Pekerjaan

1.8K 53 2
                                    

Sabtu pagi, saatnya bermalas-malasan di kamar. Tapi, tidak untuk seorang gadis imut yang cantik dengan dress cantik berwarna biru laut yang jatuh indah ditubuhnya. Rambut yang dikuncir kuda dengan makeup tipis membuatnya semakin terlihat cantik bagaikan peri kecil yang imut.

"Prilly, ayo sayang. Kita harus cepat. Kamu harus makan sebelum berangkat." teriakan itu terdengar menyadarkan gadis cantik itu untuk bergegas. Tas tangan dengan tali yang terbuat dari rantai berwarna silver sudah berada di tangannya.

***

Prilly POV

"Morning, bunda." ucapku duduk dibangku yang berhadapan dengan bunda. Bunda semakin cantik. Kata orang-orang aku adalah fotocopy dari bunda. Tapi menurutku, bunda adalah wanita cantik di dunia.

"Morning to, bie."

Selalu, setiap pagi aku makan berdua dengan bunda. Pasti semua mengira aku hanya tinggal berdua di dunia ini, big no! Aku punya Ayah dan Adik laki-laki. Tapi, mereka tidak tinggal bersama. Jangan berasumsi, keluargaku adalah keluarga harmonis. Kami tinggal beisah karena tuntutan pekerjaanku. Bunda ikut bersamaku karena bunda tidak ingin melihat anak perempuannya yang cantik ini sendirian. Aku menyewa sebuah apartemen dekat dengan kantor dimana aku bekerja.

"Sabtu depan kamu harus ambil libur. Bunda nggak mau tau. Pokoknya sabtu depan kamu harus libur. Tidak penolakan ataupun penawaran. Sudah tiga bulan kamu masuk dihari sabtu." inilah alasan bunda selalu bersamaku. Jika tak ada bunda, maka aku akan kewalahan mengurus hari sabtuku.

"Oke. Sabtu depan aku akan minta libur." tutupku membuat bunda mengeluarkan senyumannya.

Pekerjaanku menuntutku untuk kerja dihari sabtu. Senin lalu aku sudah meminta libur, tapi apa daya sebuah pekerjaan harus aku selesaikan. Aku harus bertemu dengan clien di kantor pagi ini. Menyebalkan, pastinya. Seorang yang tidak aku kenal telah menghancurkan sabtu ku. Perjanjian hari senin mereka cencel dengan alasan sang atasan akan terbang ke ausi untuk beberapa hari.

"Bie, memang ada proyek apa sih? Kok nggak bisa ditunda"

Aku yang sedang melamun pun tersadar, aku beru teringat, ini proyek yang mana ya? Astaga, kenapa aku sampai lupa.

"Aku nggak tahu, bund. Tapi, semua berkas sudah aku siapkan. Seingetku, ini proyek resort di Padang."

"Wah, kamu bakalan sering ke Padang donk. Bunda ikut ya. Masa bunda di apartemen sendiri."

"Nggak juga sih. Paling aku kesana diminggu pertama. Kalo cek lokasih sudah semua. Aku hanya control sebulan sekali aja bund. Itu pun satu atau dua hari."

"Pokoknya bunda ikut. Bunda butuh liburan, bie."

"Kalo Bali gimana bund?" ucapku penuh harapan. Semoga bunda nggak ikut ke padang. Bisa kacau kalo bunda ikut. Bisa gagal cuti ku di bulan depan, kalo bunda ikut pasti aku harus ambil cuti beberapa hari. Tidak mungkin, aku sudah menyiapkan liburan seminggu di Bali bersama bunda, Ayah dan adikku. Bulan depan bunda ulang tahun, aku ingin memberinya sebuah hadiah.

"Oke. Bunda mau. Tapi, nggak ada kata kerja ya di liburan nanti." ancaman bunda cukup menakutkan. Bunda, mengertilah. Anakmu ini harus siap setiap saat.

"Kalo yang itu aku nggak bisa janji bunda. Tapi, akan aku usahakan. Jika pun ada, aku akan meminta tetap di bali."

"Oke. Bunda terima." akhirnya bunda mau menerima.

Ya Allah, semoga berjalan dengan lancar semua pekerjaan ini.

***

"Pagi mba prilly." sapa pak tejo, satpam yang pagi ini menjaga gedung pencakar langit dimana aku bekerja.

Tatapan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang