10: Night

177 14 0
                                    




Happy reading, Typo bertebaran🌱

Aku hanya ingin mengingatkan, kalian tau kan cara nya menghargai seorang penulis.

Terima kasih


Haera POV

Gue jalan menyelusuri lorong rumah sakit, jalan menuju bangsal mama. Gue masuk ke ruangan itu terdapat dua maid yang sedang duduk di sofa menunggu mama sadar, mama kritis sekarang

gue ga bisa membendung air mata lebih lama lagi, dada gue sesek ngeliat keadaan mama sekarang sedangkan papa? dia enak diluar sana ketawa bahagia bersama wanita lain. gue jalan mendekat ke mama, gue sentuh tangan mama dan gue tatap wajah mama

air mata gue semakin deras keluar dari pelupuk mata, kenapa? kenapa harus terjadi dikeluarga gue? kenapa ga orang lain aja? gue ngegeleng, mengelap air mata. Gue narik kursi dan duduk disamping mama, gue telengkupin kepala gue dipinggir kasur

menangis tanpa suara menahan semuanya sendiri, rasa sakit entah dari hati, fikiran maupun fisik semua terasa sakit, tidak ada yang bisa gue katakan kalo gue itu 'baik baik saja' gue mengangkat kepala gue, terus natap wajah mama dengan air mata yang terus mengalir

"mah, mama ga mau bangun? mama ga kangen haera? bangun mah, haera janji haera bakalan jadi anak baik haera gabakalan nakal lagi. Haera ga punya siapa siapa lagi mah, papa udah ninggalin kita, tinggal mama sama haera"

Tangis gue pecah gitu aja mengingat semua beban yang gue tanggung selama ini ternyata terlalu berat, gue pergi keluar bangsal dan menuju rumah utama— rumah terkutuk

🌱🌱🌱🌱🌱

BRAKK

Gue ngebanting pintu utama dan berteriak memanggil lelaki paruh baya yang entah ada dimana sekarang

"PAPAH!! PAPAH!!" gue teriak diruang tengah, tempat papa melakukan hal keji terhadap mama

"Ga usah teriak teriak papa ga budek" gue berhenti teriak ngeliat papa ditaangga berjalan turun dengan di ikuti seorang wanita, emosi gue mulai tinggi

"Dia siapa?" gue berusaha menahan emosi yang jelas sekarang sedang memanas dihati dan pikiran gue, papa diam yang sekarang udah ada dihadapan gue. gue ketawa remeh

"Dia selingkuhan papa?" gue ngelipet kedua tangan gue didada

"bener kan? papa diem aku anggap benar dan untuk elo, elo itu cuman P.E.L.A.C.U.R" gue menekan setiap huruf diakhir kalimat itu tanpa gue duga

PLAK

gue megang pipi gue, pipi gue panas begitu juga mata gue. Ga gue gabisa nangis disini, gue jalan kearah lemari dimana wine dan minuman alkohol dipajang gue ambil dan dengan cepat gue melempar botol kaca itu kearah papa dan wanita jalang itu

darah mulai bercucuran dari mereka, ralat bukan mereka tapi hanya papa. papa ngelindungin wanita jalang itu, punggung papa mengeluarkan darah segar hanya punggung gue ga segila itu untuk melempar kearah kepala

gue mengatur nafas setelah melempar beberapa botol kearahnya, papa tumbang wanita jalang itu seakan menangis sendu dihadapan papa yang terduduk menahan sakit, semua maid melihat kejadian itu

"PANGGIL AMBULAN CEPAT!" Jalang itu meminta maid memanggilkan ambulan

"Jangan ada yang memanggilkan ambulan untuknya" nada gue terdengar rendah namun dingin

"KAU GILA!" wanita itu meneriaki gue dengan air mata palsunya, gue jalan mendekat ke arah wanita dan papah itu berada gue jongkok didepan wanita itu, lalu mendekatkan mulutku ke arah telinga wanita itu dan berbisik

"Kalau kau tidak mengacaukan keluarga ku, kau tidak akan melihat ini semua. pergi atau kau bisa melihat yang lebih dari ini JALANG"

gue tertawa remeh lalu berdiri dan menatap papa yang terduduk lemas dengan luka dipunggung nya

"Papa sungguh brengsek" Papa yang tadi tertunduk menahan sakit seketika mendongak menatap ku

"Papa tidak sangka kamu akan melakukan ini terhadap papa" lelaki itu kembali menunduk

"ck, aku hanya ingin merasakan apa yang mama rasakan. bahkan itu tidak seberapa"

gue mengode salah satu maid untuk memanggilkan ambulan, dia mengangguk dan gue kembali fokus kepada kedua orang didepan gue ini

"Sebaiknya papa berhenti, jika tidak— kita lihat sampai mana papa bertahan bersama jalang itu"

gue jalan keluar rumah pintu utama, dan segera tancap gas ke apartemen karena sudah larut malam

Rasa ingin menangis sudah tidak ada, benar benar tidak ada tenaga untuk sekedar menangis, gue meninggikan kecepatan mobil gue

Another side

"Kok perasaan gue ga enak ya?" —lee jeno lelaki itu merasa gelisah dengan perasaan nya








Tbc

Hope u like i —nono🐶

 Heureuse - Lee jeno✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang