01. The Beginning

2.2K 176 8
                                    

Gue menghela nafas dengan kasar. Pukul sembilan malam sudah terlalu malam untuk gue kembali ke rumah. Gue merutuki atasan gue yang memberi gue pekerjaan terlalu banyak, sampai gue lupa waktu

Gue menyeruput kopi gue yang tinggal sedikit itu. Kemudian melanjutkan pekerjaan gue yang tinggal sedikit lagi selesai

"Hyewon, silahkan masuk ke ruangan saya" terdengar suara berat atasan gue dari interkom. Gue merapikan baju gue dan masuk menuruti ucapannya

Gue membuka pintu, kemudian duduk di seberangnya

"Ada apa, pak?"

"Mulai besok, kamu pindah ke kantor pusat. Kinerja kamu cukup bagus disini" gue membulatkan mata gue. Sedikit terkejut banyak kagetnya

"Se-serius pak?" atasan gue mengangguk menjawab pertanyaan gue

"Iya, sekarang kamu bisa membereskan barang-barang kamu" gue mengangguk senang dan kemudian undur diri

Dengan perasaan yang nggak bisa gue deskripsiin, gue memasukkan barang-barang gue ke dalam kotak. Gue menyerahkan hasil kerja gue kepada atasan gue, kemudian pamit dan berjabat tangan

Kerja di kantor pusat itu enak banget. Selain akses yang nggak ribet, cowok-cowok disana juga mantap-mantap

Gue berjalan dengan senang keluar dari kantor

Bruk

"ANJIR MAS ROWOON GUE!" gue memekik saat seseorang tiba-tiba menabrak gue. Bahkan action figure Rowoon kesukaan gue patah kepalanya

"Hua, mas Rowoon kepenggal. Ini mahal ya Tuhan" gue menatap seseorang yang menabrak gue tajam. Tapi kemudian gue mengernyit

Orang ini ketakutan, dia gemetaran hebat banget. Bahkan gue bisa lihat bibirnya pucat

"Apa anda baik-baik saja?" gue menyentuh pundaknya pelan

Grep!

Orang itu menarik tangan gue. Tangan dia dingin, gue jadi nggak nyaman

"Tolong saya" ucapnya dengan nada lirih. Dia benar-benar kaya habis dikejar orang gitu

"Sebentar saya telfon polisi dulu" dia diam saja, tapi gerak matanya terlihat panik. Dia nggak bisa tenang dan kelihatan gelisah. Takut jika sewaktu-waktu orang yang mengejarnya datang

"Hallo, sa--"

Bugh!

Tiba-tiba gue merasakan nyeri dibagian kepala gue. Setelahnya, gue bahkan nggak ingat apa yang terjadi

---

"Bagaimana bisa salah orang!?"

"..."

"Jika kita melepaskan sekarang, sudah pasti dia akan memberi tahu polisi!"

"..."

"I'll keep her"

Lamat-lamat gue mendengar suara seseorang berbicara ditelefon. Gue membuka mata gue

Hal pertama yang gue rasain adalah pening. Gue menatap seseorang yang memunggungi gue. Gue bergerak, membuat seseorang itu menoleh

"Hai, sudah bangun?"

Dia tersenyum manis, membuat gue mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia tersenyum manis, membuat gue mengangguk

"Saya dimana?" tanya gue

"Di tempat saya" ucapnya. Dia berdiri, kemudian menanggalkan jasnya, menyisakan kemeja putihnya dengan kancing teratas kemejanya sudah terlepas

"Saya harus pulang" ucap gue

Dia menggulung lengan kemejanya, "maaf tapi kamu nggak bisa, sayang"

Gue menatap orang itu dengan bingung. Gue beranjak dan segera mencari pintu keluar

"Saya sudah bilang, kamu nggak bisa pulang" seseorang itu menatap gue dari duduknya

"She tried to escape" ucapnya entah pada siapa. Gue berusaha membuka pintu

Ceklek!

Tiba-tiba, sebuah pistol menempel di dahi gue. Membuat gue terkejut dan langsung membatu

"Saya kan sudah bilang" dia berjalan mendekat. Kemudian memeluk tubuh gue dari belakang

"Kamu nggak bisa lari dari Johnny Seo, Hyewon" gue terkejut, manusia ini bahkan tahu nama gue

"T-tolong lepaskan saya" gue memohon lirih

"Kenapa? Supaya kamu bisa lapor ke polisi setelah apa yang kamu lihat?" ucap manusia yang gue ketahui namanya Johnny

"S-saya nggak tahu apa-apa" pistol sialan ini masih menempel di dahi gue. Tangan Johnny juga masih melingkar di perut gue

"Saya sudah menghadapi banyak wanita seperti kamu, dia pasti mengaku tidak melihat"

"Demi Tuhan, saya tidak tahu apa-apa"

Johnny menatap seseorang yang menempelkan pistol kepada gue. Menyuruhnya menurunkan pistol miliknya

"Saya tidak suka orang yang berbohong, sayang" Johnny menarik tangan gue. Membawanya ke ruangan yang asing bagi gue

"Duduk" titahnya. Gue masih berdiri, takut

"Saya bilang duduk!" dia tiba-tiba berteriak. Membuat gue tersentak. Gue segera duduk dan menunduk

"Ini pelajaran buat kamu, karena kamu menolong orang yang salah" gue mengernyit, orang tadi?

Dia tiba-tiba menarik rahang gue, membuat gue menatap mata tajamnya

"Jangan main-main sama saya" dia kemudian mencium bibir gue. Gue memukul dadanya, memberontak

"I try to hold it, but I'm sorry I can't" dia kemudian menarik gue. Membanting gue ke ranjang

"Akh" gue meringis kesakitan

Johnny naik ke ranjang, posisinya berada di atas gue

"Kamu nggak bisa pulang, tempatmu disini" dia mengusap rambut gue

"Now call me, daddy" sedetik kemudian, dia mencium bibir gue. Memaksa lidahnya untuk masuk. Gue menahan dia, tapi percuma

Johnny merobek kemeja gue. Membuat gue memekik

"Tolong jangan" ucap gue lirih, dia masih melanjutkan kegiatannya, mencium leher gue

"Diam" ucap dia dengan nada berat

Johnny mengusap paha gue. Kemudian rasa sakit dan ngilu mulai terasa, dia memasukkan miliknya

"Please stop" air mata gue mengalir, tapi itu tidak membuatnya berhenti. Dia semakin gencar melakukan aksinya

"Saya sudah bilang, saya tidak bisa menahannya"

"Say it"

Gue diam, bahkan berbicara saja susah rasanya

"Say it, now!"

"Daddy"

Dan setelahnya, gue nggak tahu apa yang terjadi

---

hey:>

Psychopathic Daddy - Johnny SeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang