Cinq

80 15 4
                                    

Jeudi, le 16 avril 2020

.
.
.

Chenle baru saja selesai mencuci piring. Chenle habis memakan dua porsi indomie ditambah sebutir telur. Ia terlalu malas untuk memasak yang lainnya untuk makan siang kali ini.

Chenle sedang menunggu Valery yang akan menjemputnya dan mengajaknya mengelilingi Paris.

Baru saja Chenle duduk di tempat tidurnya, bel di apartemennya tiba-tiba saja berbunyi.

Chenle memandangi bel yang berbentuk seperti telepon itu.

"Pencet yang mana ya?" gumam Chenle sambil menekan salah satu tombol yang ia yakini untuk membuka pintu bawah gedung apartemennya.

"Halo? Chenle?"

Tiba-tiba terdengar suara dari speaker. Chenle juga dapat melihat wajah Valery dari layar kecil yang ada disana.

"Ini aku Valery. Aku udah dibawah. Aku perlu naik atau kamu langsung turun aja? Kalo naik, bukain pintu bawah."

"Oh. Aku udah siap sih. Ini gimana cara buka pintunya?" tanya Chenle bingung.

"Ya tekan tombol disitu. Aku mana hafal ada tombol apa aja disitu. Biasanya yang tombolnya paling besar, selain yang untuk speaker ini."

Chenle menekan salah satu tombol dan kemudian terdengar suara pintu terbuka dari speaker.

"Ah ini udah kebuka! Tapi aku tunggu bawah aja ya? Malas naik ke lantai 4," ujar Valery sebelum speaker tersebut mati.

"Oke-"

Chenle tak sempat menjawab. Chenle segera mengambil tasnya dan memakai sepatunya.

.
.
***
.
.

Chenle dan Valery mengunjungi beberapa tempat yang sudah maupun yang belum pernah Chenle kunjungi. Dan saat ini mereka sedang duduk santai di rerumputan di dekat menara Eiffel. Menikmati udara Paris di sore menjelang malam hari. Banyak orang yang berpiknik disana. Namun Chenle tak membawa apapun karena memang tak berniat untuk berpiknik.

Valery membuka ranselnya dan mengeluarkan dua buah apel, satu kotak makan berisi sandwich, dan dua jus kotak. Valery meletakan itu semua di atas rumput, dengan ranselnya ia gunakan sebagai alas.

"Mau gak? Makan nih," tawar Valery sambil membuka kotak makan. Ada dua potong sandwich berbentuk segitiga berisi smoked ham, telur, keju, selada, dan mayones.

"Aku minta satu ya," gumam Chenle kemudian mengambil satu potong sandwich dan memakannya.

"Wah enak! Kamu niat banget bawa bekal segala. Aku gak tau kita bakal ngapain jadi gak bawa apa-apa. Kukira kita bakal beli jajan nanti!" ujar Chenle sambil tetap memakan sandwich.

"Ini mama aku yang siapin. Soalnya kemarin malem aku udah bilang mau jalan-jalan sama temen sampe malem. Jadi dibawain bekal biar ngirit uang jajan. Tapi nanti ya kita jajan lagi aja. Beli crepes yuk nanti?" ajak Valery yang tengah asik memakan apel.

"Boleh. Disini ada yang jual?"

"Ada. Disana tuh! Deket stasiun metro Trocadéro. Di sisi lain menara Eiffel. Jadi kita mesti nyebrang jalan."

"Oh, oke."

"Sekarang nyantai aja dulu disini. Mumpung enak cuacanya gak panas gak dingin."

Valery membaringkan dirinya di atas rumput. Tangan kirinya ia jadikan bantal, sedang tangan kanannya masih memegang apel yang tersisa sedikit. Setelah menghabiskan satu sandwich, Chenle mengambil apel dan ikut berbaring menirukan posisi Valery.

QUATORZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang