisi keningku. Bukan karena terpana pada tatapan sang Kazekage yang kini berstatus sebagai suamiku ini, tapi karena lagi-lagi bayangannya mengisi pelupuk mataku.

"Tidurlah, biar malam ini dia tidur di kamarku," ucap Gaara yang kemudian beranjak membawa putra kami ke kamarnya. Gaara memang paling tahu, tentang siapa yang berada dalam pikiranku jika membalas pandangannya dengan tatapan kosong.

Aku mengikuti Gaara sampai di ambang pintu kamar, memastikan sampai anak kami nyaman di futon milik ayahnya. "Gaara," panggilku setelah ia selesai.

"Tidak perlu dipikirkan, aku baik-baik saja. Tidurlah."

Aku menatapnya yang kini berada di hadapanku. Aku juga tahu kalau sebenarnya ia sedang tak baik-baik saja. Aku benar-benar jahat pada pria sebaik ini. "Aku minta maaf, kau bisa mencari ..."

"Tenten," potong Gaara. "Aku tahu akan menuju kemana arah ucapanmu itu jadi tolong, hentikan."

Aku terdiam. Sebanyak apapun aku memintanya untuk menikahi wanita lain yang lebih mencintainya, Gaara tak pernah menghiraukan.

Kurasakan kedua tangannya menangkup pipiku, wajahnya mendekat, kemudian memberikan ciuman singkat pada bibirku.

"Sekarang pergilah ke kamarmu, ini sudah terlalu larut. Selamat tidur. Aku mencintaimu," lanjutnya sebelum mengecup keningku.

Aku hanya mengangguk, berlalu ke kamarku untuk segera berbaring di atas futon tanpa menjawab kalimat terakhirnya. Aku tidak ingat kapan hal ini jadi sangat menyusahkan, melelahkan dan menakutkan. Yang jelas, aku tidak pernah lagi membalas ungkapan cintanya sejak saat itu. Kesalahan terkonyol yang pernah kulakukan karena tidak pernah bisa melupakan sosoknya. Aku pernah membuat Gaara mendiamkanku seharian karena bukan namanya yang keluar dari mulutku. Ia bilang lebih baik tak menjawabnya daripada harus mendengar itu berulang kali.

"Aku juga mencintaimu, Neji."

Kumpulan NejiTen Fanfiction.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang