DERASNYA HUJAN

12 0 0
                                    

Aku terdiam sendiri memandangimu dari kantin sekolahku, awalnya memang iseng karena melihatmu sendiri di balkon sekolah. Aku pandangi engkau terus tak sengaja kau juga melirik ke arahku, aku salting dan mengalihkan pandangan ke segala arah.
Keesokan harinya, aku melihatmu di dekat gerbang sedang menunggu ayahmu mungkin. Aku melihatmu keterusan seakan tidak ada objek lain disana. Lama kelamaan, jika kufikir aku mulai menyukaimu. Ya, ketika awal melihatmu itu, aku terpesona ketika kau tersenyum. Senyuman itu beberapa hari membuatku memikirkanmu, hmm.
Sekarang melihatmu adalah hobiku, ya walau begitu aku berharap bisa mengenalmu.
Setiap hari, kau tak luput dari pandanganku. Kadang aku juga kepergok olehmu, namun seakan kau abaikan. Ketika itu, aku mencoba untuk menyapamu ketika kau di gerbang saat pulang sekolah. Kau pun seakan terkejut ketika aku yang notabennya adalah orang asing tiba-tiba menyapamu, tapi sapaan itu tidak kau balas. Kau cuek, ah rasanya semakin menggemaskan di mataku.
Sapaan ku tak kau balas tak apa, aku sangat senang bisa menyapamu. Semoga kau mengenali wajahku ketika kusapa besok.
Ah, semangat sekali rasanya berangkat ke sekolah pagi hari ini. Ketika aku memasuki gerbang sekolah tak sengaja berpapasan denganmu, yaampun aku sangat senang bisa bertemu denganmu sepagi ini. Aku tidak menyapamu hanya melihatmu yang berjalan melalui ku. Sedih memang tapi apa boleh buat memang aku dan dia tidak saling mengenal, apalagi aku yang notabennya perempuan yang jarang keluar kelas hehe.
Ya, aku berniat untuk menyapanya ketika pulang nanti. Ketika bel pulang berbunyi aku bergegas pulang karena hujan sudah turun tiba-tiba seakan tidak mendukungku untuk menyapamu lagi. Ketika aku turun dari kelas, tak sengaja melihatmu dengan seorang perempuan didekatmu. Kau memberikan jas hujan untuknya sambil tersenyum hangat. Aku cemburu, seharusnya aku saja yang melihat senyum itu, ya aku egois untuk sekarang. Aku masih menatapmu dari tangga sekolah, kau masih berbincang dengannya sambil tertawa. Rasanya melihat tawamu saja sudah membuat hati ini sejuk di bawah hujan yang deras ini.
Ya, aku  bahagia ketika kau tertawa seperti itu walau bukan aku alasan tawamu itu. Aku melewatimu dengan perasaan yang tak tentu. Ternyata salah memang jika kita menyukai seseorang tanpa bertanya dulu "apakah dia sudah memiliki kekasih?"
Derasnya hujan ini, seakan pertanda jika kita harus berakhir disini saja. Oh iya, bukan kita tapi aku saja yang harus melupakanmu.



Hai teman-teman, gimana kabarnya? Semoga selalu sehat yaa.
Stay safe juga buat kalian semuaaa.
Oh iya, biar tambah semangat up ceritanya kalian jangan lupa bantu vote cerita ini yaa hehe. Komen juga gapapa, biar aku bisa perbaiki yang salah atau biar aku seneng wkwk
Terimakasih yang sudah membaca🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CCD (Ceritaku, Ceritamu dan Dia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang