Prompt : 7. Turnamen musim semi akan segera dimulai, akankah timmu melangkah ke nasional tahun ini atau berhenti di kualifikasi?
Sakuno memejamkan mata, berdo'a untuk keberhasilannya di turnamen tenis tingkat provinsi besok. Tak terasa satu tahun sudah berlalu, akhirnya ia bisa mengikuti pertandingan dengan kemampuannya yang terus diasah sejak kelas 1 SMP. Meskipun kala itu yang sering dia lakukan tentu saja latihan fisik dan mengambil bola, kalaupun ikut pasti hanya pertandingan persahabatan.
Menjadi percaya diri itu sulit. Sakuno masih ingat betapa payahnya dia setahun yang lalu, mengayunkan raket merah mudanya saja salah terus. Tomoka—teman sekelasnya yang tak mengerti tenis pun tahu ayunannya jelek.
Tapi semangatnya terus membara setiap kali menonton Ryoma bertanding, matanya selalu berbinar begitu laki-laki tersebut menunjukkan keseriusannya bermain. Kadang Sakuno iri karena di umur yang sangat muda, Ryoma sudah banyak meraih kemenangan. Bahkan saat dia tinggal di Amerika.
"Ah, do'aku terlalu panjang," gumamnya menepis rasa iri tadi dan menghela napas. Ia mengedarkan pandangan, mencari-cari nama kuil yang menjadi tempat ibadahnya. Katsuoi-ji dari Minoo, Sakuno menemukan sebuah kuil dari "Koyasan Shingon-shu", sebuah sektor bagi umat Buddha Jepang.
Yang ia dengar dari neneknya, kuil ini dikenal selama bertahun-tahun sebagai tempat wisata spiritual untuk berdo'a bagi keberuntungan dan kemenangan. Halaman kuilnya didekorasi dengan "Kachi (kemenangan) Daruma", biasanya pengunjung berdo'a untuk keberuntungan dalam; usaha, ujian, olahraga, dan pemilihan.
Jadi tidak salah bukan kalau dia ke sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
How About A Bet?
FanfictionTurnamen Tenis dimulai. Sakuno kehilangan rasa percaya dirinya di H-1 pertandingan karena sebuah alasan, namun Ryoma datang ke kuil di mana ia berdo'a untuk kemenangannya dan menawarkan sebuah taruhan. Sesuatu yang akan meningkatkan kemampuannya dal...