3. Dimana Ini?

7 0 0
                                    

Alyta membuka mata perlahan-lahan karena rasa pusing dikepalnya belum reda. Alyta mencoba menginggat kembali yang telah terjadi denganya, seketika ia membelakkan matanya.

"gila apa yang dilakuin om tadi sama gue"

"bangsat gue ada dimana sih ini"

"seragam gue mana? Kenapa gue tiba-tiba pakai baju bersih"

"tas guedimana?"

"Ya Tuhan apa yang terjadi"

"gue gamau masa depan gue hancur"

"hiks hiks hiks"

"gue takut"

"hiks hiks hiks"

'ceklek'

Alyta mendengar suara pintu terbuka dengan cepat ia menolehkan wajahnya disana pria itu berjalan mendekatinya dengan wajah lelah yang sangat terlihat.
ALyta pun berdiri dengan sengaja ia melayangkan tangannya dipipi kanan mulus pria tersebut

"lo apa apaan sih" bentak pria itu membuat ALyta terjingkat kaget.

"om yang apa apaan?" ucap ALyta dengan suara lirih dan wajah sedihnya
"lo apain gue om apain ha bales gue?" tak terasa air matanya menetes begitu saja
"gue masih SMA masa depan gue panjang om, lo tega lakuin itu sama gue ha? Hiks hiks hiks" tangis ALyta pun pecah
"lo tega ngehancurin masa remaja gue, gue salah apa sih sama lo ha?"
" Udah cukup derita yang gue alami gue capek" suara Alyta meninggi.
"kenapa lo gak jawab kenapa?" Alyta mulai memukul dada pria itu sambil menangis
"salah gua apa sama lo apa?"
"jawab"ucap Alyta semakin menjadijadi

Pria itupun menggeleng nggelengkan kepalanya, dengan cepat ia memeluk tubuh kecil ALyta berniat agar Alyta tak memukulinya lagi dan menyakan hal-hal itu.

Alyta sudah tidak memukulinya hanya tangisan yang dia keluarkan.

"lo berpikir apasih sama gue? Gue gak ngapa-ngapain lo sumpah dah"
"lo tadi pingsan waktu debat sama gue, berhubung hujan turun gue bawa lo kemobil, saat mau gue anter ke rumah sakit gue dapet telfon dari sekretaris gue kalo ada rapat penting pagi ini jadi ya gue gesempet anterin lo ke rumah sakit akhirnya gue bawa lo ke kantor gue yang didalamnya ada kamar buat gue istirahat. Dan kalo lo berpikir macam-macam gue gantiin lo baju lo salah, gue minta bantuan sekretaris gue buaat ganti baju lo." ucap pria itu seadanya.

ALyta yang sadar masih dipelukan pria itu ia melepaskan diri dan menatap pria itu dengan wajah merahnya karena malu.

"kenapa dari tadi gak bilang sih" tanya Alyta dengan kesal, karena malu.

"gimana mau bilang, baru buka pintu aja udah lo serang dengan pertanyaan-pertanyaan yang gak masuk akal"

"tapikan... ah sudahlah males gue" ucap ALyta masih dengan muka kesal dan malunya.

"oh ya, nih obat dari dokter yang tadi gue panggil kesini gara-gara gue takut terjadi sesuatu sama lo, gimana kalo lo mati bisa berabe kan urusannya" ucap pria itu sambil menyerahkan plastik bening yang berisi obat resep dari dokter yang dibelinya dari apotek.

Alyta menggambil plastik yang berisikan obat itu Dengan perasaan bersalah karena sudah memaki-maki dan memukuli pria itu.

"maafin gue ya"

"Ya"

Alyta menggulurkan tangan kanannya dihadapan pria itu.
"gue Alyta"

Maafkan jika terdapat typo.

ALYTA : I Want To Be Happy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang