PROLOG 🌹

7 2 1
                                    

Canselo Theater, Desember 2020

Di balik pantulan kaca rias Sarafina Agluera menatap bayangannya sendiri dengan puas.  Gaun putih yang melekat di tubuhnya terlihat sempurna dipadukan make-up yang dikenakannya. Rambut coklat panjang yang dikepang begitu indah dengan aksesoris bunga.

Hampir tiga jam ia membuat penampilannya terlihat sempurna. Bukan tanpa alasan. Ia ingin menunjukkannya kepada orang yang sangat spesial.

Masih ada waktu setengah jam untuk pementasan. Ia telah mengirimkan surat dan berharap orang itu sudah di tempat.

"Elisa! Jika sudah waktunya tolong telfon aku, " Ucap Sarafina kepada teman pentasnya.

Sarafina menyambar ponselnya. Kakinya terus mengayun berlari menuju tempat yang rahasia. Namun, ia lemas sesampainya di sana. Kosong. Tidak ada seorang pun di sana. Hanya suara air mancur dan dedaunan yang saling bergesek tertiup angin.

Apakah dia masih di jalan? Hanya itu yang ada dipikirannya. Sarafina sangat mengenal orang itu. Dia selalu menepati janji dan siap datang ketika Sarafina membutuhkannya.
Kali ini Sarafina hanya bisa menunggu. Ia tidak bisa menghubungi orang itu dengan ponselnya.

Lima belas menit gadis itu tetap teguh di tempat. Sama sekali tidak ada tanda-tanda orang datang. Sarafina masih bersabar.

Elisa sudah menelponnya. Sudah waktunya ia pentas. Dengan berat hati Sarafina meninggalkan tempat itu. Ia berjalan pelan sesekali kepalanya menengok ke belakang. Masih kosong hanya ada jejak dirinya.

Segalanya berubah. Orang itu sibuk. Tidak akan ada waktu untuk meladeni gadis biasa. Sarafina berbeda dari segala kehidupanya.
Ia menghela nafas. Sepertinya gadis itu siap untuk melupakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

a Flower in the KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang