Saya yakin kalian mengerti bagaimana menghargai seorang penulis :)
"RAKA BANGUN KAMU! Sudah hampir jam tujuh dan kamu belum juga mandi!!" Seorang wanita paruhbaya kini meneriaki anaknya yang masih juga menempel ditempat tidur.
Wanita paruhbaya yang bernama Caleesta mengguncang lengang anak laki-lakinya. Sudah sepuluh kali Caleesta berteriak namun Raka yang masih juga berada ditempat tidur itu belum juga membuka matanya. Bahkan kini Caleesta bingung. Apa anaknya ini sedang latihan meninggal?
Caleesta menggelengkan kepalanya berniat membuyarkan pikirannya. Ada-ada saja pikirannya itu.
Caleesta tiba-tiba mempunyai ide. Dia masuk ke arah kamar mandi yang berada didalam kamar anaknya lalu mengambil gayung yang sudah berisi air. Dia melangkah mendekati anaknya lalu tak tanggung-tanggung segera menyiramkan air ke wajah Raka.
"Ehh buset-buset! Siraman cinta oyyy!!" Teriak Raka yang masih memejamkan matanya. Caleesta membelalakkan mata 'tak habis pikir lagi dengan anaknya. Segera dia mengambil telinga Raka lalu menariknya keatas.
"Aww aww duh Ma! Kuping anakmu yang cakep ini sakit, duhh!" Jeritnya yang kini sudah membuka mata dan duduk diranjang sambil mengusap telinganya yang ia yakin sudah memerah.
"Kamu ini kebiasaan! Mama coret dari kartu keluarga tau rasa kamu!"
"Wuihh jangan dong Ma. Entar anakmu yang ganteng ini hidup sebatang kara. Entar Mama dosa, trus masuk neraka, trus disiksa, trus--"
"MASUK KAMAR MANDI SEKARANG!" Teriak Caleesta yang kini geram dengan tingkah anaknya.
Karena kaget mendengar teriakan yang begitu dahsyat. Raka segera berlari menuju kamar mandinya.
Nafas Caleesta memburu. Jika bukan anak, sudah sedari tadi Caleesta akan menendangnya ke planet Merkurius biar merasakan betapa panasnya disana.
Mata Caleesta seketika membelalak ketika melihat sprei anaknya yang sudah basah akibat ulahnya yang menyiram air tadi. Dia menepuk jidatnya. Kalau sudah begini maka pekerjaan Caleesta tertambah dengan menggantikan sprei anak paling paling kesayangannya itu.
***
"Selamat pagi everybody! Alhamdulillah di pagi yang cerah ini kita masih dapat berkumpul bersama dan menikmati sarapan pagi dari nyonya Caleesta Fawnia Keely. Tepuk tangan semuaa!!" Heboh Raka yang baru saja masuk ke dalam dapur dengan seragam sekolah yang legkap. Seragam putih abu-abu dan tas selempang yang berada dipundak kanannya.
Sepasang suami istri yang berada didapur hanya memasang wajah datar. Hasil karya dari Caleesta Fawnia Keely Adhitama dan Axelle Gandhi Adhitama mengapa menghasilkan makhluk yang petakilan seperti ini.
Cowok itu hanya mengambil selembar roti berisi selai lalu menyalimi tangan Mama dan Papanya tak lupa juga mengecup pipi mereka.
"Kamu yang bener sekolahnya. Ingat, ini hari terkhir kamu MOS. Jangan buat ulah lagi," ucap Axel memperingatkan anaknya.
"Ay ay kapten! Assalamualaikum!" Dia berjalan keluar 'tak lupa memakai jaketnya lalu mengambil kunci motor.
***
Shadaraka Matteo Adhitama cowok yang kini dengan tampilan berantakannya berjalan memasuki koridor sekolah. Sewaktu keluar dari pintu rumahnya tadi, Raka langsung mengeluarkan bajunya yang tadi sudah rapi, dan melepas dasinya lalu dililit di lengang kanannya. Tatapan anak SMA PERJUANGAN kini tak luput memandangi Shadaraka, khususnya oleh kaum hawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadaraka
Teen FictionShadaraka; si badboy, pencicilan, pembuat onar, tengil, dan arrogant. Dia 'tak menyukai gadis pencinta pink. Menurutnya cewek yang menyukai warna pink adalah cewek yang lemah, manja, dan terlalu banyak gaya. *** "Berjodoh sama cewek yang suka warna...