"Ayo fateh lama sekali kamu hahaha"Thariq dengan segelas air putih ditangannya kini turun ia habis membangunkan Fateh dan akan sarapan.
"Bentar bang"Fateh turun mengikuti Thariq dengan berlari
"Fateh ati ati jgn lari lari"teriak Fatim yang baru keluar dari kamarnya
Tiba tiba
Bruk....
"Fatehhhh tolonggg"Fatim yang melihat kejadian itu dengan sangat jelas kini berlari menghampiri Fateh yang sudah tak sadarkan diri
Semuanya yang mendengar teriakan fatim datang menghampiri Fatim dan dikagetkan dengan keadaan Fateh yang sudah tak sadarkan diri
Thariq dengan sigap membawa Fateh kerumah sakit dan semua gh mengikutinya.Flashback off
"Akhh kok ingat terus si"Rintih Fateh sambil memegang kepalanya.
"Akhhh sakit"rintihan itu terus ia ucapkan karena tak kuat menahan rasa sakit di kepalanya
"Tehh ayo kita makan malam"seseorang mengetuk pintu kamar Fateh.
"Ahh sakit"Rasa sakit itu terus menghampiri Fateh yang kini terbaring di kasurnya dan kini Fateh pingsan."Teh ayooo Fatehhhh"ya seseorang yang terus berteriak itu adalh Thariq.karena kesal akhirnya ia masuk kedalam kamar Fateh
"Fatehhhh lama bgt sih bangun"Thariq menguncag. Tubuh Fateh dengan agak keras namun nihil Fateh sudah terlalu nyaman.
"Ya Allah Fateh kamu pingsan?"Thariq kini dengan panik mengangkat tubuh lemas Fateh dan membawanya kebawah
"Kak umi Abi ayo kita kerumah sakit Fateh pingsan."Teriak Thariq memanggil keluarganya yang sedang makan malam.
"Ya Allah Fateh"semua gh kaget dengan Fateh yang tak sadarkan diri dipangkuan Thariq
"Semuanya ayo kerumah sakit"abinya kini berjalan ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil dan semua bergegas kerumah sakit.
Skip rumah sakit
"Ya Allah bi Fateh"tangis uminya kini memeluk suaminya.
"Berdoa saja semoga Fateh baik baik saja"hanya kata kata itulah yang mampu abiinya untuk menenangkan semuanya."Dengan keluarga Fateh halilintar?"Dokter kini keluar dari ruangan Fateh dan semua gh dan tim menghampiri dokter dan mengangguk
"Fateh sudah sadar namun keadaannya masih lemah."ucap dokter
"Kita bisa menjenguknya?"uminya kini mulai berbicara
"Silakan"Didalam Fateh sedang menatap selang infus yang ada ditangannya tiba tiba
"Fateh"uminya dengan perasaan yang senang menghampiri Fateh dan memeluknya.
Fateh hanya menatap uminya tersebut
"Umi.."Fateh kini mulai berbicara
"Iya sayang?"
"Apakah Ateh bisa pulang?"Pertanyaan yang membuat uminya tersenyum.
"Tunggu besok yah besok kita pulang"uminya menjawab dengan penuh kelembutan.
"Teh kamu tadi pusing?"Sohwa kini mulai memegang tangan Fateh dan Fateh menjawabnya dengan anggukan.
"Yaudah kamu istirahat kita mau kekantin beli makanan kamu disini sama bang Saaih yah"ucap abinya yang diangguki oleh Fateh.
Karena semua diam tak berbicara akhirnya Fateh memulai pembicaraan dengan abangya Saaih
"Bang"kini Saaih melihat Fateh dengan lekat.
"Kenapa?"Fateh hanya tersenyum lalu menatap Jendela.
"Apakah Ateh baik baik saja"Masih dengan tatapan yang sama dan Saaih tersenyum pahit melihat itu.
"Kamu baik baik saja tenang saja"tangan Saaih kini refleks mengusap Rambut Fateh dengan senyuman yang sebenarnya dalam hati Saaih ia sakit melihat Fateh yang seperti ini.sungguh sedih hatinya.Semua keluarganya telah tiba dan membawa makanan untuk Saaih.
"Untuk Fateh tidak ada?"Uminya hanya tersenyum
"Nanti ada dari suster"Sohwa kini mendekati Fateh dan mencium keningnya"Permisi"Seorang dokter dan suster yang membawa makanan untuk Fateh kini datang dan suster itu menyerahkan makanannya Pada uminya.
"Ini hasil dari pemeriksaan Fateh Halilintar"sebuah amplop coklat diserahkan oleh dokter kepada abinya dan dokter itu menghampiri Fateh "cepat sembuh yah"lalu dokter dan suster itupun pergi.Pak Hali yang membaca Amplop itu kini mengajak uminya keluar sudah jelas bahwa abinya menahan tangis ketika uminya membaca Amplop itu uminya juga menangis pelan
"Bi sudah stadium 2 bi stadium 2 hiks hiks"Uminya kini merangkul suaminya dan suaminya terus menenangkan uminya.Semua anak anaknya yang mendengar uminya segera pergi keluar meninggalkan Fateh sendirian.
Ya semuanya sudah tau tentang penyakit Fateh dari awal.Mereka sudah tau bahwa Fateh mengidap kanker otak.Dan kini penyakit itu sudah mencapai stadium 2.
Fateh Yang penasaran kini turun dari ranjangnya dan membawa selang infusnya lalu mendekat ke arah pintu agar bisa mendengar"Bagaimana bi?"Thariq kini lemah duduk dikursi dan menutupi wajahnya yang menangis Saaih hanya diam tak berbicara dan memeluk Fatimah adiknya yang sudah menangis.semua diam dalam tangis yang tak bersuara.
"Kenapa kanker otaknya bisa secepat itu berlanjut?"Sohwa kini semakin terisak dan memeluk uminya yang terus memegang amplop itu.Fateh dengan hati yang hancur dan mata yang sudah mengeluarkan air mata kini berjalan dengan pikiran kosong keranjangnya
"Kenapa kalian rahasiakan"Fateh kini terus menangis tanpa suara.
Setelah mereka Tenang mereka masuk kembali kedalam ruangan Fateh dan melihat Fateh yang sedang melamun.
"Hey ngapain"Saaih datang membuyarkan lamunannya dan memegang kepala Fateh namun tangannya langsung ditepis kasar oleh Fateh.
"Kenapa?"semuanya dibuat bingung dengan sikap Fateh.
"Umi. Apakah Ateh baik baik saja?"Taka menjawab namun Fateh berbalik bertanya
"Fateh sehat fateh tidak apa apa"Uminya menjawab dengan senyuman dan mengusap kepala Fateh namun tetap Fateh tepis karena perasaannya yang hancur.Uminya kaget begitupun yang lainnya ada apa sebenarnya dengan Fateh
"Sudahlah Jangan berbohong Ateh tau Ateh tau semuanya"ucapnya kini keras dan seolah membentak semuanya abinya yang melihat sikap Fateh segera mendekap
Fateh dalam pelukannya Namun Fateh menolak
"Ateh sudah tau umi Abi Ateh sudah tau bahwa Ateh mempunyai penyakit kanker otak stadium 2 Ateh tauuuuu"Tangis Fateh semakin keras dan mengacak ngacak rambutnya.uminya hanya bisa duduk dan menangis ditemani oleh Sohwa dan sajidah yang lain?Yang lain membantu abinya untuk menenangkan Fateh
"Tenang teh Abang mohon tenang"Thariq hanya itu yang dapat ia sampaikan
"Ahhhhhh"Fateh sudah kesal sudah lelah dengan tangisnya dan rahasia yang selama ini disembunyikan darinya.
Dengan paksa Fateh menarik Selang infusnya dan menangis abinya segera memeluknya Thariq kakinya lemas dan ia duduk dilantai
"Fateh jangan seperti ini nak Abi mohon"Dekapannya begitu erat dan Fateh melemas dalam dekapan itu menyisakan air mata dan darah yang keluar dari tangannya.Ia merasakan pusing karena Pikirannya begitu berat dan perlahan Fateh lelap dan menutup matanya.Abinya yang menyadari diamnya Fateh kini melapaskan melihat Fateh yang sudah menutup wajahnya Abinya terus menepuk nepuk pipinya
"Fateh hei sadar Fateh hei kamu baik baik saja"namun Fateh sudah lelah sudah sangat lelah dan menyerah.
"Thariq panggil dokter "perintah abinya dengan teriak dan Thariq segera pergi memanggil dokter .
Semuanya segera menghampiri Fateh dan terus menangis lalu dokter datang dan membawa alat alat.
"Semuanya silakan keluar dulu"abinya melepaskan pelukannya dan semuanya keluar..
"Suster ayo tekanan jantungnya menurun"sebuah alat pemompa jantung sudah siap.
" 1. 2. 3. "Sebuah sentakan dari tubuh Fateh terjadi
"Tambah suster"dokter kini pulai panik
Namun tak ada reaksi dari Fateh
"Tambah terakhir suster"ini yang terakhir namun Fateh tetap lelap karena Fateh sudah sangat lelah"Suster dia menyerah"dokter dengan menyesal berjalan keluar dan yang diluar segera berdiri.
Malihat wajah dokter yang nampak sedih
"Bagaimana anak saya?"uminya lebih dekat menghampiri Dkter
"Maafkan kami dia sudah menyerah dia sudah pergi"tangisan kini semakin keras Uminya memeluk abinya Iyyah memeluk Fatim Sohwa memeluk sajida semuanya saling berpelukan menahan tangis yang mendalam.
"Bisakah kalian tidak menyembunyikan sesuatu yang akan disesali akhirnya?"
-Author
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY FATEH HALILINTAR
Historia CortaCerita Fateh halilintar Just cerbung Saya bukan pemilik tokoh saya hanya pemilik cerita yang selalu berusaha membuat kalian senang.tidak bermaksud menyinggung siapapun.👋✨