03.

20 7 0
                                    

"Kau tau ini pukul berapa Fei?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tau ini pukul berapa Fei?"

Tidak menjawab pertanyaan kak Hanna, aku lebih memilih berjalan ke arah kulkas dan mengambil sekotak susu yang ternyata tidak ada di kulkas.

Ya, Hari ini memang aku bangun lebih siang. Sekarang pukul—

11.21 am.

Sepertinya bukan lebih siang tapi memang terlalu siang.

"Kak, susu yang biasa di kulkas dimana?"

"Kau yang minum Fei, kenapa tanya kaka?"

"Ck. Kemarin baru aku buka dan diletakan di pintu kulkas."

Tidak mendapat jawaban dari kak Hanna, Aku menutup pintu kulkas Dan berjalan ke arah nya. Huh, kalau sudah begini siapa lagi kalau bukan—

"Aku yang ambil."

—kak Sean.

"Memangnya Kakak tidak kembung minum sekaligus satu kotak huh?" Tanyaku.

"Kata siapa aku minum? Itu untuk membuat kue."

"Sama saja, dasar pencuri!"

"Hei!!"

"Fei, Sean! Bisakah tidak bertengkar kalau bertemu? Dan Fei, kau bisa memebelinya lagi nanti, itu bukan hanya ada satu di dunia."

Ya, selalu saja seperti itu. Kak Hanna lebih membela suaminya yang jelas-jelas salah di banding adik kandung nya sendiri.

"Kakak tidak bekerja hari ini?" Tanyaku.

"Tidak." Kak Hanna menjawab pertanyaan ku tanpa mengalihkan pandangan nya dari buku yang di baca.

Aku mengangguk lalu meraih remote TV, mencari saluran yang menarik.

"Nih."

Aku terkejut Saat kak Sean memberikan sepuluh ribu won ke arah ku.

"Untuk?"

"Mengganti susu yang aku ambil."

"Huh? Tumben."

"Kalau tidak mau sini kembalikan."

"Hey, yang sudah di tangan itu tidak baik diminta lagi. Omong-omong terimakasih."

Tidak mendengar jawaban aku menoleh ke arah kak Sean dan kak Hanna yang sedang bergandeng tangan. Eww cringe seperti ingin menyebrang.

Saat mengganti chanel tv aku melihat wajah Jaehyun yang sedang tampil di salah satu stasiun tv, ia terlihat tampan— tidak, tapi sangat tampan. Aku yakin tuhan sedang bahagia ketika menciptakan Jaehyun. Tetapi, mengingat kejadian tadi malam, aku rasa Jaehyun tidak se- sempurna yang terlihat di televisi. Wajahnya saja tampan tapi sifatnya sangat amat menjengkelkan. Memang ya, manusia itu tidak ada yang sempurna.

"Feira, kau dengar tidak?"

"Huh?"

"Melamun saja, Nanti ikut Kakak ke super market ya?" Tanya kak Hanna.

"Kenapa aku? Biasanya hanya berdua dengan kak Sean."

Aku mengambil air mineral yang biasa di sediakan di meja ruang TV, sedari tadi aku haus sekali.

"Bawaan bayi Fei."

Uhuk

"A-apa?"

Kak Sean mendapat pukulan di paha kanan nya dari kak Hanna. "Kan sudah aku bilang, nanti saja beri tau nya!"

"Hei! Apa ini? Kenapa aku tidak tau apa-apa." Tanyaku tak terima.

Kak Hanna mendengus sebentar lalu, "ya, Kakak hamil."

Aku mengerjap beberapa kali, mencerna apa yang dikatakan kak Hanna.

"Lihat Fei, wajahmu seperti orang dungu jika seperti itu haha." Aku lantas menetralkan ekspresi ku. Tidak memperdulikan lagi perkataan kak Sean, Aku berjalan ke arah sofa lalu menyelip di antara kedua orang itu.

"Sejak Kapan?"

Kak Hanna tersenyum kecil, "sudah enam minggu."

Tak kuasa menahan haru, aku memeluk kak Hanna dan mengucapkan selamat.

Bagaimana tidak? Dari awal pernikahannya dengan kak Sean, ia sudah tiga kali mengalami keguguran. Aku yakin itu berat untuk kak Hanna, makanya ia menjadi seseorang yang jauh lebih dingin dan tertutup kepada orang lain. Aku senang, sangat senang malah, Hampir lima belas tahun aku hanya hidup berdua dengan kak Hanna dan sekarang anggota keluarga kami akan bertambah selain kak Sean. Semenjak kedua orang tua kami meninggal, kak Hanna lah yang mengurusku, menggantikan peran Ibu dan ayah.

"Hei, kenapa malah menangis? Mau tidak temani kakak ke super market?"

Tidak terasa, air mata sudah jatuh membasahi pipiku dan dengan segera aku menghapusnya, "Mau."

.

.

.



Saat di super market aku berpencar dengan sepasang suami istri itu. Kak Hanna memintaku mencarikan susu Ibu hamil, Katanya si kecil ingin susu pilihan bibi nya, padahal tinggal katakan saja kalau dia ingin berduaan dengan kak Sean. Kalau begitu untuk apa aku ikut kesini."

Membawa troli yang berisikan dua susu kotak  kemasan besar yang sempat aku ambil, Aku berjalan ke arah rak susu Ibu hamil, mengambil dua kotak susu beda rasa dan membandingkan nya.

"Oh, kau sedang mengandung rupanya?"

Aku menoleh, terkejud ketika mendengar suara seseorang berpakaian serba hitam lengkap dengan topi dan maker di sebelahku. Orang ini bicara denganku?

"Sepertinya kau harus mencari susu yang lain, yang lebih banyak nutrisi agar anak mu tidak lambat seperti ibunya."






Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Guard | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang