Bagian 3

57 20 13
                                    

              "Gue ingin selalu seperti ini bersama lo gas sampai kapan pun, bahkan sampai akhir usia gue."
~Althea Retno Ayu

Puluhan orang yang masih menggunakan seragam sekolah kebanggaan SMA-nya masing-masing, tengah berdiri berjajar dengan rapi menghadap arah lawan yang sedang tersenyum smirk ke hadapannya. Termasuk cowo yang berada dihadapan thea bernama Sean Anggara putra seorang kapten basket sekaligus badboy SMA Galaxy dengan perawakan yang tinggi, berotot besar, serta wajah yang memesona sungguh tampan bak pangeran kerajaan.

Sean yang menatap lekat-lekat mata bulat dan wajah mulus gadis dihadapannya itu disertai desiran darah hebat mengalir ditubuhnya.

Tanpa aba-aba mereka semua berlarian secara berlawanan mengangkat bendera sekolahnya masing-masing, keadaan ricuh riuh suara teriakan dimana-mana dan terjadilah pertarungan yang kasar.


Bugh..bugh

Gadis itu dengan lincahnya meninju rahang kokoh lawannya dengan kasar sehingga menimbulkan darah segar dari sudut bibirnya lalu cowo itu memegang kedua tangan thea dengan erat namun Thea tak diam dia mengeluarkan jurusnya tapi tiba-tiba ada suara yang tak asing lagi ditelinganya membuat jantungnya berdegup kencang.

"Jangan sentuh dia!" teriakan cowo itu dengan kemarahan yang memuncak.

"B-bb-bas..." ucap thea terbata-bata.

"Lepaskan!gue bilang lepaskan bangsat!" mengambil tangan thea dari tangan sean yang kasar.

 "Ayo." Baskara menarik tangan thea dan meninggalkan tempat itu.

"Sorry..." lirihnya pelan.

"Udah berapa kali sih gue ingetin lo jangan  ngikut tawuran lagi?" tanya baskara dengan emosi.

"Bahkan ribuan kali thea." lanjutnya dengan lemah.

"Rembulan yang bilang gue--" pertanyaan thea langsung dipotong.

"Bukan, tapi diri lo sendiri jangan pernah salahkan orang lain." tegasnya membuatnya seperti gadis bodoh.

  "Ayo pulang!" ajak baskara.

  "Pihak sekolah mau kesini."

  "Engga gue ga mau pulang bas."

  "Lo nanti kena skors lo ga kasian ngeliat bokap lo bulak-balik sekolah tiap Minggu?"  pertanyaan baskara begitu menohok hatinya.

  "Engga gue ga kasian, lo pulang aja sendiri gue udah terbiasa kena skors juga." jawab thea dingin.

  "Lo tuh kenapa sih?" tanya baskara frustasi.

  "Lo yang kenapa hah?kenapa lo bikin rembulan khawatir saat lo ga balik kelas?" tanya balik thea membuat baskara bungkam.

  "Ternyata cewe lo segitu pentingnya yah bas." tertawa hambar.

  "Kita pulang!" dengan penuh penekanan.

  "Ga bisa gue harus bantu mereka." Thea tersenyum sambil melepaskan genggaman tangan lembut baskara.

About AltheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang