Bagian 1

9 1 0
                                    

        "Ca, lo tau ngga sih? Ternyata temennya kak Renata tuh ada yang ganteng gitu. Dia satu jurusan sama kak Renata. Kemaren dia kerumah, tapi gue ga kenalan" ucap Danisha saat mereka sedang berjalan menuju kelas setelah istirahat selesai.

       "Siapa? Orangnya gimana?"

"Keliatannya jutek, dingin. Ala-ala anak bad boy kampus gitu deh"

      "Kapan-kapan ajak kenalan Sha, kali aja nyangkut. Kasian lo jomblo mulu, jadi keseringan halu" sindir Ica sambil tertawa pelan dan duduk di bangkunya.

"Sialan lo Ca" jawab Danisha ikut tertawa dan duduk.

Jam pelajaran berlangsung sangat membosankan, seperti biasanya.

"Ca, nanti pulang sekolah ikut yuk" tanya Danisha di tengah-tengah penjelasan materi.

"Kemana?"

     "Main, hangout ke mall. Sama kak Renata. Bosen banget gue udah lama ga main ke mall"

"Okeehhh siiipp"

Ternyata, mereka berdua terciduk oleh pak Herman yang merupakan guru sejarah mereka.

    "Raissa, Danisha, kalau mau mengobrol diluar saja."

Seketika, Ica dan Danisha terdiam dan kembali memperhatikan penjelasan pak Herman.

----------------------------------------

"Danisha!" panggil seseorang dengan suara berat dari balik punggung Danisha dan Ica saat hendak keluar gerbang.

    "Oh, hai Naren. Kenapa?" jawab Danisha.

"Gapapa sih, cuman pengen nyapa aja hahaha. Btw mau ikut pulang bareng gue ga?"

    "Gausah Ren, gue sama Ica mau hangout ala ciwi ciwi gitu hehe. Jadi makasih, lain kali Ren"

"Ohh okay, have fun Sha. Jangan lupa kalo lain hari butuh tumpangan, bilang aja sama gue"

    "Pasti Ren, lo hati-hati ya pulangnya. Jangan ngebut, bahaya"

Naren hanya mengangguk dan pergi menghilang begitu saja. Danisha dan Ica pun melanjutkan perjalanan mereka ke arah dimana mobil Danisha terparkir, disana juga ada Renata yang merupakan kakak Danisha yang menunggu di dalam mobil.

    "Hai kak Renata" sapa Ica setelah mereka masuk mobil.

"Hai girls, langsung aja kita?"

    "Meluncuurrr kaaak" setelahnya, mereka semua tertawa bersama.

Di tengah perjalanan, Danisha mengingat sesuatu tentang apa yang menjadi bahan pembicaraannya pagi tadi bersama Ica.

    "Oiya kak, gue mau nanya. Itu yang kemaren kerja kelompok dirumah, temen lo semua kan?" tanya Danisha.

"Iya, itu temen gue semua. Kenapa emang Sha?"

    "Gapapa si. Yang tinggi itu namanya siapa?"

"Yang mana?"

     "Yang tinggi, pake jaket biru denim kemaren. Ganteng deh"

"Ohh, namanya Garda. Emang primadona kampus sih, wajar aja lo suka. Cuman orangnya cuek banget, jarang bercanda gitu deh"

    "Mmmm gitu ya, oke makasih infonya kak"

Perjalanan berlanjut sampai akhirnya mereka tiba di sebuah mall dan menghabiskan waktu hingga malam hari disana.

----------------------------------------------

"Sha, udah belom nugasnya? Cepetan turun, udah ditunggu mama tuh buat makan malem" panggil Renata saat melihat adiknya masih saja bergelung dengan tugasnya.

    "Bentar deh kak nanggung, lo duluan aja" jawab Danisha dengan mata yang masih terfokus pada layar laptopnya.

"Oke, buruan ya. Keburu gue abisin. Menunya enak soalnya"

Renata kemudian menutup pintu kamar Danisha dan berjalan menuju meja makan menemani mamanya yang sedang melahap makan malamnya.

    "Kenapa Danisha belum turun?" tanya sang mama.

"Masih nugas ma, paling bentar lagi turun"

Berselang 15 menit kemudian, Danisha turun dan ikut bergabung bersama kakak dan mamanya untuk makan malam.

Pasti kalian bertanya-tanya, "kenapa Danisha cuman bertiga?" Ya, itu karena papa Danisha pergi meninggalkan Danisha sejak ia berusia 13 tahun, dan sekarang menikah dengan istri barunya. Makanya, sampai saat ini ia belum percaya dengan "kata-kata rayuan" dari laki-laki manapun.

     Drrttt

Handphone Danisha bergetar menandakan ada pesan masuk.

garda_respati permisi, bener ini Danisha adeknya Renata Auriga?

Danisha melihat layar handphone nya. Terdapat notifikasi dari instagram. Setelah membaca pesannya dan melihat nama pengirimnya, Danisha tersedak makanan yang sedang ia makan.

    "Uhukk!"

"Eh? Danisha kenapa nak? Minum dulu minum" ucap mama sambil memberikan segelas air pada Danisha dan langsung diteguk habis oleh Danisha.

    "Makasih ma. Btw kak, yang Garda itu nama ig nya apa?"

"Gatau sih lupa. Kayaknya garda respati, tapi gatau juga"

    "Ada yang dm gue, nanya bener ga gue adek lo. Namanya Garda Respati"

"The f— serius?? Kenapa ya kok bisa nemu?"

    "Gatau, gue tanya dehh"

danisha.r iya bener, ini adeknya kak Renata. Kenapa ya? Tau akun saya darimana?

Beberapa detik kemudian, pesan itu berbalas.

garda_respati dari tag post kakak lo, btw cuman mau nitip pesen. Bilangin Renata bsk bawa bahan-bahan yang diperluin buat praktek, jgn sampe ada yg ketinggalan. Repot soalnya."

danisha.r iya nanti disampein, thanks.

Dan, pesan Danisha itu hanya meninggalkan "seen" di bawahnya.

   "Katanya nitip pesen jangan sampe ketinggalan bahan-bahan prakteknya" ucap Danisha pada kakaknya.

"Oalahh iya. Pantes ngechat lo, orang hp gue ditinggal di kamar, hehehe" jawab Renata sambil menunjukkan deretan giginya.

Setelah selesai makan malam, Danisha dan Renata kembali ke kamarnya masing-masing.

Renata memutuskan untuk langsung tidur, tetapi tidak dengan Danisha. Ia sedang melamun. Memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak penting, seperti "besok di sekolah ada apa ya? Kangen deh sama papa. Oiya, nanti di masa depan, suami gue kayak apa ya?"

See? Betapa abstraknya pikiran Danisha tiap malam. Akhirnya, ia memutuskan untuk mendengarkan podcast favoritnya, kemudian terlelap ke alam mimpinya sampai besok pagi.

/tbc

hai, gimana part 1 nya? semoga suka ya :')

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang