Kita duduk di tepi balkon melihat kawanan burung-burung terbang, rasanya sedang mencari tempat pulang atau sekedar singgah. Duduk termenung dengan pikiran masing-masing dibawah senja yang akan tenggelam. Sama seperti senja, kita akan datang dan pergi sesuai waktunya dan tempatnya.
Kau memulai obrolan kecil dengan canda tawa khas bibirmu. Aku suka itu, senyumanmu serta canda tawa itu seakan membiusku. Terpana setiap apa yang kau lakukan, memang konyol. Tiba-tiba kau berbicara soal cinta. Katamu "Siapapun boleh mencintai dan dicintai, namun harus tau waktu dan tempat. Jangan asal mencinta namun ujungnya merana".
Konsep mencinta itu satu, aku dan kamu harus saling memiliki rasa cinta, itu aja simple kan. Berarti kalau kau yang mencintaiku dan aku tidak, itu artinya lepaskanlah cintamu untukku. Carilah tempatmu untuk berteduh dan pulang. Aku tau semua itu sulit jika kau terlanjur mencintaiku namun sekuat tenaga kau harus bisa, aku tau kau bukan selemah itu hanya perkara rasa. Perihal rasa ini semoga kau paham, bahwa tidak semua rasa harus terbalaskan kadang memang ada yang mulus dan tidak.
Aku yakin suatu saat nanti kau menemukan tempatmu pulang, senja menjadi saksi kita berpisah saat ini. Jangan menangis karena aku tak bisa lagi mengusap tangismu.
Aku pamit ya, seraya bangkit dan pergi. Saat itu pula senja pun menghilang seakan mendukunh perpisahan ini.Aduh aduh, bagaimana part 1 nya huhu. Sorry bgt masih absurd, aku kan berusaha lagi kok hehe. Masih nyoba-nyoba nulis ini mengisi kegabutan.
Semoga kalian suka🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
CCD (Ceritaku, Ceritamu dan Dia)
Short StoryKata-kata adalah sebuah alunan bagi siapa saja yang sedang mendamba seseorang namun tak bisa menyampaikan hanya berhalusinasi dan menyimpan rasa itu, entah sampai kapan. Semoga yang membaca ini tersampaikan rasanya melalui sebuah kata. Selamat memba...