BAGIAN 2

18 7 0
                                    

"Inilah alasan kenapa Sehun tidak masuk kerja. Bahkan dia tidak mengizinkan seorang pun untuk memberitahumu tentang kondisinya yang sekarat," celetuk Suho seraya memandang sedih kearah dinding kaca rumah sakit yang menampilkan sebuah kamar dengan seorang pasien yang terbaring di atas ranjang dengan beberapa alat rumah sakit yang terpasang di tubuh pria itu.

Deg!

Seketika Yoora merasakan jantungnya berhenti berdetak saat melihat kondisi dari pria yang sangat dicintainya itu. Menangis histeris seraya memukul - mukul dinding kaca itu.

"Hiks... hiks... mian. Aku sungguh minta maaf padamu Sehun, hiks... kumohon... jangan seperti ini. Aku tau aku salah, dan aku akan segera meminta maaf padamu. Aku berjanji jika kau sadar aku akan selalu menuruti setiap perkataanmu dan akan berhenti bersikap egois. Jadi... hiks... kumohon sadarlah. Aku mencintaimu. Chagiya."

Suho menatap sedih kearah Yoora yang tengah terduduk dengan menyedihkan di lantai putih rumah sakit itu. "Aku akan memberitahumu rahasia terbesar Sehun. Priamu itu, sudah dari 3 tahun terakhir terkena penyakit kanker otak. Dan saat inilah kondisi terburuknya. Dokter mengatakan tidak ada harapan untuk menyembuhkan Sehun. Sebenarnya Sehun melarangku untuk memberitahumu tapi aku karena kau memaksa aku harus membawamu kesini dan melihat kondisi sekarat dari Sehun. Dan asal kau tau, wanita yang kau temui sedang berduaan dengan Sehun, wanita itu adalah kakak iparnya dan dia adalah dokter pribadi Sehun. Bahkan kau tidak tau tentang ini dan langsung memarahi Sehun dan mengatakan Sehun pria brengsek yang suka berselingkuh. Kau tau? Saat kau mengatakan itu, Sehun sangat hancur."

Yoora mendongakkan wajahnya memandang kaget kearah Suho. "K-kenapa? Kenapa kau tau tentang itu?"

"Kau kaget? Tentu saja aku tau. Saat itu aku ingin berkunjung ke apartemen Sehun untuk memberikan dokumen perusahaan. Dan kau tau apa yang kudapatkan? Aku mendapatkan sahabatku tak sadarkan diri dengan belasan botol bir berserakan disekitarnya!" Ujar Suho penuh emosional.

Yoora semakin menangis keras saat mendengar setiap kebenaran yang terpapar di hadapannya. Sungguh! Dia adalah wanita terbodoh yang pernah hiduo di dunia ini.

"Aku minta maaf hikss... sungguh aku minta maaf Sehun-ah. Mianhae. Sehun-ah hiks... mian," isak Yoora dengan begitu menyedihkan.

Ttrriiinngg...!!!

Suho dan Yoora tersentak kaget saat alarm di dalam kamar pasien milik Sehun berbunyi dengan nyaringnya. Seiring dengan alarm yang berdering, dapat mereka lihat seorang dokter wanita dan perawat berlarian dengan begitu terburu - buru kearah mereka.

"Permisi!" Seru seorang dokter wanita seraya melirik sekilas kearah Yoora dan tanpa banyak bicara masuk ke dalam kamar pasien Sehun diikuti dengan perawat lainnya.

Dengan gerakan kasar Yoora berdiri seraya menarik lengan Suho. "Kenapa? Kenapa alarm itu berbunyi Suho-ssi?! Wae..?!"

"A-aku juga tidak tau..." sahut Suho dengan ekspresi bingung bercampur sedih.

Beberapa menit kemudian, dokter wanita itu keluar menghampiri Suho dan Yoora.

"Aku minta maaf. Aku tidak bisa menyelamatkan Sehun," ujar dokter wanita itu dengan airmata yang mengalir deras membasahi kedua pipinya.

"TIDAK! KAU PASTI BERCANDA!" pekik Yoora seraya memandang kesal dan sedih kearah wanita berjas putih itu.

Wanita berjas putih itu menggelengkan kepalanya dengan airmata yang terus mengalir. "Tidak. Dan aku ingin menyampaikan maaf karna aku kalian jadi salah paham. Waktu itu ketika kami bertemu di cafe adalah saat dimana Sehun berkonsultasi padaku. Aku adalah kakak iparnya dan tidak mungkin aku menjadi selingkuhannya seperti yang kau pikirkan. Dan kau harus kuat. Karena Sehun sudah tiada di dunia ini."

"TIDAK! TIDAK! TIDAK! Sehun tidak akan pernah meninggalkanku! Hiks... dia sudah berjanji padaku untuk tidaka akan meinggalkanku hiks... ini pasti hanya lelucon darinya. Ya! Ini hanya lelucon. Mungkin dia kesal padaku karna aku menuduhnya berselingkuh. Hahaha... pasti dia sedang menertawakanku karena aku berhasil tertipu dengan leluconnya ini. Hahaha..." tawa Yoora dengan airmatanya yang terus mengalir dengan derasnya tanpa memperdulikan Suho dan wanita berjas putih itu saling berpandangan dengan wajah miris mereka.





Tbc

When With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang