01.

60 14 3
                                    

"Aku mohon jangan keluar atau pergi kemanapun malam ini."

Jaehyun dan beberapa pasang mata lainnya melihatku dengan tatapan heran bahkan ada beberapa yang mendelik sebal karna suaraku yang terlalu keras. Bagimana tidak? Sekarang aku berada di tengah ramainya fansign NCT 127. Clarine memintaku menggantikannya untuk datang kesini sebagai hadiah ulang tahunku hari ini. Sebenernya aku tidak begitu tertarik kesini, tapi karena Clarine meminta dengan alasan "Kau tidak tau Fei berapa juta orang yang menginginkan ada di posisi mu dan kau menyianyiakan nya? goshh." Serta paksaan Kakak ku yang sudah terhasut oleh omongan Clarine.

Aku memang kenal beberapa dari mereka dan menyukai beberapa lagu-lagunya yang menurut ku easy listening. Tetapi apakah tidak terlalu membuang waktu dan uang untuk menonton dan membeli album mereka terus menerus? seperti tidak punya kebutuhan lain. Aku memang bukan seperti Clarine yang terlahir dengan sendok emas di mulutnya, hidupnya dikelilingi harta yang melimpah. Jadi wajar bukan kalau aku berfikir uang yang kupunya saat ini lebih baik di tabung.

"Memang nya kenapa?"

Aku terhenyak dari lamunanku ketika mendengar suara Jaehyun di sertai senyum yang errr aku rasa ini yang membuat Clarine begitu memuja mereka, Pandai sekali memikat.

"Pokoknya jangan, akan ada sesuatu yang menimpamu jika kau keluar malam ini." Aku memelankan suaraku takut-takut orang lain mendengarnya.

Jaehyun hanya tersenyum sembari menandatangani album yang Clarine berikan padaku. Ya, aku memang mempunya kemampuan untuk melihat masa depan seseorang entah kemampuan ini berasal darimana, Dan aku baru menyadarinya sepuluh tahun silam- oke ini tidak penting. Memang, aku tidak tahu ini akan benar terjadi atau tidak, tetapi dari apa yang sudah aku alami hampir sembilan puluh persen yang aku 'lihat' akan benar terjadi. Saat awal aku datang kesini dan bersitatap dengan Jaehyun aku merasa jika Ia keluar sendiri malam ini akan ada seseorang yang akan melukainya yang kemungkinan akan membuatnya kehilangan nyawa entah dengan cara apa. Waktuku bersama Jaehyun sudah habis dan berganti ke member selanjutnya. Tetapi aku yakin Ia hanya menganggap perkataanku ini adalah halusinasi belaka.

Sebenarnya aku ingin tidak perduli, tetapi entah mengapa otak ku tidak bisa bekerja sama dengan tubuh ku. Sekarang pukul 01.39 pagi dan aku bermodal jaket tipis yang aku pakai saat di fansign tadi sore berdiri di depan sebuah gedung putih yang aku yakini sebagai dorm NCT. Tidak, aku bukan sasaeng. Sudah kubilang bukan kalau aku tidak yakin dengan sosok Jaehyun itu. Jadi aku akan menunggu di sini sampai pagi mungkin? Mengingat aku tidak ada kelas esok.

Aku membuka botol minum yang sempat aku beli di dekat sini. Baru saja mau minum aku melihat seseorang sengan pakaian serba hitam dengan kepalanya yang di tutupi tudung hoodie berjalan keluar dari gedung ini yang kuyakini adalah Jaehyun. Ck orang ini keras kepala sekali.

Aku terus berjalan di belakang nya dengan jarak yang tidak terlalu jauh untuk sekedar berjaga-jaga. Ia sempat menoleh beberapa kali, tetapi berkat tubuh ku yang kecil ini aku bisa cepat-cepat bersembunyi dibalik semak-semak di sepanjang jalan ini.

Ia berhenti di depan pembatas jalan saat melihat lampu pejalan kaki masih merah. Oh tidak, aku rasa akan terjadi suatu hal yang buruk di sini. Lampu pejalan kaki berubah menjadi hijau, Aku berlari ke arah nya sampai tiba-tiba ada sebuah truk yang melintas dengan kecepatan tinggi-

-yang hampir menghantam tubuhnya.

Gila. Untung saja aku cepat-cepat menarik tubuhnya sehingga saat ini kami berdua jatuh terduduk di pinggir jalan.

"Sudah kubilang jangan kemana-mana malam ini. Kau tidak sayang nyawa huh?"

Dan jaehyun masih terdiam menatap wajahku dengan wajah yang cukup shock.

tbc.

Heyyoow.

Guard | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang