Luhan dan Sehun masih berada di dalam kamar Luhan, dengan Luhan yang sudah rapi dengan pakaian lengan panjang dan celana potong yang hanya menutupi paha mulusnya. Sedangkan Sehun berpakaian seperti biasanya.
" Sehun, " ujar Luhan ketika melihat Sehun beranjak keluar dari kamarnya.
" Aku akan merahasiakan hal ini dari keluargaku dan dari Kris juga, tapi ini untuk terakhir kalinya aku tidak akan tinggal diam jika kau melakukan tidak pantas seperti ini lagi untukku dan membencimu," ujar Luhan dengan sedikit ancaman
Sehun kembali melangkahkan kakinya menuju luhan, berdiri tepat di hadapannya dan menarik dagu Luhan menatap dirinya. Luhan menatap Sehun dengan tatapan sedihnya, sungguh ia tidak pernah berharap bertemu dengan sosok di hadapannya atau melakukan sesuatu dengannya seperti beberapa saat yang lalu. Membuatnya merasakan rasa bersalah kepada Irene dan Kris yang sangat ia sayangi.
" tinggalkan Kris " ujar Sehun tiba tiba sontak membuat Luhan membulatkan matanya.
" Tidak akan, " ujar Luhan menepis tangan Sehun dari dagunya.
" Akan aku ceraikan Irene secepat mungkin, dan menikahi mu secepatnya " mutlak Sehun membuat bulu kuduk Luhan berdiri. Tidak, Luhan tidak akan menerima perkataan Sehun yang melukai adiknya.
" Jangan pernah melakukan hal gila itu Sehun,?!!!" Sehun tidak mempedulikan ucapan Luhan, melainkan menyeringai menunduk mensejajarkan dirinya dengan Luhan dan mendekati wajahnya pada wajah Luhan yang tidak bisa menjauh karena satu tangan Sehun menahan kepalanya.
" Mari melakukan permainan yang menyenangkan dalam hubungan ini " ujar Sehun meremas rambut belakang Luhan dan mengusap leher Luhan dengan lembut sebelum mengusap bibir Luhan dan memasukan ibu jarinya memainkan lidah hangat yang bersarang dalamnya.
" Aku tidak akan menceraikan adik terkasih mu asalkan, kau bisa bersamaku sepanjang aku mau " ujar Sehun masih memainkan lidah Luhan dengan intens hingga membuat Saliva membasahi dagu luhan.
" Kau sangat seksi, " ujar Sehun menarik keluar lidah Luhan dengan paksa dan menjilatinya dengan kasar sebelum melumatnya dengan rakus. Luhan mendorong lengan Sehun dengan susah payah, bahkan sesekali ia mencoba mengigit Sehun sebisanya namun Sehun seakan mengerti malah membuat bibirnya di gigit dan di tarik dengan kasar.
" Aku akan menunggumu di kamar atap nanti malam " ujar Sehun melirik Luhan dari atas sampai bawah.
" Cantik, " lanjut Sehun menurunkan jemarinya pada celana Luhan, meremas gundukan mungil yang tertidur pulas dengan gemas sontak membuat Luhan mendesis kecil meremas lengan Sehun yang sekamin meremasnya kuat.
" Sakit,,, " ujar luhan, Sehun segera mengusapnya dengan lembut dan mengeluarkannya dari sangkarnya. Luhan menundukkan kepalanya melihat bawahannya yang menegang keras untuk Sehun lagi.
" Kau sangat sensitif hannie " ujar Sehun mengkecup bibir Luhan sebelum melepas dirinya menjauh.
" Jika kau membutuhkan diriku, aku akan selalu ada untukmu. " Ujar Sehun merapikan rambutnya dan beranjak pergi meninggalkan Luhan yang kini bernapas lega walaupun dirinya harus mengurus dirinya.
" Aku akan meminta Kris segera menikahi ku dan pergi sejauh mungkin " ujarnya Luhan memasuki kamar mandi dan merendamkan dirinya ke air dingin.
.
.
.Malam menjelang, Kris dan Luhan sedang berdua di dalam balkon luar dengan berbaring di kursi santai berdua saling berpelukan dan berbagi kehangatan.
" Setelah kita menikah dapatkah kamu membawaku sejauh mungkin "
" Ada apa sayang? " Luhan mengelengkan kepalanya namun memeluk tubuh Kris dengan erat.
" Kita akan kembali, hanya berdua bersamamu " balas kris, Luhan mengangguk kecil dan memperhatikan wajah Kris yang tetap tampan kapan saja dan keadaan bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Di Langit Biru (Hunhan)
RomanceMencintaimu secara diam-diam Merindukanmu secara diam-diam Melepaskanmu secara diam-diam dan Tidak mengharap balasan dari rasaku, karna kau bukanlah takdirku. Melihatmu bahagia dari kejauhan sudah cukup untukku dan aku akan menunggu takdirku hadir...