Chapter 27

1.2K 97 6
                                    

Amel menunggu kedatangan Adrian ditempat parkir sekolah. Hari sudah semakin siang dan Adrian belum sampai disekolah. Saat suara motor yang sangat dikenalinya memasuki area parkir, Amel langsung menghampirinya.

“Gimana?”

Adrian menggeleng, “Rumahnya sepi,”

Amel menghela nafasnya, memikirkan dimana keberadaan Sinta. “Lo ada nomor ponsel bokap atau nyokapnya Sinta? Atau saudaranya gitu?”

“Gue gak ada. Tapi...” Adrian menatap Amel serius ketika mengingat sesuatu. Dengan segera, Adrian membuka handphonenya dan menghubungi seseorang.

“Hallo,”

“.....”

“Sinta, ada di rumah lo?”

“.....”

“Oh, oke.”

Adrian mematikan sambungannya dan melihat Amel yang sedang menunggu jawabannya.

o0o

Selama pelajaran berlangsung Rama sama sekali tidak fokus terhadap guru yang sedang menjelaskan materi didepan kelas. Pikiran Rama tertuju kepada Sinta. Rasanya ada hal yang aneh di diri Rama saat Rama tahu Sinta tidak ada disekolah.

Rama tidak tahu ini apa. Mungkin karena sudah terbiasa dengan kehadiran Sinta, jadinya Rama merasa ada yang aneh didalam dirinya.

“Ram. Rama!”

Suara Pandu yang keras membuat Rama kembali pada kesadarannya. Rama mengedarkan pandangannya, ternyata hanya tinggal Rama dan ketiga sahabatnya yang ada didalam kelas. Berapa lama Rama memikirkan tentang Sinta sampai tidak menyadari bahwa bel istirahat telah berbunyi.

“Lo mikirin apaan sih? Dari pelajaran dimulai lo ngelamun terus?” tanya Pandu.

Rama bungkam tidak menjawabnya.

“Dari pada lo ngelamun disini, lebih baik kita pergi ke kantin.” ajak Reyhan saat tahu Rama tidak menjawabnya.

Mereka berjalan menuju kantin. Mereka menghentikan langkahnya. Bukan, maksudnya Rama menghentikan langkahnya dan ketiga sahabatnya ikut berhenti.

“Kenapa, Ram?”

Ketiga sahabat itu melihat apa yang dilihat oleh Rama. Adrian dan Amel berjalan beriringan. Tidak ada yang aneh dari mereka.

“Kenapa lo liatin mereka segitunya? Nggak mungkin kan, lo cemburu sama mereka?” tanya Pandu.

Reyhan menyentil kening Pandu. “Buat apa Rama cemburu sama mereka. Pacar Rama aja masih banyak stoknya.”

Pandu menggosok keningnya. “Oohh... Gue ngerti. Rama gak terima Adrian jalan sama cewek lain, kan Adrian udah janji mau tanggung jawab.”

“Bukan.” ucap Raka tiba-tiba, semuanya menoleh. “Tapi karena gak ada Sinta.” Jangan heran, terhadap Raka yang jawabannya terbukti benar dengan diamnya Rama.

Raka adalah seorang pengamat yang baik. Dia tahu semua yang dirasakan sahabatnya dari gerak geriknya, walau ia terlihat cuek diluar sana. Raka adalah seseorang yang pantas kita jadikan sahabat, karena dia akan sangat peka terhadap perasaan kita.

“Bener?” tanya Pandu memastikan, tetapi sama saja tidak ada jawaban dari Rama. “Apa perlu gue tanyain soal Sinta ke mereka?”

“Gak perlu. Gue bisa sendiri.”

o0o

“Ada apa lo manggil gue ke sini.” Adrian menghampiri Rama yang duduk di kursi panjang yang ada di taman.

“Lo tau dimana Sinta?” tanya Rama to the point.

“Sinta?” Adrian tersenyum meremehkan. “Buat apa lo cari dia. Bukannya kalian gak ada urusan lagi.”

Rama diam, yang dikatakan Adrian memang benar. Rama tidak ada urusan lagi dengan Sinta. Tapi... Ah, Rama tidak bisa menjelaskannya.

“Apa bener Sinta pergi karena gue jadi playboy lagi?” tanya Rama, pelan.

Adrian berdecih. “Buat apa Sinta pergi hanya karena lo?” lagi-lagi Adrian tersenyum meremehkan. “Bahkan Sinta bisa dapat laki-laki yang lebih dari lo, dan gak jadiin Sinta sebagai taruhan.”

“Gue tau, lo sepupunya Alana. Tapi, Sinta juga sahabat gue, perempuan yang harus gue jaga setelah nyokap gue. Sebagai sahabat, tentunya gue gak terima Sinta dijadiin bahan taruhan lo. Gue selalu jaga dia, lindungin dia, jauhin dia dari laki-laki macam lo. Gue yakin, sejak gue ada diluar negeri, Sinta sering dihina, Sinta sering diejek. Tapi seperti yang lo tau, dia bahkan diam aja ketika dihina. Karena itu, gue harus selalu ngejaga dia, ngelindungin dia. Bagi gue itu adalah hal yang harus dilakukan.”

“Dia berhak bahagia, lo gak akan ngerti gimana sedihnya Sinta yang selalu dihina. Gue mohon, jangan pernah lo nyakitin Sinta lagi, jangan anggap Sinta sebagai mainan lo. Lepaskan dia.”

Adrian pergi setelah menepuk pundak Rama yang terdiam mencerna ucapan Adrian.

o0o

Rama bangun dari posisi berbaringnya saat dia sedang men-stalk akun Sinta. Beberapa menit yang lalu, Sinta baru saja posting sebuah foto.

Walaupun gambar wajahnya di potong, tetapi Rama tahu kalau itu foto Sinta sendiri. Foto Sinta bersama seorang laki-laki dengan posisi Sinta bersandar di lengan laki-laki itu. Mereka berdua duduk di kursi sebuah taman.

Dan itu membuat Rama merasakan sebuah gejolak yang bahkan Rama sendiri tidak tahu itu. Terlebih lagi dengan caption yang Sinta sematkan. Membuat suatu perasaan tidak suka keluar dari diri Rama.

Rama membaca komentar di postingan Sinta. Ketiga sahabatnya juga ikut mengomentari postingan itu.

Sintabp_ Thanks for today ❤Lihat semua 135 komentarAdrianraymond lo kapan balik? Udah pergi gak bilang-bilang, dihubungi gak bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sintabp_ Thanks for today ❤
Lihat semua 135 komentar
Adrianraymond lo kapan balik? Udah pergi gak bilang-bilang, dihubungi gak bisa. Pokoknya kalau lo udah pulang, kabarin gue, mau gue beri hukuman. Ngekhawatirin gue aja.
Sintabp_ iya-iya maaf, lo kan tau sendiri. Jangan ngomel terus, nanti dirumah gue lo ngomel lagi.
Ameeeelia_ itu siapa? Sepupu lo?
Sintabp_ yang pastinya bukan sepupu. Bahkan lebih dari Adrian😅 iya kan? @Adrianraymond
Adrianraymond iya, tapi gak perlu di tag, nanti ada yang tiba-tiba jadi stalker. Wkwk

Rama bahkan tidak membaca komentar ketiga sahabatnya pada postingan itu. Rama terlalu fokus pada komentar Sinta dan kedua sahabatnya.

“Lebih dari Adrian? Lebih dari sahabat?” ucap Rama.

Mungkin jika Sinta men-tag orang itu, Rama akan menjadi stalker—seperti yang Adrian ucapkan dikolom komentar. Rama akan membanding-bandingkan antara dirinya dan orang itu.

Rama membanting ponselnya ke atas kasur. Ia mengacak rambutnya, menyalurkan apa yang dirasakannya sekarang.

Bersambung...

Ada yang baca?

30 vote for next chapter.

140620

The UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang