3

126 15 8
                                    

Happy reading
Typo bertebaran

Bel pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalau. Yeji masih enggan untuk meninggalkan kelasnya. Ia hanya duduk termenung sambil melihat kearah jendela.

Tingg

Suara notifikasi dari hp membuat lamunan yeji buyar. Ia mengambil benda pipih tersebut disaku roknya.


Papah

|sy bkl prgi kelr kta, uang sdh sya smpn d mja


|gk peduli
Read


Yeji menghembuskan nafasnya kasar. Ia melihat jam dipergelangan tangannya. Jam menunjukan pukul 4 sore. Ia pun memasukan buku bukunya dan pergi keluar dari kelas.

Saat sedang asik bersenandung ada seseorang yang mendorong tubuhnya dari belakang sampai terjatuh kelantai.

"owalah jadi ini ya murid so' berani" ucap gadis yang ada dihadapan yeji.

"iya sei yang udah bikin lo keluar dari kelas tadi" ucap teman di sebelahnya yena.

Sei lantas mencengkram kedua pipi yeji sangat kuat, yeji hanya meringis kesakitan karena kuku sei yang panjang menusuk pipinya.

"heh jangan so' deh jadi orang" ucap sei meremehkan yeji. Yeji hanya ber-smirik melihat kelakuan sei

Yeji menepis tangan sei yang berada di pipinya hingga terlepas.

"wah berani juga ya lo" ucap sei sambil terkekeh. Yena yang disebelahnya terkekeh meremrhkan yeji.

Tangan sei mengulur untuk menarik rambut yeji kebelakang.

"heh anak kampung lo jangan so' berani ya sama gue, lo gak tau gue anak donatur yang paling berpengaruh disekolah ini" ucap sei. Yeji yang mendengar hanya merotasi matanya malas.

Ia lalu mendorong keras kepala sei yang ada di hadapannya sampai rambut yang ada di tangan yeji lepas, Sei jatuh terduduk. Yeji pun berdiri lalu menepuk bokongnya seolah ada debu disana.

Ia berjalan mendekati sei lalu menginjak kaki kanan sei yang terduduk tadi. Sei hanya meringis kesakitan sedangkan yena hanya sibuk memandang mereka berdua.

"dengerin ya jalang, lo mau anak donatur terbesar, anak presiden, anak kepala sekolah gue gak peduli ya,  trus apa lo bilang gue so' coba pikirin disini siapa yang paling so' gue atau lo?" tanya yeji sambil menekan pijakannya pada kaki sei.

"akhh sakit, yena jangan diam aja" ucap sei. Yena dengan keberanian yang cukup mendorong bahu yeji hingga pijakan dikaki sei terlepas. Lalu ia menyiram yeji dengan air yang berada didalam botol genggamannya tadi.

Sei pun berdiri walaupun kaki kanannya terasa sakit untuk digerakan.

"dengerin ya bocah kampung gue bakal balas perbuatan lo yang ini nanti" ucap sei lalu pergi meninggalkan yeji yang basah kuyup.

"oh iya itu airnya racikan gue,gimana wangi gak?" tanya yena sambil terkekeh, lalu iapun pergi dari hadapan yeji.

Air yang tadi ditumpahkan oleh yena adalah air bekas ikan dan selokan belakang sekolah. Yeji hanya mendongkakan kepalanya menahan air mata yang segera tumpah.

Tidak dia tidak menagis karena ini, dia menangis karena ia cape.

Yeji menunduk membiarkan air matanya keluar. Gapapa untuk sekali ini aja yeji nangis besok gak akan lagi itu lah kata kata penyemangat yang selalu terngiang ngiang dikepala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RebasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang