Anna sudah tahu, kemanapun Ia akan pergi, pasti Ia akan kembali lagi ke sisi Devan. Laki-laki paling egois dan posesif yang pernach Ia temui. Bajingan, brengsek, tapi naasnya laki-laki yang Ia maki adalah laki-laki yang paling dicintainya.
Anna yang didalam pelukan devan, sudah bangun dari tadi. Cuman untuk bergerak saja rasanya Anna tak sanggup. Seluruh tubuh Anna luar biasa pegalnya. Ia bagai dililit ular yang sayangnya ular tersebut berwajah tampan dan rupawan. Bahkan Ia berani bertaruh, bahwa seluruh perempuan di dunia ini pasti akan sangat bahagia bisa dipeluk dan ditiduri oleh laki-laki brengsek ini. Sayangnya, Ia berharap bukan dirinya tapi kenyataannya, perempuan itu adalah dirnya. Anna ingin bergerak tapi tangan Mas Devan yang tersampir di perut hingga dadanya membuatnya susah untuk bergerak. Bagaimana Ia dapat pergi secepatnya dari sini jika bergerak saja tidak bisa. Membangunkan Devan ? mustahil. Bisa-bisa Ia akan dimakan hidup-hidup jika Ia membangunkan singa jantan ini.
Anna malu mengingat apa yang sudah mereka lakukan. Apalagi Anna mulai cemas kalau-kalau saat Devan bangun maka Ia tidak akan bisa pergi dari tangan lelaki ini, Ia akan dikurung dengan segala kekuasaan keluarga Tjandara. Mas Devan anak pewaris tunggal keluarga Tjandara sekaligus pemimpin perusahaan Tjandara yang paling berpengaruh dalam perekonomian Indonesia dan adikuasa yang tidak tanggung-tanggung. Siapapun yang bermain kepada Tjandara pasti akan mendapatkan pembalasan yang luar biasa sakitnya. Dan Anna tersadar bahwa dirinya tidak akan bisa lepas dari jeratan dan pesona Devan Tjandara. Apalah dirinya hanya seorang tamatan sekolah SMA Tjandara yang mahalnya seantero jagat raya serta beasiswa yang didapatkannya. Ia hanya beruntung mendapatkan hal tersebut dan menjadi kekasih dari laki-laki yang berada disampingnya.
Anna mulai sedikit bergerak dengan menggeser pinggulnya menjauh dari perut Devan. Perlahan sekali Anna berbalik dan mengangkat tangan Devan. Sayangnya, selembut dan sepelan apapun usaha Anna, Devan tetap saja terbangun. Saat Anna berbalik, lengan Devan melingkar di perutnya dan menarik tubuh Anna kembali menempel ke tubuh depannya.
Devan mengecup pundak dan leher Anna. "Mau Kemana?" bisik Devan dengan suara serak khas bangun tidurnya yang sangat seksi menurut Anna.
Anna keluh seketika saat merasakan milik Devan yang hangat menydok bokongnya. seketika gairah Anna naik hingga ke kepala padahal hasil perbuatan Devan tadi masih meninggalkan rasa sakit di selangkangan Anna.
"Jangan pergi dariku, jangan pergi tanpa izinku," bisik Devan yang kini menjilat pundak Anna sambil menggosok miliknya di belahan bokong Anna. "karena kemanapun kamu pergi sayang, kamu akan kembali kepadaku, ingat you are mine Anna"
Anna terpaku, dan tersadar bahwa Mas Devan sudah memilikinya. Dirinya yang miskin dan hanya tamat SMA ditambah lagi dirinya yang sudah tidak suci lagi, apakah ada perusahaan yang mau menerimanya ? apakah ada laki-laki yang dengan tulus menerima dirinya?
Anna mengerang dan meremas lengan Devan yang sedang membelit perutnya dan menutupi kewanitaanya dengan jarinya. Apalagi tangan tersebut sudah menjalar. Devan menyelipkan tangan kirinya dibawah tubuh Anna untuk bisa meremas payudara Anna dari sisi satu lagi. Sedangkan jemari tangan kanan Devan mulai menyibak kewanitaan Anna dan memasukkan satu jari tengahnya untuk memancing nafsu dan erangan Anna. Devan tersenyum kecil, Ia mendapatkan keduanya, Anna mengerang dan menggoyangkan bokongnya menggesek penis Devan.
Devan memutar kepala Anna ke arahnya dan lansung melumat bibir Anna tanpa ampun. kini setelah Ia menemukan Anna kembali, Devan tak akan mau membuang waktunya lagi dan membiarkan Anna lepas darinya. Devan melepas bibir mereka, berguling dan mengurung Anna dengan lengannya. Melihat bagaimana mata Anna sangat berkabut dan hal ini juga satu hal yang membuat Devan menginginkan Anna, melihat gairah yang hanya bisa dibangkitakan olehnya.
Devan menunduk dan mulai memberi cumbuan kasar pada kedua payudara Anna, menandai Anna sebagai miliknya lagi, membuat kulit Anna dipenuhi noda. Anna terkesiap, menjerit ataupun mendesah karna rasa sakit dan nikmat yang bercampur akibat gigitan dan hisapan Devan di kedua payudaranya. Semalam Devan begitu lembut melakukannya namun sekarang Anna merasakan hal lain, Devan agak kasar dan ohhh ini merupakan pengalaman luar biasa intimnya melihat mulut Devan yang seperti memamakan kedua payudaranya dan menghisap puting susunya seperti bayi yang menyedot susu dari payudaranya.
Anna menekan kepala Devan dengan inisiatifnya makin kedalam dadanya, sementara pinggul Anna bergerak gelisah saat penis Devan selalu bergerak untuk menggesek dan menekan kewaitaanya.
Puas melihat bagaimana banyaknya noda pada kulit tubuh Anna akibat perbuatannya. Devan bergerak turun dan membuka lebar paha Anna. Anna lansung memejamkan matanya, malu dan penasaran saat Devan meletakkan wajahnya di depan kewanitaan Anna yang sudah sangat basah dan berkilat dengan aroma khas yang lansung membuat Devan haus. Sungguh Devan sangat menikmati dan menginginkan Anna. Devan sangat mencintai Anna, sayang kesalahpahaman membuat mereka menjadi sedikit renggang. Devan berjanji di dalam hati akan membalas setiap rasa sakit Anna kepada Sonia. Dia akan membuat perempuan laknat itu menderita karena berani mengusiknya.
Devan mulai menempelkan lidahnya dan menjilat cairan yang menutupi permukaan kewanitaan Anna. Anna seketika terlonjak dan merintih. Bukannya berhenti Devan justru mencumbu milik Anna sama kasar dan laparnya seperti saat Ia mencumbu bagian tubuh Anna yang lain. Gigi, bibir, dan lidah Devan membuat Anna tersiksa oleh rasa sakit dan nikmat.
Devan memberi Anna orgasme pertamanya untuk sesi bercinta mereka sekarang. Tak mau menyia nyiakan cairan milik Annna yang sekarang meluber dengan banyaknya, lidah Devan dengan sigap menampung dan menjilat habis dengan rakus.
Anna lemas seketika akibat permainan Devan, Ia terpejam dan bernafas berat dan pendek. Tak memberi jeda kepada Anna, Devan dengan cepat menyatukan tubuh mereka dengan sekali hentakan. Anna yang belum siap, terkesiap dengan lansung menjerit dan menekan kepalanya ke ranjang dengan tangan yang meremas dan menarik apa saja yang dapat Ia gapai. sedangkan Devan merasakan kenikmatan yang luar biasa, milik Anna mencengkram miliknya hingga terasa mau patah, sakit tapi kenikmatannya juga berkali kali. Walaupun milik Anna sudah digempur habis olehnya semalam, tapi masih sama ketat seperti baru Ia perawani.
Devan masuk sepenuhnya keda;am tubuh Anna, hingga selangkangan mereka menempel rapat. Anna berusahan menarik dirinya, tapi Devan menahan dan mencengkram pinggul Anna. Tak membiarkan Anna mengambil keputusan apapun saat mereka bercinta.
Devan bergerak dengan tempo lambat kemudian menjadi cepat dan sangat cepat dan bertenanga. Anna menjerit dan Devan menggeram. Suara benturan daging mereka beradu sangat kuat. Jika saja kamar ini tidak memilik sistem dan kedap suara, Anna sangat yakin jeritan dan geraman Devan pasti akan terdengar seisi rumah ini.
Tubuh Anna melengkung dan jeritan yang diiringi remasan kuat di lengan Devan, apalagi remasan otot kewanitaan milik Anna yang mencengkram penisnya makin kuat, memberitahu devan bahwa Anna sudah sampai kepuncak terlebih dahulu. Devan tidak akan memberi jeda kepada Anna, Ia tetap berayung dengan bertenaga, mengejar kepuasannya. Devan makin kuat menyerang Anna habis-habisan. membuat lengkungan Anna semakin bulat. Menyodok dengan kasar hingga akhirnya Devan merasakan dirinya siap meledak di dalam diri Anna.
Devan berayun beberapa kali lagi sebelum akhirnya menembakkan benihnya kedalam diri Anna yang hangat. Sungguh Anna yang menjerit kalut dan bersamaan dengan kenikmatan yang membutakan dirinya.
Devan menggeram puas dan lansung menggulingkan dirinya dari Anna dan memeluk tubuh Anna dengan intim.
"Besok kita akan menikah, dan aku hanya menerima kata ya Anna". Anna yang masih menggais sisa sisa kenikmatan hanya bisa terdiam dan menuruti kemauan Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just for Me
RomanceCinta yang membuat Devan ingin memiliki Anna seutuhnya. Hanya dia yang berhak atas Anna !!!