1. Awal bertemu

1 1 0
                                    

Sevanya Natalien Nama yang cantik seperti orangnya. Perempuan itu kini sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Anya sudah siap dengan ransel di punggungnya tak lupa dia memasukkan ponsel ke dalam ranselnya.

Anya bukanlah orang yang menyukai make up, ke sekolah saja Anya hanya memakai bedak bayi saja. Tidak seperti sahabatnya Safa yang kemana-mana harus ada make up.

Dengan langkah gontai Anya berjalan menuju meja makan di rumahnya.

Anya menghembuskan nafasnya, dia merasa kecewa. Dia ingin menikmati sarapan bersama ibunya, dia ingin berpamitan ke sekolah dengan mencium tangan ibunya. Anya tidak pernah merasakan kasih sayang yang sesungguhnya, dia merasa lelah dengan semua ini.

Anya membuka tudung nasi. Dia mulai memakan nasi dan telur ceplok yang sudah di sediakan oleh ibunya itu. Sesekali air mata Anya jatuh tanpa di undang. Ya! Anya selalu menangis ketika saat-saat seperti ini.

Ya Tuhan, kapan Anya bisa tertawa bahagia bersama keluarga Anya, kapan Anya bisa menghabiskan waktu seharian bersama keluarga. Anya iri dengan teman-teman Anya. Mereka selalu di antar jemput oleh ayahnya ataupun ibunya, sedangkan Anya?! Jangankan di antar jemput, sekedar berpamitan ke sekolah saja tidak pernah bisa. Batin Anya

Setelah selesai sarapan Anya pun memutuskan untuk berangkat ke sekolah, jarak sekolah dan rumahnya tidak terlalu jauh. Anya ke sekolah menaiki angkutan umum.

*****

Anya memasuki kelas nya, disamping bangkunya sudah ada safa yang terlihat sedang memainkan ponselnya.

Anya duduk di bangkunya dan meletakkan tas ranselnya.
"Pagi fa" sapa Anya

Safa tampak terkejut akan kehadiran Anya. Salah satu kebiasaan safa yaitu dia lupa dunia kalau sudah memainkan ponselnya.
" Eh, sejak kapan lo datang nya?"

" Baru aja."

Safa manggut-manggut dan mulai memainkan ponselnya lagi.

"Woy Bu Dyah udh datang,"
Teriak Ardy yang Merupakan sang ketua kelas.

Dan kegiatan KBM B.Inggris pun dimulai.

*****

Kring......

Bel istirahat pun berbunyi. Seluruh murid-murid SMAN Angkasa pun mulai berhamburan keluar kelas untuk melakukan ritual jajannya di kantin.

"Nya! Gue mau ke kantin nih, lo mau ikut gak?" Tanya Safa.

"Hm, gue bawa bekal fa" ucap Anya.

"Owh, yaudah gue kekantin dulu ya bye Anya. Jangan rindu yak,"
Ucap safa sambil melambaikan tangannya.

Setiap hari Anya membawa bekal ke sekolah bukan tanpa alasan. Alasannya yaitu Karena dia hanya mendapatkan uang saku 6000, 4000nya untuk naik angkutan umum berangkat dan pulang sekolah.
Sisanya 2000 dia tabung untuk kebutuhan sekolah jika ada iuran dadakan.

Hidup Anya sangat sederhana. Tinggal di rumah yang sangat kecil. Ayahnya entah berada dimana, dan ibunya yang sibuk dengan pekerjaan menjahit nya sehingga Anya kurang mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya.  Namun walaupun hidup Anya kurang kasih sayang, tidak membuat Sifat Anya menjadi brutal seperti anak-anak kebanyakan yang kurang kasih sayang akan orang tuanya.

*****

Jam menunjukkan pukul 16.00 tetapi Anya masih berada di sekolah karena hari ini dia ada jadwal ekskul musik.
Anya memiliki suara yang sangat merdu. Sering kali Anya tampil di sekolahnya jika ada acara sekolah.

Anya menyusuri koridor yang sudaj tampak sepi. Tiba-tiba......

Tok tok tok tok

Terdengar suara langkah kaki membuat bulu kuduk Anya berdiri.

Anya mengerinyitkan dahinya. Seingatnya hari ini jadwal ekskul hanya ekskul musik saja, dan teman-teman satu ekskul nya pun sudah pulang semua.

Tok tok tok

Suara langkah kaki itu semakin mendekat, terdengar jelas suara langkah kaki itu terdapat di belakangnya. Anya menelan Saliva nya. Langkah kaki Anya semakin cepat, dia terlihat sangat buru-buru.
Namun sial nya dia teringat bahwa dirinya belum menutup pintu ruang musik.

Anya menutup matanya dan membalikkan badannya.

Brukkkk

"Awssss....

Anya mendongakkan kepalanya dan terdapat sosok lelaki dengan wajah datarnya.

Lelaki yang dikenal misterius oleh murid-murid SMA nya. Dia Samuel Mahendra Pratama yang kerap disapa Sam.

Buru-buru Anya berdiri.
"Maaf."

Samuel tidak membalas ucapannya dan berlalu pergi meninggalkan Anya.

Anya sudah memaklumi karena sudah tidak asing dengan sifat cowok itu. Sam memang dikenal sebagai cowok misterius, aneh dan menakutkan. Sam tidak pernah mau untuk bergabung dengan teman-teman nya kecuali jika ada tugas kelompok. Sam akan terlihat menakutkan jika sedang marah, tidak ada yang berani melawannya ketika Sam sedang marah.

Malas untuk memikirkan cowok itu Anya segera menuju ruang musik untuk menutup dan mengunci ruang musik, setelah itu dia langsung pulang dengan berjalan kaki. Jarak rumah dan sekolah nya memang lumayan jauh, tetapi jam segini mana ada angkutan umum. Sudah biasa Anya pulang sekolah berjalan kaki di hari Rabu.

______________________________________

Jangan lupa vote, komennya ya🤗🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sadness GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang