R ||^8

24 1 0
                                    

"Reisa"
Suara bass milik lelaki setengah baya itu membuyarkan lamunan Reisa yang ada di lantai atas.
Dengan secepat kilat,Reisa langsung memakai baju lengan panjang dan celana selututnya

Oh ya!tadi Reisa rebahan di kamar memakai tank top dan hot pants doang.Dengan langkah tergesa gesa,ia menuruni anak tangga yang akan mengantarkannya ke lantai dasar.

"I.iya yah" Reisa berusaha menampilkan senyum semanis mungkin

"Duduk" perintah ayahnya yang segera dilaksanakan Reisa

Reisa sedikit heran dengan raut wajah ayahnya

"Hmm..ayah baru pulang?"

"Reisa.kapan sih kamu bisa menghargai keringat orangtua?tau!cari uang itu cape Re cape.kerjamu cuma doyan menghabiskan doang?kamu udah SMA,kelas 3.gak mikir jauh tentang hidupmu dimasa depan?belum ada seminggu,tagihan di cedit card kamu udah bejibun " ujar papanya panjang lebar

Reisa hanya menundukkan kepala

Ehh..eh..wait..uangnya kan mamanya yang make??ok!Reisa tak suka jika mamanya berantem sama papanya.

Tiba-tiba mamanya datang dari dapur sembari membawa nampan berisi secangkir teh manis dingin buat sang papa

"Wajar dong pa,anak gadis royal sama duit.emang gak bisa jalan ke mal?" ujarnya seraya menata gelas tehnya didepan sang papa lalu duduk di sofa dekat papa Reisa

"Menurut papa,Reisa gak boleh kesalon kecantikan gitu?makan di resto?dan refresing gitu?bahkan ya,papa perlu nambahin uang jajan Reisa."

Papanya berdehem kemudian dengan sekali teguk menghabiskan segelas teh manis tersebut."papa mau berangkat"

Sontak,Reisa mengangkat wajahnya yang ditundukkannya sedari tadi.
"Kemana pa?"

"Tugas.ke Berlin city"
Reisa menatap sendu papanya

"Berapa lama pa?"

"5 bulan doang"

Reisa menahan air yang sudah penuh dibawah pelupuk matanya.baru tadi nyampe jam 15.00 dan sekarang masih jam 15.32 udah mau berangkat?dan cuma 5 bulan?5 bulan dubilang cuma?

Hadeuh....

Reisa merasa terpuruk,ia dulu bahkan kepikiran akan bertumbuh didampingi mama dan papanya.

"Kapan berangkatnya pa?"

"Kebandara ya sekarang,penerbangan nanti jam 16.00"

"Papa berangkat sama siapa?"

"Sendiri"

"Terus papa nanti tinggalnya dimana,sama siapa?"
Papa Reisa mendekati Reisa,mengacak rambutnya pelan
Emang papanya tuh gak bisa marah sama Reisa

"Anak papa yang satu ini mau interogasi papanya atau ngantar ke bandara?"

Reisa mengangkat wajahnya,lalu tersenyum samar

Tak butuh waktu lama,Reisa sudah keluar dari kamarnya untuk mengantarkan sang papa setelah beberapa menit berganti pakaian

Sesampainya di bandara,air bening dari kedua kelopak mata Reisa bercucuran.
Bukankah papanya udah sering jauh jauh darinya?tapi ini beda,seolah ada yang janggal di hati Reisa

Sesaat sebelum jam keberangkatan pesawat,Reisa semakin menangis sesenggukan.papa Reisa juga merasakan hal yang sama,namun ia lebih me minimalisir keadaan.

"Rei,kamu kenapa hmm?jangan nangis ya?udah gede pun.malu tuh diliatin sama anak kecil" ujarnya membujuk anak gadisnya itu

Reisa semakin sesenggukan.papanya memeluk Reisa

ReisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang