Sebungkus onigiri varian tuna.
💎
Hari ini adalah hari dimana Lala memulai rutinitasnya, setelah seminggu yang lalu dia izin untuk tidak masuk sekolah dikarenakan kejadian waktu itu.
Lala sempat dirawat di rumah sakit selama 3 hari untuk menetralkan keadaannya. Lala benar-benar trauma akan kecelakaan yang pernah dialaminya. Tetapi hari ini Lala sudah bisa menjalani hari-harinya dengan baik, seperti Lala yang biasanya. Meskipun raut wajahnya yang terlihat sedikit pucat. Berlian menyambut kedatangan Lala dengan pelukan hangat yang menandakan dirinya sangat merindukan sosok Lala pada beberapa hari ini.
"Lalaaaa!!" Sambut Berlian dengan pelukan hangatnya.
"Hayooo, kangen kan lo sama gue hahaha," goda Lala.
"Gue gak kangen La, tapi gue itu kesepian kalo ga ada lo. Makanya gue sedih kalo lo gamasuk sekolah."
Lala hanya memutar bola matanya dan memiringkan bibirnya, "Dasar! Lo manfaatin gue pas lagi ada butuhnya doang ternyata,"
"Bercanda lah!! Gamungkin lah! Iya gue kangen sama lo Lalapooo,"
Lala melanjutkan langkahnya menuju ke mejanya yang sempat terhenti karena ulah Berlian yang menghadangnya di depan pintu kelas.
Seperti biasa, Lala mengajak Berlian menuju kantin untuk membeli permen karet. Berlian mengangguk setuju dengan ajakan Lala.
"La bentar ya gue mau beli onigiri dulu ya," Lala mengangguk untuk merespon Berlian.
Berlian mengantri untuk membeli onigiri di kantin sekolahnya, makanan tersebut adalah menu favorit siswa-siswi di sekolah ini. Berlian membeli onigiri karena dia sengaja tidak sarapan pagi dirumah. Dia sangat suka dengan makanan khas Jepang yang satu ini.
Gadis itu mengedarkan pandangannya ke kumpulan makanan khas Jepang itu, dia sibuk mencari varian tuna, tetapi dia belum kunjung menemukannya. Sampai akhirnya dia memilah-milah kumpulan onigiri itu dengan teliti hanya untuk mendapatkan varian tuna.
Mata Berlian berbinar saat menemukan apa yang dia cari, akhirnya usahanya tidak sia-sia. Saat Berlian mengulurkan tangannya untuk mengambil makanan itu, tiba-tiba ada tangan yang juga hendak mengambil makanan itu. Akhirnya kedua tangan tersebut menyatu dengan sempurna diatas onigiri varian tuna tersebut.
Berlian sontak menarik kembali tangannya yang sempat terulur, dia menatap pemilik tangan besar dan berotot tersebut. Pandangan mereka pun bertemu untuk beberapa detik, hingga Berlian mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Ekhmm," Berlian berdeham untuk menyadarkan laki-laki itu.
"Eh kalo kamu mau ambil aja," ucapnya santai sambil memberikan makanan itu pada Berlian.
"Ahh, gausah ambil aja." Ucap Berlian dengan ikhlas.
"Kamu aja,"
"Gausah, kamu aja."
"Ini ambil aja,"
"Ckckck, sini gue aja yang ngambil. Gitu aja diributin. Makasih Kak," tiba-tiba Lala merebut makanan itu dari tangan laki-laki yang masih bingung dengan kehadiran Lala.
"O-oh iya sama-sama." Balas laki-laki itu seraya menggaruk kepalanya.
Berlian masih enggan berkutik dari posisinya. Dia masih setia memandang laki-laki itu dengan tatapan penuh kekaguman.
"Bagaimana bisa aku baru menyadari bahwa ada laki-laki setampan dia di sekolah ini? Ngomong-ngomong siapa dia? Kelas berapa? Ahhh sial!"
Batin Berlian dengan pertanyaan yang bertubi-tubi, hingga akhirnya laki-laki itu menyadari bahwa ada yang memperhatikannya sedari tadi. Hingga Lala menepuk pundaknya. Berlian mengerjap beberapa saat, dia terkejut dengan ulah Lala barusan.
"Buruan ambil, keburu bel masuk elahhh!" Perintah Lala pada Berlian yang masih loading.
Laki-laki itu hanya tersenyum melihat Berlian yang salah tingkah saat terciduk sedang memperhatikannya. Kemudian laki-laki tersebut menyodorkan satu bungkus onigiri pada Berlian. Gadis itu langsung mengambil dengan mengucapkan terimakasih, dia buru-buru pergi untuk membayar makanan itu, diikuti dengan Lala dibelakangnya. Lala hanya mendengus kesal dengan tingkah sahabatnya yang satu itu.
"Berli, lo tadi kenapa sih salting gitu? Hahaha, lo keliatan jelek banget tau!!" Lala mengatai Berlian dengan tawanya yang pecah.
Pipi Berlian mendadak memerah saat Lala mengatainya. Matanya melotot ke arah Lala, "Heh!! Yang bener aja kalo ngomong! Gue ga salting tau!"
"Tuh-tuh-tuhkan pipi lo merah anjir. Bwahahahahaha!!!" Lala terpingkal-pingkal saat menyadari perubahan warna di pipi Berlian, sontak Berlian langsung menangkup pipinya yang menghangat karena malu dengan perkataan Lala.
"Lala!!" Pekik Berlian, tetapi Lala masih setia menertawainya saat ini.
"Gimana gimana? Ganteng kan tuh cowok tadi?" Tanya Lala.
Berlian mengangguk dengan senyumnya yang malu-malu. Dia menyadari ketampanan laki-laki jakung tersebut.
"Yee dasar ABG!"
"Paan sih la, gajelas tau gak?!" Berlian lagi-lagi mengelak perkataan Lala.
"Namanya Arga dia kelas 12 MIPA 1, tapi sayangnya dia udah punya pacar, hnggg."
"Hah? Masa? Yah~" Jawab Berlian tak percaya.
Lala mengangguk untuk meyakinkan Berlian, bahwa apa yang dikatakannya itu benar. Dan Berlian hanya memanyunkan bibirnya, seakan-akan dia terlambat menyadari hal itu. Tetapi Berlian hanya berakting saja, dia tidak pernah menanggapi masalah cowok dengan serius. Dia juga tidak pernah mempunyai niatan untuk mempunyai hubungan yang lebih daripada teman. Toh, jodoh sudah ada di genggaman Tuhan, jadi buat apa sibuk memikirkannya. Begitulah prinsip Berlian.
-
Sorry, kalo part-nya terlalu monoton dan kurang greget:") kalo ada saran/masukan tulis di kolom komentar aja yaaa~!!!
Makasiiii:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berlian [Re-Up]
Teen Fiction"Ketika Dentingan Menjadi Sebuah Keramaian Dalam Keheningan." -Berlian Xavier ©anggi astiawan Start: Finish: Re-Up 300520