“Cepat tangkap putri mahkota kerajaan Park, bawa dia hidup atau mati” salah satu Jendral Raja Agung memerintahkan seluruh prajurit menyerang kerajaan Park
@Park Castle
“Putri mahkota Jinhee sebaiknya kau pergi menjauh sejauh mungkin, akan ada perang besar disini”
“Tapi bagaimana dengan ayah? Aku tidak mungkin tega meninggalkan ayah sendiri, jangan khawatir aku bisa ikut berperang”
“Kau sudah gila? Ayah tidak pernah mengajarkan berperang, sudah lah turut keinginanku. Jika situasi sudah aman, ayah akan kirim prajurit untuk menjemputmu dimanapun kau berada. Berjanjilah untuk tidak tertangkap”
“Baik lah, jaga diri ayah baik-baik” Jinhee memeluk ayahnya sebelum pergi
Tak lama setelah Jinhee meninggalkan kerajaan ternyata dia sudah dihadang beberapa prajurit kerajaan Agung dan perang tak terhindarkan. Beberapa prajurit Jinhee tumbang, melihat itu Jinhee melarikan diri sendiri tanpa pengawasan siapapun. Kondisi sangat lelah Jinhee pun pingsan di tengah hutan
Jinhee akhirnya sadar dan menyadari dia tidak sendirian
“Siapa kau? Dimana aku?”
“Makan lah, kau pasti lapar. Prajuritmu sudah mati semua”
“Kau membunuh mereka?"
“Bukan aku, tapi prajurit ayahku”
“itu artinya kau putri mahkota Raja Agung?” Dia mengangguk
“kenapa menolongku? Kau bisa membunuhku kan?”
“Entahlah, Yang menginginkan kau mati itu ayahku, bukan aku. Makan dan istirahat, tengah malam nanti kuantar kau ke perbatasan, kau bisa lari dari prajurit ayahku”
Tengah malam tiba, mereka naik kuda menuju perbatasan daerah
“pergilah sejauh mungkin, berjanjilah kau tidak akan tertangkap oleh prajurit ayahku” kata-kata itu mirip perkataan ayah Jinhee
“jujur aku tidak mengerti kenapa kau menolongku, tapi baiklah dan terimakasih telah menyelamatkanku”
“ah sial, aku mendengar suara kuda dari dua arah itu artinya prajuritmu dan prajuritmu menuju kesini. Cepat pergi dari sini”
Jinhee berhasil lari tak terlalu jauh, dia bersembunyi di sebuah kuil kecil, tapi dia bisa mendengar dan melihat peperangan itu, prajurit ayahnya yang melihat keberadaan putri mahkota Raja Agung langsung menyerang. Perang pun terjadi tapi, Jinhee melihat prajurit ayahnya semakin banyak dan menghabisi lawan tanpa ampun. Jinhee melihat dengan jelas ketika salah satu prajuritnya menusukkan pedang ke putri mahkota Raja Agung, Jinhee shock tapi tidak bisa berbuat apa-apa, dia sudah berjanji untuk tidak tertangkap. Jinhee menunggu keadaan benar-benar sepi dan kembali ke tempat tadi dan benar saja, dia melihat putri mahkota Raja Agung sudah mati bersimbah darah
*Kriiiiing Kriiiiing Kriiiiing
Jinny terbangun dari mimpinya, jantungnya berdebar sangat kencang, dia memegang dadanya
“oh aku menangis?” Jinny mengusap pipinya “mimpi itu terasa sangat nyata, tapi siapa itu Jinhee dan siapa anak Raja Agung itu? Aku tidak bisa mengingat wajahnya sama sekali, ah sudahlah hanya mimpi”
“Jinny...... Cepat mandi, mom sudah siapkan sarapan!” mommy Jinny berteriak dari dapur
“oke mom!!!” Jinny cepat-cepat mandi dan bersiap ke sekolah
Vine Art School
@school
“Jinny.... Ada gosip baru nih, ada anak baru tapi dia bisa masuk kesini karena beasiswa” Lea yang baru datang meletakkan tas disamping bangku Jinny
“Benarkah? Apa dia anak miskin sampai masuk ke sekolah ini pakai beasiswa?” Jinny mengejek
“sepertinya begitu, tapi katanya dia cantik loh”
“Lea.... Aku nggak pernah peduli ya dia cantik atau nggak, yang pasti dia dari kalangan bawah kan” Jinny memang terkenal cuek dan angkuh. Teman yang dia punya hanya Lea dan Soodam
“Soodam mana ya? Apa dia uda tau gosip anak baru?”
“Cari sarapan kali, mana bisa dia sekolah tanpa makan. Nanti juga balik”
“Jinny.... Lea... Udah liat anak baru? Dia di kelas sebelah” Soodam datang ke kelas sambil membawa beberapa snack
“Paling juga nanti dia dibully karena anak beasiswa” Jinny jawab asal
“Hmm padahal cantik loh, kan sayang kalo dibully” Soodam duduk di depan Jinny
“Tuuuh kan, kubilang apa dia itu cantik tapi aku belum pernah liat dia sih” Lea semangat
“Yauda.... Kalian jadi pahlawan aja kalo dia dibully. Aku gak peduli ya” Jinny cuek
“Jin... Dia beneran cantik loo”
“Gak peduli”
*Hari Rabu
“Soodam..... kau sudah dengar, si Dita anak baru itu sudah mulai dibully, tadi pagi ada yang bikin dia jatuh terus sepatu ya disembunyiin” Lea heboh
“Katanya cantik ternyata tetep aja dibully, gak peduli cantik dong” Jinny tiba-tiba ikut
“kau daridulu juga gak pernah peduli kalo ada yang dibully, simpati dikit dong. Jangan jahat-jahat Jin....”
“Bodo amat... Urusan dia dong, harusnya kalo dibully tuh dilawan. Masa aku juga harus turun tangan?” Jinny tetap cuek
“Padahal kalo kamu yang turun tangan semua juga bakal berhenti. Kan semua takut sama kamu, Jin”
“Aku bukan super hero ya,Dami...”
*Pulang sekolah
Saat Jinny jalan menuju mobilnya dia melihat Dita kondisi basah kuyup sepertinya dia dibully lagi. Entah kenapa saat dia melihat Dita dengan kondisi seperti itu dia tidak tega dan mengikuti hingga kamar mandi
“hey kau... Pakai ini untuk pulang, jangan sampai sakit” Jinny melepas jaket yang dia pakai dan meletakkan jaket itu di wastafel
*Braaaak Jaket itu di lempar oleh dita ke badan Jinny
“Yaaaah kau sudah gila ya?” Jinny marah
“Kau Jinny Park kan? Aku gak sudi ya pake jaketmu” Dita pun emosi
“Yah, aku sudah berusaha baik ya kasih jaket ku ke kamu”
“aku gak butuh bantuanmu ya Jinny Park”Dita buru-buru keluar dari kamar mandi dan sengaja menabrak kan badannya ke Jinny
“aish dia benar-benar sudah gila ya?” Jinny mengambil jaketnya yang jatuh ke lantai dan kembali menuju mobil untuk pulang
*Hari Kamis
“Lea..... Kau tau dita kemarin setelah pulang sekolah, dia diguyur air” seperti biasa soodam update gosip terbaru
“benarkah? Kasian sekali kemarin sore kan cuaca agak dingin kasian dia pasti pulang kedinginan” Jinny tiba-tiba datang membanting tasnya
“Jangan bahas anak gak tau diri itu”
“wooooo, ada apa nih pagi-pagi kok emosi? Calm down” Lea berusaha menenangkan Jinny
“Kalian tau, kemarin dia basah kuyup kan. Jaketku aku kasih ke dia supaya dia pulang gak kedinginan tapi kenyataannya dia malah banting jaket itu ke badanku. Bukannya terimakasih malah marah gak jelas”
Lea memegang dahi Jinny
“Kau sudah gila ya?”
“apasih Lea?” Jinny makin kesal
“Seorang Jinny Park yang cuek dan angkuh, bisa rela kasih jaketnya ke anak beasiswa yang dibully” Soodam dan Lea tepuk tangan
“seingatku juga, kau jarang pinjamkan barang ke kita berdua juga. Hmmm Jinny Park tiba-tiba jadi sebaik ini?” Lea dan soodam bahagia godain Jinny
“Kalian gak membantu sama sekali” Jinny pergi
“hei mau kemana? Jangan marah dong” Soodam menahan tangan Jinny
“Ke kantin.... Sarapan”
“ikut.....” Soodam menggandeng lengan Jinny
*Bruuk.......
Jinny bertabrakan dengan Dita, Soodam membantu Jinny bangun, setelah Jinny bangun, dia mengulurkan tangan ingin membantu Dita tapi tangannya ditepis
“maaf gak butuh bantuanmu” Dita bangun sendiri dan pergi ke kelasnya. Jinny makin bingung
“wooow seorang Jinny Park ditolak” Soodam kaget
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Previous Life
RandomPercaya reinkarnasi? Bisa jadi.... Jinny dan Dita dipertemukan kembali di kehidupan sekarang