Over and Over Again_ChanBaek (Slow Update)

🌻 O²A 🌻

Hai... Hai... Hai...

Aku kembali...

Dahlah banyak bacot amat gue...

Langsung aje cusss ...

Selamat membaca, semoga terhibur 😊

.

.

.

Saat ini Lana sedang berjalan menuju lantai dua cafe dimana ruang privat berada, sebenarnya di lantai dua ini bukan hanya ada satu ruang privat tapi ada lima ruangan namun entah kenapa saat ini hanya ada satu ruang privat yang di gunakan, mungkin memang orang yang berada di ruang privat itu membooking semua lantai dua...

Tok...Tok...Tok...

"Permisi, saya salah satu pelayan di cafe ini. Bolehkah saya masuk?" Ucap Lana ketika ia sudah berada di depan pintu ruang privat satu- satunya yang tertutup menandakan bahwa ruangan itu yang telah di pakai karena tadi Xiumin sepertinya lupa memberi tau ruangan sebelah mana yang akan di gunakan.

"Silahkan masuk." Bae Irene menjawab perkataan Lana, karena ruangan privat ini dibooking atas namanya.

Setelah mendapat persetujuan, Lana mulai memasuki ruangan tersebut untuk menjalankan tugasnya sebagai pelayan di cafe Amore...

Semua pasang mata yang berada di dalam ruangan mengalihkan atensinya kepada kedatangan Lana.

"Permisi tuan dan nona, apa yang ingin anda pesan?"

Lana bertanya dengan suara lembut dan jangan lupakan senyuman manisnya yang mana itu membuat salah seorang diantara mereka terdian di tempat duduknya menatap wajah cantik sekaligus imut milik Lana...

" Cantik " Seseorang itu berkata di dalam hati masih memaku tatap dengan kedua mata bulatnya memandang Lana.

"Saya pesan Chicken Cardon Bleu, Linguine Alle Vongole. Sedangkan untuk minumannya Latte Macchiato dan Granita." Suho menyampaikan apa yang akan di pesannya sembari tetap tersenyum teduh kepada Lana...

Kemudian Suho menoleh ke arah Richard yang sejak tadi hanya diam.

"Tuan Richard anda ingin memesan makanan apa?". Tanya Suho kepada Richard yang ia pikir sedang melamun karna tidak mengeluarkan suara sama sekali dan tatapannya terlihat sedang tidak fokus.

Willis yang melihat presdirnya hanya diam berinisiatif untuk mendekatkan diri kemudian berbisik guna mengembalikan kesadaran presdir sekaligus sahabatnya ini...

Dia berpikir tidak biasanya sahabatnya itu melamun dan kurang fokus seperti ini. Setau Willis, Richard adalah orang yang profesional dan sangat perfectionist.