PROLOG

70 18 24
                                    

🍂🍂🍂

Derap langkahku menyertai hebatnya hembusan angin malam. Seakan raga tak lagi merasakan dinginnya udara. Tuhan mengapa begitu berat? Pandanganku mulai kabur, terhalang air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata. Entah di mana petunjuk arahku. Kemana perginya warna yang pernah ada di hari-hariku?

Hilang semua angan yang pernah tercipta, hanyut dalam banyaknya kelam yang datang tiba-tiba. Mengirimkan sesak yang memenuhi kalbu. Menghancurkan harsa yang pernah ada. Kebahagiaan yang ternyata fana. Begitu mudahnya ia pergi, tanpa ada perpisahan, tanpa jejak yang ia tinggalkan. Takdir macam apa ini? Bahkan tak pernah terpikir akan begini. Siapapun tolong, keluarkan aku dari mimpi buruk ini.

Miris. Ini adalah angan yang tak pernah aku bayangkan. Namun tiba-tiba datang sebagai kenyataan. Tanpa menyapa bahwa dia akan datang. Menghancurkan mimpi yang telah tersusun rapi. Datang tanpa permisi, menghadirkan kebencian di dalam hati.

Kakiku terus melangkah, walau tanpa arah sekalipun. Aku tak peduli akan tersesat. Aku hanya ingin semuanya kembali. Menjadi milikku, selamanya.

"Ini bukanlah takdirku, ini bukan untukku. Kamu pasti salah, Tuhan tunjukkan Keadilan-Mu, tunjukkan kasih sayang-Mu itu!!" gelap, itu yang aku lihat terakhir kali.

🍂🍂🍂

Cahaya di Ujung Senja [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang