Saya yakin kalian mengerti bagaimana menghargai seorang penulis :)
Lia sedang menunggu Arisha didepan gerbang sekolahnya. Semua murid sekolah perjuangan sudah berhamburan untuk keluar dari sekolah setelah mendengar bel pulang.
"Cewek. Godain abang dong."
Kepala Lia menoleh saat mendengar suara disebelahnya. Lia mengangkat alisnya tak mengetahui siapa dibalik kaca helm yang tertutup itu. Ia kembali memfokuskan pandangannya didalam sekolah mencari-cari keberadaan Risha.
Seseorang disebelahnya kembali bersiul lalu turun dari motornya dan melepaskan helmnya. Dia berbalik dan mendapati pelototan dari Lia.
"Mau apa lo?!" tanya Lia kesal. Kenapa lagi dia harus bertemu dengan Raka si cowok sinting.
"Garang amat. Ondel mau pulang?" tanya Raka balik pada Lia.
"Udah dibilangin, nama gue Odelia. Bukan Ondelia. Jadi jangan panggil gue Ondel. Emang gue ondel-ondel apa!" Ketus Lia sambil menghentakkan sebelah kakinya.
Raka tertawa kecil melihat tingkah Lia. Sepertinya mengganggu Lia akan menjadi hobi barunya.
"Itu panggilan kesayangan Ndel,"' ucap Raka sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Gue anterin pulang yuk," lanjut Raka yang langsung menarik tangan Lia.
Gadis itu segera menghempaskan tangannya dan menatap Raka tajam.
"Gue gak mau pulang sama lo!" Tekan Lia.
"Tapi gue mau." ucap Raka santai.
"Gue enggak!"
"Gue mau."
"Gue enggak!"
"Gue mau."
"ENGGAK! ENGGAK! ENGGAK!" Teriak Lia kencang sehingga menarik perhatian orang-orang disekitarnya. Raka yang berada didekatnya sontak saja menutup kedua telinganya dengan tangan.
"Buset dah," gumam Raka kecil namun dapat didengar oleh Lia.
"Apa lo?!!"
Raka yang baru saja ingin menjawab ucapan Lia terhenti saat mendengar suara seseorang yang memanggil gadis itu.
"Dari mana aja sih lo lama banget ambil mobilnya?!" Tanya Lia pada Arisha yang kini menampakkan dirinya.
Risha tersenyum dari kaca mobil yang dibuka. Bukan kearah Lia. Senyuman Risha lebih tepatnya diarahkan pada Raka.
Lia yang melihat aksi tatap-tatapan antara Risha dan Raka segera masuk kemobil lalu menoyor kepala gadis itu.
Risha mengaduh lalu melihat kesamping dan telah mendapati Lia yang duduk disebelahnya sambil menatapnya kesal.
"Kita duluan ya Ka," pamit Risha yang diangguki oleh Raka. Gadis itu segera menjalankan mobilnya.
"Khem ... Yang habis berduaan sama Raka," goda Risha pada Lia yang sedaritadi menatap keluar jendela.
"Jangan mulai deh Sha, masih kesel nih gue," tegur Lia.
Risha memanyunkan bibirnya. "Lo mah gitu ... Seneng kek, ini malah cemberut."
"Dia itu nyebelin Sha. Gak tau kenapa tiap deket sama dia bawaannya pengen marah terus."
"Tiati lo suka," ucap Risha yang membuat Lia sontak menengok kearah Risha sambil bergidik.
"Gak akan," tekan Lia dan kembali mengarahkan pandangannya pada kaca samping.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadaraka
Teen FictionShadaraka; si badboy, pencicilan, pembuat onar, tengil, dan arrogant. Dia 'tak menyukai gadis pencinta pink. Menurutnya cewek yang menyukai warna pink adalah cewek yang lemah, manja, dan terlalu banyak gaya. *** "Berjodoh sama cewek yang suka warna...