1

179 6 0
                                    

Haiii guyss, cerita kali ini singkat kok, ini adegan 21++ yaa, bagi yang masih dibawah umur harap menjauh. Jangan report ya guys karna aku udah kasih tau kalau ini ada adegan dewasanya. See u untuk kelanjutan cerita Devan dan Anna.

Jangan lupa vote dan komennya. Lop u all

*****************************************
Devan menarik dagu Anna, menyatukan bibirnya. Ciuman Devan lambat tidak terburu-buru. Membelai Anna dengan sapuan nikmat yang membuat bergetar dari ujung kaki sampai ujung kepala. Devan mengusap pipinya sembari memperdalam ciumannya. Devan menghisap bibir bawahnya menggigit, menarik kemudian mengulumnya. Rasa manis bibir Anna membuatnya menggila.

Devan melakukannya karena dia sangat bergairah kepada Anna, dia amat sangat bergairah, dan Anna tidak dalam kondisi untuk menolak gairahnya. 

Celananya mengetat membuatnya sesak. Devan semakin menekan Anna, tubuh Devan sudah menindih Anna, dan perempuan itu menggodanya dengan pinggulnya yang menggeliat dan mengundang. Devan menyangga tubuhnya dengan siku, menjaga agar dadanya yang keras tidak menindih tubuh Anna yang lembut. Devan melepas bibirnya dari bibir Anna. Membiar Anna meraup udara sebanyak banyaknya lalu Ia kembali menunduk dan mencicipi bibir Anna yang begitu menggoda dan menggairahkan, bibir itu begitu manis dan menggoda.

Payudara bulat sempurna dan kenyal dengan puting pink kecoklatan mencuat mengeras, membuat Devan menelan air liurnya melihat keindahan tubuh Anna. Pinggulnya yang kecil dan tempat-tempat yang berisi sesuai kodratnya menambah keindahan Anna. Miliknya!!

Anna mendesah halus dengan tangan yang sibuk meremas dan mengusap rambul Devan yang kini terbenam dalam hisapan di payudaranya. Sampai hisapan itu terdengar bunyian berdecap nyaring saat melepas putingnya yang meninggalkan air liur dan bekas kemerahan.

Bibir Devan menjelajah tiap jengkal tubuh Anna. Devan mengelus lipatan tembem menutupi inti Anna yang beharga. Jari tengah Devan menusuk masuk kedalam mengelus halus klitoris sebesar biji kacang tanah.

"Ouhh, Mas...Astaga" Anna menutup mata dan mulut. Kakinya bergetar seiring dengan jilatan lidah panas Devan dimiliknya. Devan kembali menciumi leher Anna dengan meninggalkan bekas-bekas kemerahan.

“Tenang sayang, aku mungkin akan menyakitimu,” Devan menahan pinggul Anna dengan tangannya, karena pinggul itu bergerak-gerak mendesaknya dengan mengundang. Anna terbakar atas hasratnya, belaian Devan keterlaluan. Seharusnya Anna menolaknya, tapi dia tidak bisa. Devan terlalu mempesonanya “Tapi aku berjanji, setelah rasa sakit itu, kau akan merasakan kenikmatan”

Detik itu juga Devan mendesakkan dirinya ke dalam tubuh Anna. Hati-Hati. Devan menggertakkan giginya, mencoba menahan gairahnya yang begitu kuat, mencoba meredakan dorongan untuk menerjang dan menenggelamkan tubuhnya dalam-dalam ke dasar balutan sutera panas milik Anna.
Devan segera mengambil posisi untuk penyatuan mereka dengan membuka lebar kedua pahanya. Didepan bibir tembem itu sudah bersiap masuk benda tumpul berukuran besar.

Hati-hati, perempuan ini masih perawan. mencoba mengingatkan dirinya lagi. Ia mengetahuinya saat membilah bilah lipatan kewanitaan Anna dengan dua jari terlihat lubang kecil bewarna merah. Penghalang itu ada, seolah mencoba menahan Devan memasukinya, dan Devan  mendesak maju, mengklaim apa yang menjadi miliknya.

Anna adalah miliknya!

Devan menggesek-gesekkan kejantannannya di lipatan kemaluan milik Anna. Memperkenalkan miliknya kepada pemiliknya bahwa Anna adalah miliknya. Dengan tekanan besar, perlahan-lahan milik Devan menembus kemaluan Anna.

“Sakit!!,”

Anna menjerit, berusaha mendorong tubuh Devan. Tubuhnya berteriak antara kesakitan dan keinginan untuk dipenuhi gairahnya. Sebutir air mata menetes dari sudut matanya, sisa-sisa dari kesadarannya yang tertinggal.

Devan mendesakkan dirinya sedalam mungkin, akhirnya berhasil menembus penghalang itu, mengabaikan jeritan kesakitan Anna.

Devan menggeram bersamaan dsngan jeritan kesakitan Anna.
"Mas sudah masuk sayang, kamu sempit dan hangat Anna, shh"

Ketika akhirnya jeritan Anna mereda. Devan mengangkat kepalanya, dan mengecup lembut bibir Anna yang terbuka dan terengah-engah,

Dan Anna, sudah benar-benar kehilangan kesadarannya, tubuhnya menggeliat merasakan kenikmatan yang menggelenyar ketika rasa sakit itu akhirnya menghilang. Berganti dengan kenikmatan panas yang membagikan gelenyar menyiksa ke seluruh tubuhnya.

Devan merasakan gerakan pinggul Anna, merasakan denyutannya yang menggenggam panas tubuhnya, yang tertanam jauh di dalam tubuh Anna. Mendesak dengan berani, menarik Devan lebih dan lebih dekat lagi.

Devan menggertakkan gigi, menahan diri, dengan menggerakkan kejantanannya dengan tempo lambat menikmati milik Anna yang ketat membungkusnya.

Dan tidak butuh waktu lama ketika akhirnya perempuan itu mencapai pemenuhan kepuasannya, orgasme Anna

“Oh… oh … Astaga…,” Anna memejamkan mata ketika kenikmatan itu meledak dan membanjiri tubuhnya dengan rasa panas yang tak tertahankan.

Dan walaupun Devan bisa memperpanjang kenikmatannya sendiri, pemandangan akan orgasme Anna dan denyutan Anna yang meremas dirinya, jauh di dalam sana, membuatnya tidak bisa menahan diri lagi. Detik itu pula, Devan meledakkan gairahnya bergabung dengan Anna dalam gairah yang melemahkan.

"Mass Dev, ohh--mmhh" Anna mendesahkan nama Devan setiap guncangan yang diberikan Devan kepadanya. Menikmati tubuhnya. Anna melihat dengan jelas penyatuan dua alat kelamin itu. Kejantanan Devan yang menusuk-nusuk miliknya. Anna menggeleng-gelengkan kepalanya kesana kemari. Menurutnya ini luar biasa hingga ia kelojotan tak bisa mengimbangin Devan.

Devan menggeram dengan nikmat, Ia mempercepat tempo keluar masuk di milik Anna sembari menghisap dan menjilat leher Anna, membuat Anna mendongak dan mendesahkan namanya tiada henti. Devan semakin mempercepat temponya. Ia akan sampai, pelepasan itu akan sampai dan Devan mengerang dan menekan dalam dalan pinggang Anna lalu menyemburkan cairan kental itu sampai masuk kedalam dinding rahim Anna sembari menatap wajah Anna yang merah dengan napas yang memburu setelah pelepasan begitu dahsyat.

Devan membalikkan posisi Anna, sehingga kepala Anna berada di dadanya. Dengan napas yang masih memburu dan degub dadanya yang masih naik turun. Devan menyukai pelukan ini. Begitu intim dengan milik mereka yang masih menyatu. Devan mengecup Anna dengan sayang dan senyum bahagia. Akhirnya Ia memiliki Anna. Karna umur yang terlampau jauh, membuat dirinya harus menahan sedikit lagi untuk memiliki gadisnya. Sekarang, Anna adalah miliknya, tidak ada seorangpun yang dapat memilikinya. Devan tersenyum bahagia.

"Menikah denganku Anna, maka akan kuberikan seluruh hidupku untukmu" ucap devan dengan tegas dan lugas.

Just for MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang