Patah

6 0 0
                                    

Drizella's POV

"DASAR COWO BRENGSEEEKKK" Aku berteriak sekencang-kencangnya diatas jembatan yang mengarah kearah danau sambil terus terisak karena sakit hati yang teramat sangat. Aku diselingkuhin. Padahal bulan depan, tepat pada tanggal 5 Februari, hubungan kami akan menginjak 3 tahun.

Aku masih duduk tersimpuh menangis melampiaskan kesedihan dan kekecewaanku terhadap mantan pacarku, Luke. Dia yang aku kira terbaik untukku, malah mengkhianatiku. Bajingan.

Tadi sewaktu aku sedang belajar sambil menikmati segelas Cold Red Velvet di sebuah Cafe sendirian, tiba-tiba pada jam 4 sore, sahabatku, Michael, memforward beberapa foto dari temannya yang diambil diam-diam yang menampilkan Luke sedang berpelukan dengan wanita lain yang kuketahui bernama Sierra. Anak fakultas lain.

Setelah menerima foto tersebut, aku shock. Sangat shock. Aku segera menelfon Luke dan bertanya perihal foto tersebut, lalu ia mengakuinya dan meminta maaf karena telah mengkhianatiku. Sudah berlangsung selama dua bulan ternyata. Wow luar biasa sekali kamu Luke. Aku yang tak terima langsung memutuskan hubungan kami secara sepihak karena ia tidak mau jika kami putus karena ia bilang ia masih sangat menyayangiku. Bullshit. Dasar lelaki buaya. Aku yang kelewat kesal dengannya pun akhirnya memutuskan sambungan telfon darinya namun ia terus berusaha menghubungiku sampai akhirnya aku memutuskan untuk memblokir seluruh media sosialnya.

"Nih" Tiba-tiba ada yang menyodorkan satu pack kecil berisi beberapa lembar tissue didepan mukaku, aku pun mendongak melihat siapa yang melakukan hal itu. Lelaki bermata coklat dengan hidung—besar—seperti—jambu—namun—mancung dan rambut hitam yang rapi. Aku seperti pernah melihat wajahnya sebelumnya. Tapi dimana ya?

Ia tersenyum lalu menaikkan kedua alisnya "Ditunda dulu liatin gue nya, itu hidung lo meler" Seakan tersadar, aku lalu mengambil tissue dari tangannya, membuka dan mengambil seluruh isinya, dan mengeluarkan ingusku didepan dia.

"Lo Drizella kan? Sahabat nya Michael?" Ia berjongkok disampingku sambil menatapku. Aku menatapnya heran, "Kok lo tau? Tapi gue kayak pernah liat lo gitu deh cuman gue lupa dimana nya". Aku kembali berusaha mengingat-ingat dimana dan kapan aku pernah melihatnya.

"Gue Calum, sahabat sekaligus satu geng tongkrongan sama Michael. Lo dulu pernah kesana kan? Kita sempet kenalan waktu itu cuman kayaknya nama dan muka gue bukan hal yang mudah lo inget" Calum tersenyum getir.

Aku mengingat ketika dulu Michael pernah membawaku ke tempat tongkrongannya di sebuah cafe yang sudah menjadi base camp bagi mereka anak-anak geng yang mereka namai 'Anak Babeh', sebenarnya aku sudah menolak mentah-mentah untuk dibawa kesana karena tentu saja itu adalah hal menyeramkan untukku yang notabene nya adalah perempuan. Namun Michael bilang "Tenang aja, mereka baik kok. Lagian gue juga gabakal mungkin bawa lo kesana kalo temen-temen gue gak baik buat lo" karena aku percaya Michael, maka aku mengiyakan ajakannya. Memang ternyata teman-temannya tidak seperti yang dipikiranku, aku kira mereka akan terlihat sangar dan menyeramkan. Nyatanya justru mereka sangat menyenangkan, lucu, dan sedikit gila.

"Oh iya gue inget, maaf gue gak maksud" Aku mengusap tengkukku, merasa tidak enak dengan Calum.

"Yailah santai aja kali. Baru diputusin?" Ia masih menatapku yang kini sibuk mengelap mukaku yang basah karena air mata. Aku menggeleng "Lebih tepatnya gue yang mutusin".

"Kenapa? Diselingkuhin?" Tanya nya. Aku mengangguk lalu menunduk, sepertinya aku akan menangis lagi. Terdengar helaan nafas darinya. "Yaudah yuk berdiri, kalo nangis jangan disini, lo gak malu diliatin orang-orang?" Lalu ia menjulurkan tangannya, berinat membantuku berdiri.

Aku mendengus kesal "Biarin aja mereka ngeliatin gue aneh, gue gapeduli". Ia mengedikkan bahu nya lalu mendudukkan pantatnya disampingku sambil menekuk kedua lututnya dan menatap danau didepan kami, "Well, yaudah kalo gitu puasin dulu aja nangis nya, gue temenin".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken Pieces // 5SOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang