솜비

34 17 27
                                    

"Ayo kita lari ke kamar mandi," ucap Thania tegas sambil mengangkat kepalanya, menatap Jeje yakin.

"Hei! Bagaimana dengan kakimu?! Lihat, ini! Biru di sini, yang ini berdarah, bahkan kaos kakimu sudah robek! Jangan main-main!" teriak Jeje dia sangat khawatir sekarang.

Thania yang kaget otomatis membelakan matanya, pertama kali baginya melihat Jeje marah seperti ini.

"Ah, maaf kamu pasti kaget," Ucap Jeje sambil menggenggam tangan. "Gendong ya?" Lanjut Jeje lagi.

Jeje selalu kalah dengan aegyo Thania. Alhasil mereka akan berjalan sendiri-sendiri nanti. Sebelum meninggalkan tempat itu, Jeje menahan tangan Thania.

"Than, kayaknya Zombie itu enggak bisa lihat kita dengan jelas. Matanya kayak tertutup selaput putih. Mereka tahu lokasi kita dari indra penciuman dan pendengaran. Aku pernah baca, mereka enggak bisa lihat apa-apa kalau gelap karena matanya enggak berfungsi dengan baik," Jelas Jeje panjang lebar.

"Terus kita jalan pelan-pelan ke kamar mandi, jangan bikin suara. Kita cuci lukamu dulu, sekalian ngobatin. Habis itu kita cari Errin sama Tom," Ucap Jeje sambil mengambil botol berisi cuka lalu menuangkan ke badannya.

"Eh! Ka- kalo bahaya gimana?" Tanya Thania panik.

Jeje tersenyum. "Ini isinya cuka, nggak bahaya buat manusia kok! Cuma ada efek bau aja, tenang aja, ini nggak nyengat banget kok. Buat ngecohin mereka aja," Ucap Jeje sambil mengusap puncak kepala Thania. "Pake nih!"

"Ghrraaaaaa," Para zombie berjalan tak beraturan. Tak mengejar. Tak mengendus bau. Hanya berjalan tanpa arah. Seolah tak ada manusia yang melewati mereka. Jeje benar. Bau tubuh mereka bukan seperti manusia lagi. Walau sedikit menjijikkan, setidaknya berhasil untuk melewati zombie dengan tenang.

Tak jarang Jeje menengok ke belakang untuk memastikan Thania baik-baik saja. Khawatir 'temannya' itu tersandung lagi.

Tiba-tiba Thania mengetuk punggung Jeje. Jeje menengok ke belakang dan mengangkat alisnya. "Ada apa?" Kira-kira begitu ekspresi Jeje.

Jari telunjuk Thania mengarah pada suatu belokkan di sebelah kiri mereka. "Kamar mandi," Gerak mulut Thania.
Melihat ada empat zombie ada di sekitar jalan menuju kamar mandi, Jeje dengan sigap menggandeng Thania. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Udah, kamu duduk di situ. Biar aku cuci dulu kakinya," Ucap Jeje setelah membersihkan tutup closet agar bisa diduduki Thania.

Thania duduk perlahan di atas tutup closet. Memejamkan mata sambil menutup mulutnya. Berusaha mengontrol agar tidak berteriak ketika kakinya sakit saat dibersihkan.

"Nggak papa, releks aja," ucap Jeje menenangkan Thania. Hati Thania berdegup kencang. Bukan karena takut lagi, tapi karena Jeje.

"Assh," lenguh Thania. Kakinya terkilir dan ada beberapa luka yang merobek kaus kakinya.

"Udah merem aja. Nggak usah dirasain, oke?" Ucap Jeje yang masih berkutat dengan luka Thania.

"Kemarin ada idol Korea main di TV. Kamu nonton?" Tanya Jeje sambil menengadah menatap Thania. Thania hanya mengangguk dengan mata yang tertutup.

"Kemarin waktu aku main bola malah diganti sama adikku. Akhirnya nonton bentar deh," Ucap Jeje yang sebenarnya sedang mengalihkan perhatian.

Thania tertawa kecil lalu membuka matanya. "Terus gimana? Kamu nggak jadi nonton bola?" Tanya Thania.

"Jadi kok. Cuma kelewatan beberapa menit. Lagu yang ditunggu adikku itu yang kamu nyanyiin tadi," Ucap Jeje sambil tersenyum lalu kembali membersihkan luka Thania.

Omlysting Playground [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang