14

1.3K 63 24
                                    

semlaman full Oji terus memikirkan kata kata yang terlontar dari mulut Rama, sesama pria ia tau pasti apa yang diinginkan pesaingnya itu, ada cinta dimata pria itu, cinta yang tertuju pada Maru yang tak lain dan tak bukan adalah istrinya sendiri. Apakah Oji takut untuk bersaing? bukan. ia bukan takut, hanya saja ia melihat sorot mata Rama begitu aneh, ada sesuatu yang diinginkan Rama. "OJI!!"suara dari dalam kamar mandi berteriak kencang mengagetkan Oji yang tengah melamun, dengan segera ia menghampiri Maru yang baru saja memanggilnya.

"Kenapa Maru?"tanya Oji sedikit mengeraskan suaranya didepan pintu kamar mandi.

"Ambilin Handuk, lupa bawa"ini bukan yang pertama kalinya Maru berteriak meminta Oji untuk mengambilkan handuk karena Maru lupa bawa, terhitung hampir 6 kali semenjak mereka menikah. handuk pink tebal Oji berikan kepada sang istri lewat pintu yang terbuka sedikit, "Ji" sebelum Oji pergi istrinya memanggil dari kamar mandi, kepalanya sedikit mucul disela-sela pintu yang masih terbuka, "kenapa lagi?"tanya Oji bingung, wajah wanita yang masih basah akibat air mandi itu terlihat begitu merah, "Mau mandi bareng gak?" tawar Maru, yah inilah yang dilakukan Maru setiap hari, menggoda oji. wanita itu hampir membuat suaminya gila menahan sesuatu diselakangannya.

****

setelah selesai dengan semua aktifitas pagi, Oji bersiap diri untuk segera berangkat mengajar, istrinya asyik dengan ponsel yang digenggamnya, tak ada basa basi pada sang sang suami yang hendak mencari nafkah itu. Oji memasukan beberapa buku besar kedalam tas hitam yang biasa ia bawa, sembari sesekali ia melirik istrinya itu, kepalanya menggeleng sebentar lalu menghampiri wanita yang tengah sibuk dengan ponsel.

"Aku berangkat"pamit Oji berdiri didepan Maru, "Hmm..."hanya itu jawaban dari sang istri, tanpa melihat dan berdiri ia menanggapinya, sungguh membuat Oji semakin kesal dibuatnya.

"Maruuu....."

"Hm....."

"Aku mau berangkat" kali ini Maru menatap suaminya,

"Iya Ojiii, tadikan gue udah bilang-"

"Bilang apa?"tanya Oji memutus ucapan Maru.

"Bilang-"Maru tak melanjutkan ucapannya

"Lain kali, kalau aku pamitan itu berdiri, cium tangan,kasih senyum ke suami, kasih doa ke suami" nasehat Oji diabaikan oleh sang istri, lalu tangan pria itu memaksa tangan Maru agar mau mencium tangannya, tak mau ambil pusing maru menuruti permintaan sang suami.

***

bukan hal yang mudah mengubah kepribadian buruk seseorang untuk menjadi lebih baik, itu hal yang sangat sulit. tapi dengan kesabaran yang luar biasa pasti usaha untuk memudahkan segalanya akan berjalan dengan lancar, seperti Oji Yuswar, pria yang berprofesi menjadi guru itu  selalu berusaha semaksimal mungkin membuat sang istri agar bisa mengubah semua hal buruk yang biasa dilakukan.

lalu apa Oji pernah berfikir mengenai kedekatan Rama dan istrinya?

pernah.

bankan ia tahu kalau lelaki bule bernama itu memang menanam rasa pada Maru, tapi ia percaya Allah akan memudahkan urusannya, Allah akan selalu bersamanya. pernahkah Oji merasa gelisah hati ketika sang istri pergi bersama Rama?

Pernah.

setiap Maru pergi bersama lelaki itu, hatinya begitu gelisah, segala fikiran buruk berkecamuk menjadi satu, tapi ia kembali ingat dengan sang pencipta, ia tau kalau cinta tidak bisa dipaksakan, kalau memang istrinya bukan jodoh dunia akhiratnya ia berusaha untuk ikhlas menerimanya, untuk saat ini yang harus ia lakukan hanyalah berjuang, masalah hasil Allah akan menentukan, ia hanya perlu berusaha dan berdoa.

MARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang