7. Akward 🍂

272 21 7
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

🍂🍂🍂

Airys kembali ke apartemennya setelah puas bertemu dengan sang Papa. Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam apartemen.

"Lho, Ra! Tumben udah pulang?" tanya Airys pada adiknya.

"Tugasnya nggak banyak kok," jawab Aira sambil tersenyum. Begitupun Airys mengangguk mengiyakan jawaban Adiknya. Aira, gadis cantik itu tengah membersihkan dapur yang berantakan dan menyiapkan bahan-bahan untuk memasak makan malam mereka. Goodgirl!

Airys memperhatikan tiap aktivitas yang dilakukan Aira. Mencuci piring, menata piring di rak, memotong sayur-sayuran, memasak, sampai menghidangkannya di meja.

Airys hanya memperhatikan semua itu, tanpa ada keinginan untuk membantu. Biasanya Airys lebih memilih menyapu dan mengepel lantai, ketimbang menangani urusan dapur yang menurutnya, it so hard!

"Kak, mandi dulu aja," suruh Aira memecah keheningan.

"Wait, aku mau nyapu sama ngepel dulu. Kamu mandi duluan aja gih. Kamu udah beresan, kan?" tanya Airys  panjang lebar sambil bertingkah aneh, yang membuat Aira mengernyit.

"Ya ... udah kok. Kakak kenapa, sih? Kayak mikirin sesuatu." Aira menelisik mimik aneh Kakaknya. Ia tahu betul kalau Kakak satu-satunya itu sedang memikirkan sesuatu.

"Ra!"

"Iya?"

"Enak nggak sih sekolah di luar?" tanya Airys, matanya menatap lekat Aira.

Aira tersenyum mendengar pertanyaan Kakaknya. Lalu menjawab, "Sure, di sana enak banget kok. Kita bisa makan ke kantin bareng sama temen-temen kita. Ngerjain tugas bareng. Seru-seruan bareng. Pokoknya enak, Kak Irys mau sekolah di luar? Terus Papa bolehin Kak Irys berhenti homeschooling?"

"Aku nggak tau, Ra. Tapi tujuan aku pindah ke apartemen 'kan karena mau sekolah di luar. Papa juga udah bilang kok," tutur Airys sambil tersenyum hangat.

Sejak kecil, Airys memang tidak pernah merasakan sekolah di luar. Sekolah biasa. Ia selalu belajar di rumah, dengan guru sewaan terbaik dari Papanya. Airys tak tahu pasti apa maksud sang Papa. Tapi ia yakin semua itu untuk kebaikannya.

"Yaudah sono gih mandi! Aku bersih-bersih dulu. Ok?"

"Ok."

Airys segera mengambil sapu, lalu menyapu tiap sudut ruangan di apartemennya. Airys sejenak berpikir. 'Gue bisa 'kan ya, jadi apa yang Papa mau? Tapi gue ... juga sekali-kali pengen bebas. Gue pengen merubah takdir. Merubah semua, yang dulunya cuma khayalan, yang sekarang coba gue wujudin. Gue yakin gue bisa,' ucapnya dalam hati sambil tersenyum.

Keinginan Airys untuk sekolah di luar adalah impian yang sangat ia inginkan sejak kecil. Merasakan indahnya waktu-waktu sekolah. Seperti lagu favoritnya, Masa SMA. Ia mengawang, betapa indahnya masa SMA, seperti yang di gambarkan pada lagu favoritnya itu.

Sesekali Airys tersenyum sendiri. Aira yang selesai mandi pun mengernyit bingung melihat tingkah aneh Kakaknya.

"Kak Irys!"

"Hah? I ... iya kenapa?" jawab Airys gelagapan. Ia tersentak kaget dengan panggilan Aira.

"Kak Irys kenapa, sih? Aneh, senyum-senyum sendiri. Atau jangan-jangan ... ciee." Aira menggoda Kakaknya dengan menyenggol lengan Airys beberapa kali. Hingga membuat Airys kesal.

"Jangan ngada-ngada deh. Nggak perlu ngurusin percintaan sekarang, Ra. Sekolah aja yang bener," tutur Airys. Ia berlalu, beralih mengambil kain pel.

RayhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang