Note : Cerita fiksi remaja ini mengandung beberapa unsur kenakalan remaja. Buat yang masih dibawah 17 tahun dimohon untuk tidak meniru beberapa kenakalan yang terdapat pada cerita ini. Terima kasih.
SELAMAT MEMBACA
° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° ° °
"Abang bangun, kata mami abang jadi sekolah gak hari ini? Abang... Bang.. Ih mami abang gak mau bangun tuh"
Teriakan adikku yang mengadu kepada ibuku membuatku terbangun dari tidur. Aku berusaha membuka mataku walau rasanya seperti mataku terekat oleh lem.
"Ahhh ganggu orang lagi mimpi aja" gumamku dalam hati.
Ya, ini adalah hari pertamaku masuk sekolah di tingkat sekolah menengah atas, yang pada hari - hari sebelumnya aku merasa tidak sabar menantikan hari ini tiba, dimana kata orang lain masa SMA adalah masa dimana kita mencari jati diri dan seragam nya yang membuat merasa keren. Akhirnya aku berusaha untuk bangkit dan duduk supaya aku tidak ketiduran lagi, karena kata ibuku ketika aku tidur gempa bumi atau kebakaran pun tidak dapat aku rasakan.
"Anyaaaa ini jam berapa?" teriak aku berusaha bertanya kepada adikku yg baru saja keluar dari kamarku setelah menyerah untuk membangunkanku.
"Jam 5 bang" sahut adikku berteriak juga dari luar kamarku.
"Masih pagi banget, padahal masuk jam 7" gumamku kembali.
Aku meraih hp ku dan seperti biasa mengucapkan selamat pagi dan memberikan semangat kepada pacarku melalui chat di Whatsapp. Tidak lama kemudian pacarku membalas chat yang aku kirim, dan berlanjut aku chatting - an dengan pacarku. Ya, aku memang se - bucin itu terhadap pacarku, tetapi itu sudah menjadi kebiasaan ku sejak dulu.
Setelah basa - basi dengan pacarku melalui chat, akupun meminta izin untuk bergegas mandi dan berangkat menuju sekolah.
"Jangan genit di sekolah baru kamu ya sayang"
begitu isi balasan chat terakhir pacarku setelah aku izin untuk bersiap - siap bersekolah karena kami masuk sekolah yang berbeda.
Setelah mandi dan memakai seragam, akupun turun untuk sarapan dan meminta uang jajan kepada ibuku. Ohya, kamarku terletak di lantai 2 rumahku.
"Mami minta jajan dong, aku mau berangkat", pintaku kepada ibuku.
"Masa sekolah aja jajan? Kan udah sarapan", jawab ibuku.
"Jajan lah, nanti aku gimana makan siang kalo gak bawa uang? Mami jajan mana buruan nanti aku telat", rengek aku kepada ibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Choice
RomanceRendi adalah seorang remaja labil biasa saja yang telah melewati masa pubertasnya. Setelah lulus dari jenjang sekolah SMP nya, ia masuk salah satu SMA di kota tempat nya tinggal. Pertemuan nya dengan teman - teman barunya menambah pengalaman masa re...