.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan komen ya agar saya punya semangat buat lanjutin cerita ini. :)Bagian ini yang bertulisan miring seperti ini " suara gebrakan meja terdengar" berarti masih flashback.
.
.
.
.
.
.Brakkkk
Suara gebrakan meja terdengar jelas di telinga Yeri. Untung ia tidak menjerit, bisa ketahuan nanti.
"Yoo mau sampai kapan kita bakal simpan masalah ini dari mereka. Lama-lama mereka juga bakal tahu." Sentak pria didalam sana.
Yeri kenal betul suara pria itu. Suara Jaemin. Pria yang ia sukai sejak awal masuk sekolah ini.
Dan sosok wanita itu adalah Yoo Jung yang tadi ia cari. MEREKA BERDUA DISINI. Berbicara dan bertemu secara diam-diam.
"Sejak awal kamu tahu, aku nggak mungkin bilang ini ke mereka. Aku takut." Setetes air mata jatuh mengalir di pipi Yoo Jung. Dengan sigap Jaemin mengusap pipi Yoo Jung dan memeluknya dengan erat.
Yeri menutup mulutnya tidak percaya melihat hal itu. Mereka berpelukan. Ia mendengar setiap kalimat yang Jaemin ucapkan. Tanpa sadar setetes air mata mengalir dipipinya. Dengan cepat ia menghapusnya.
"Oke aku bakal tunggu kamu untuk bilang yang sebenarnya. Nggak enak kita gini terus ke mereka." Jaemin mengelus rambut Yoo Jung untuk menenangkannya. Hatinya juga sakit melihat gadis dipeluknya menangis.
Bilang apa? Apa yang mereka sembunyikan? Sialan batin Yeri.
Tanpa sadar gadis itu meremas bungkusan roti yang ada ditangannya. Ia pun pergi dari tempat itu.
Selama berjalan di koridor Yeri hanya melamun. Sampai-sampai.........
Duk
"Aww" ringis Yeri.
Sial dahinya membentur badan orang yang ada didepannya. Rasa perih mulai menjalar di dahinya.
"Yak, apa kau berjalan nggak pake mata? Dasar." Ia mengelus-elus dahi mulusnya itu, lalu mendongakkan kepalanya untuk melihat tersangka.
"Kau!!" Kedua mata itu membelalak terkejut.
"Maaf yer, aku bener bener nggak sengaja. Soalnya kamu pendek sih jadi ya ng____" Ucap laki-laki tinggi didepannya itu.
"Cukup!!" Hilang sudah kesabarannya menghadap laki-laki sejenis Yohan. Cukup dua orang tadi yang membuatnya kesal dan marah. Jangan nambah makhluk satu ini.
"Han kalo jalan tu jalannya dilihatin bukan cewek-cewek cantik aja yang dilihat. Untung cuma aku yang kena dan mulutmu itu bisa disaring nggak kalo ngomong tuh." Yeri bersungut marah sambil menunjuk bibir Yohan sebal.
Yohan melongo mendengar penuturan panjang Yeri.Niat awal cuma mau ngerjain Yeri eh malah kena semprot. Nasib nasib. Sebuah benda yang dipegang Yeri menarik atensi Yohan.
"Apatuh Yer, makanan ya. Mau dong." Mendengar hal itu Yeri melihat benda di tangannya. Ia baru menyadari jika sedari tadi masih memegangnya. Ketika tangan Yohan terjulur untuk meraih bungkusan itu, dengan cepat Yeri menepisnya.
"Bukan"
Yeri segera membuang benda itu di tempat sampah. Lalu pergi meninggalkan Yohan yang diliputi rasa bingung.
Ia melihat ke tempat sampah dimana bungkusan roti melon yang sudah rusak seperti diremas dan susu teronggok tidak elit.
"Sayangkan makanannya dibuang, tadinya buat aku saja." Gumam Yohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES
Teen FictionHal di masa lalu tidak dapat di ulang lagi . . . . . Memories × Kim Yoo Jung