Daniel!

30 5 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh





🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷







Aku pikir setelah Daniel menjelaskan semuanya, masalahku akan berakhir. Ternyata tidak! Dalang dari semua permasalahan sekarang berdiri di hadapanku dengan tatapan mematikan.

"Lo tuh selain bego ternyata picik juga ya!" Bentakannya mengundang tatapan beberapa mahasiswa yang baru saja keluar dari ruangan setelah kelas selesai.

Kutatap Dhera datar. Entah apa yang meracuni otaknya hingga mencegat langkahku yang akan segera pulang, tepat di depan kelas. "Saya enggak ngerti maksud kamu." Ujarku dingin. Kembali melangkah melewati dirinya tapi ia tiba-tiba menarik kuciran rambutku hingga membuatku sedikit terjungkal kebelakang dengan jeritan kesakitan.

"Gue belum selesai ngomong ya jal*ng! Lo ngomong apa sama Daniel sampai dia mutusin gue?" Bentaknya masih dengan menarik rambutku. Air mataku luruh, rasanya sungguh sakit hingga berdenyut ke seluruh kulit kepala.

Suasana di sekitar semakin ricuh melihat aksi Dhera, mengingat selama ini tidak ada yang berani membullyku karena takut pada Daniel, tentu saja. Tapi bukan itu yang sekarang memenuhi kepalaku, melainkan bagaimana caranya agar gadis gila ini mau melepaskan tangannya dari rambutku. Sialan!

Kugenggam pergelangan tanga Dhera yang masih menarik kuat rambutku. "Dhera lepasin!"

Gadis gila ini menatapku bengis. "Mau lepas?" Dia berdecih kemudian kembali menarik rambutku dengan bringas. "Lo tuh pantes ngedapetin ini! Bahkan lebih, dasar murahan!"

Aku menangis sesegukan. Orang yang mengelilingi kami hanya jadi penonton, tidak berniat merelai sama sekali. Bahkan sebagian besar dari mereka malah mendukung aksi gila  Dhera. Aku tahu di campus ini semua membenciku jadi tidak akan ada yang menolongku kecuali Daniel.

"Gara-gara lo Daniel mutusin gue sialan!"

"Karena memang itu yang seharusnya." Jawabku lirih, tidak punya cukup kekuatan untuk ikut membentak.

"Yang seharusnya? Yang seharusnya tuh Daniel emang enggak bisa lo milikin sendiri, mikir dong lo! Emang lo siapa sampe mau milikin Daniel seutuhnya? Lo tuh cuma cewek murahan yang nyerahin tubuh ke Daniel!" Dengan penuh amarah gadis ini menggunakan kedua tangannya untuk menyiksaku, seiring dengan jeritanku yang menggema di telingah.

Kulit kepalaku terasa perih.

Sorak sorai terdengar menambah panas suasana, hingga sebuah suara terdengar dan membungkam semua mulut mereka. Tarikan tangan Dhera di rambutku juga ikut berhenti.

"Dhera!"

Suara itu....

Pemilik suara itu yang dari tadi kutunggu kedatangannya.

Daniel menyentak kasar tangan Dhera dari rambutku. Tatapan tajamnya menghujam pada gadis itu. "Dasar sampah!" Desisnya. Untuk pertama kali dalam hidupku, aku melihat Daniel marah, hingga aku tidak mengenal sosoknya. Daniel itu cowok ramah, suka menebar senyum juga pesona.

Dhera---wajah gadis itu pias, kedua tangan di sisi tubuhnya bergetar. "Da...Daniel," entah sejak kapan ia tiba-tiba jadi gagap. Wajahnya pucat pasih.

"Dengar! Dan semua yang ada di sini dengar baik-baik! Kalian semua itu cuma mainan, sampah!" Ujarnya penuh penekanan. "Dan enggak ada sejarahnya sampah bisa sebanding dengan berlian!" Semua tercengang mendengar ucapannya, termasuk aku. Dhera? Gadis itu hanya menatap Daniel dengan sorot terluka. Air telah tergenang di pelupuk matanya, tinggal menungguh terjatuh.

"Sekali lagi gue tau ada kejadian kayak gini, gue enggak akan tinggal diem. Dan lo..." Daniel menuding Dhera dengan telunjuk lalu menyeringai menyeramkan membuat Dhera semakin bergetar ketakutan. "Lo yang lebih tepatnya nyerahin tubuh ke gue,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VanillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang