Go!

48 19 57
                                    

“Aku suka sama kamu. Kamu yang lugu, yang selalu ceria, yang bawel, yang nggemesin. Aku suka. Semenjak kenal, aku udah nyaman sama kamu. Kamu, gimana?” Ucap Jeje panjang lebar.

Thania membelakan mata. Tak diduga sekarang adalah waktunya. Wajah Thania memerah, tangannya bergetar, bibirnya kaku, tak sanggup mengucapkan sepatah kata pun. Entah apa yang ada di pikiran Thania. Dia hanya memeluk Jeje lalu mengangguk tanpa menatap wajah Jeje.

Walau kaget, akhirnya Jeje pun membalas pelukan Thania. “Sekarang tidur ya, udah malam,” Ucap Jeje sambil membawa Thania ke dalam dekapannya.

🧠🧠🧠

Early Morning

Thania terbangun di pelukan Jeje. Menatap lelakinya yang masih menutup matanya. “Je,..” Ucap Thania sambil mengusap pelan kepala Jeje.

“Bangun Je,” Kali ini Thania mencubit pelan pipi Jeje. “Jeee,” Rengek Thania sambil menggoyang-goyangkan badan Jeje.

“Tau ah, cape,” ucap Thania putus asa. Lalu kembali bersandar pada dada bidang Jeje.

“Uhh, Errin sama Tom sekarang dimana ya? Apa mereka aman? Sudah makan atau belum? Kalian tidur dimana? Errin, Tom, kalian dimana?” Ucap Thania pelan. Sungguh khawatir. Zombie yang selama ini hanya cerita fiksi sekarang berkeliaran di luar sana. Sedangkan kedua sahabatnya hilang entah ke mana.

“Errin, Tom,..,” Ucap Thania dengan air mata menyusul. “Than? Kenapa?” Tanya Jeje yang terbangun karena isakkan pelan Thania. Thania buru-buru menghapus air matanya yang menggenang di area matanya.

“Hey, kamu kenapa?” Tanya Jeje lagi, kali ini sambil memegang pipi Thania.

Air mata Thania tumpah ketika matanya tak sanggup lagi menampung. Thania menunduk malu. Isakkan kembali terdengar. Dengan sigap Jeje menarik Thania ke dalam pelukannya.

“Shh, nggak papa. Kita cari sama-sama ya,” Ucap Jeje seolah bisa membaca pikiran Thania.

Akhirnya mereka berdua segera bergegas untuk mencuci badan mereka di kamar mandi sebelah.

Author: 🌚🌚🌚
Jj-Th: HEHH! NGGAK BEGITU! KAN GANTIAN KITAA!!

“Kaki kamu gimana?” tanya Jeje begitu Thania selesai mandi.

“Bengkak dikit. Tapi lukanya udah enggak papa kok,” balas Thania. “Sini, aku ganti perbannya,”

“Je,..”

Jeje menengadah ke wajah Thania yang sedang duduk di tutupan kloset sambil mengangkat alisnya.

“Mereka sekarang dimana ya?” Lanjut Thania dengan tatapan kosong.

“Kita coba cari lagi, ya?” Ucap Jeje yang dibalas anggukan miris dari Thania.

“Merem dulu,” perintah Jeje sebelum menyemprotkan cuka yang semalam dipindahkan ke botol parfum milik Thania.

Thania berhenti didepan wahana bianglala yang cukup tua, tak jauh dari kamar mandi. Jeje yang menyadari hal itu kembali menghampiri Thania.

“Je, aku sebenarnya udah enggak sabar main bareng kalian. Aku ngebet banget naik biang lala. Tapi malah kayak gini,” ucap Thania pelan.

“Setelah keluar dari sini, aku janji bakal ajak kamu naik biang lala. Jadi, sabar sebentar ya. Berjuang dulu agar bisa keluar dari tempat ini,” ucap Jeje dengan senyum tipisnya.

Perhatian Thania teralihkan oleh para zombie yang berjalan tanpa tujuan. Padahal terang-terangan mereka jalan diantara mereka. Tapi para zombie itu hanya diam, tak menganggap keberadaan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Omlysting Playground [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang