Jika Kris dan sang ayah sedang bekerja di pagi hari untuk mengadakan proyek terbaru, Irene kembali ke butik miliknya yang sudah meroket ke internasional setelah ada panggilan untuk rapat dan hanya meninggalkan Sehun Luhan dan sang ibu di dalam rumah. Namun sang ibu sedang berbelanja dengan beberapa pelayan di rumah dan hanya meninggalkan mereka berdua di dalam rumah.
Luhan melangkahkan kakinya keluar dari kamar setelah ia membersihkan tubuhnya. Dengan rambut yang sedikit basah ia memasuki dapur yang sangat sunyi bahkan hanya langkah kakinya yang menghiasi area dapur untuk mengambil buah apel seger untuk ia makan dan kembali ke kamar karena ia tidak ingin menemui sehun.namun keinginan tidak terkabulkan ketika Sehun berdiri di sampingnya dengan wajah dinginnya.
" Mengapa selalu menjadi bayang bayang dalam kehidupanku Han?" Ujar Sehun mengkukung tubuh Luhan yang berada di depan pintu kamar Luhan sontak membuat Luhan terkejut melihat Sehun yang berada beberapa inci di hadapannya.
" Aku tidak pernah menjadi bayang bayang di kehidupan mu Hun" balas Luhan menyela kedua tangannya di dada Sehun yang semakin mendekat.
" Mengapa kau harus menjadi kakak angkat Irene dan mengapa kau selalu berada di sekitarku juga dan mengapa kau baru datang saat ini dan aku sudah menikah"
" Se,Sehun terlalu dekat, apa yang mau kau lakukan " ujar luhan gugup
" kau ingin menghancurkan ku?! " Luhan mengelengkan kepalanya
" Tidak Sehun, a,aku hanya ingin memperkenalkan kekasihku dan akan kembali ke tempat kami, sungguh aku tidak ingin menghancurkan kehidupan normal mu" ujar Luhan semakin merapatkan dirinya pintu kamarnya
" Kau memang benar benar ingin mempermainkan ku Han " ungkap Sehun membuka pintu kamar Luhan tiba tiba membuat Luhan tersungkur jatuh namun Sehun segera membawanya kedalam dekapannya dan melumat bibir Luhan dengan rakus. Sontak Luhan membulatkan matanya mendorong tubuh Sehun menjauh darinya.
Sehun mengunci pintu kamar Luhan dengan satu tangannya dan membawa Luhan ke karpet bulu yang berada di bawah ranjang. Suara kecapan dari tautan bibir mereka menggema dalam ruang. Luhan mendorong tubuh Sehun yang semakin mendekat bahkan sesuatu yang lebih keras ia dapat rasakan di paha yang hanya di lapisi hotpants yang ketat.
" Ahhh,, sehhhhh,Sehun,ughhh hentikan," ujar Luhan menahan Sehun yang semakin liar di atasnya. Tak kunjung di lepaskan Luhan mendorong setiap tangan Sehun yang menjamah tubuhnya dengan lihai.
" Jangan menjerit, atau kau memang ingin yang lain melihatnya, aku sangat menyukai raut wajah yang mendesah memanggil namaku " ujar Sehun menempatkan posisinya di hadapan hole Luhan sebelum menutup bibir Luhan dengan satu tangannya dan suara jeritan Luhan tertahan dalam dekapannya.
Luhan hanya bisa menangis ketika tubuhnya di jama dengan orang yang sama namun tidak memiliki hubungan spesial dengan nya. Tidak bisa melepaskan diri dari Sehun walaupun berbagai penolakan sudah ia lakukan namun kali ini ia akan pasrah ketika semburan lahar hangat memenuhi perutnya dan lahar miliknya membasahi perut Sehun.
"
.
.
." Aku sangat membencimu " ujar Luhan ketika aktivitas mereka yang panas berakhir dengan Sehun melepaskan laharnya membasahi tubuhnya.
Sehun menghela nafasnya sesaat sebelum mendekati dirinya dengan Luhan yang kini duduk bersandar pada badan ranjang. Pemandangan yang sangat indah bagi Sehun yang melihat Luhan yang sama nekad nya dengan nya tanda kemerahan memenuhi pundak perut paha dan nipple nya kian membesar dan membengkak.
" Sehun, mengapa kau melakukan ini denganku, ? Kau tidak seharusnya seperti ini, aku itu kakak ipar mu dan kau istri adikku Sehun " ujar Luhan menjauh dari Sehun yang tampaknya akan menggagahi dirinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Di Langit Biru (Hunhan)
RomanceMencintaimu secara diam-diam Merindukanmu secara diam-diam Melepaskanmu secara diam-diam dan Tidak mengharap balasan dari rasaku, karna kau bukanlah takdirku. Melihatmu bahagia dari kejauhan sudah cukup untukku dan aku akan menunggu takdirku hadir...