Tawan

1.4K 44 5
                                    


Chapter 1: Tawan

"Ini udah hari yang kesepuluh, Tawan."

Aku tidak merespon perkataan Phi Por, hanya tersenyum dan mengangguk.

"Baiklah ...Tawan, Apa kamu hari ini free?"

Tentu saja, aku free. Pagi ini aku tergesa-gesa menuju bangsal sejak pukul lima pagi untuk menyelesaikan shift ku dan mengatur semua jadwal ku hanya untuk Por ku tersayang.

Aku mengangguk lagi.

"Kalau begitu ayo kita minum kopi. Aku yang traktir."

Aku mengangguk lagi kemudian aku berjalan di depannya menuju lift lobby yang ada di depan bangsal, lalu menekan tombol turun.

"Jadi...Tawan, kamu tahu apa yang ingin aku bicarakan hari ini, kan?"

Aku bertemu dengan sepasang mata miliknya kemudian Ia melangkah mendekatiku, hidung kami hampir bersentuhan saat ia bertanya. Aku mengalihkan pandanganku ke arah lain namun memberikannya anggukan sebagai jawaban.

Saatnya sudah tiba, pikirku.

Moment penting dalam hidupku.

Baiklah.... Darimana aku harus mulai menceritakannya?

Ini adalah kisah yang cukup panjang.

Mungkin sebaiknya ku mulai dengan menceritakan masa lalu antara Por dan aku.

-------

Por dulu adalah super hot senior dari fakultas kedokteran gigi ketika aku masuk sekolah kedokteran di universitas. Walau kami berbeda fakultas, namun bangunan fakultas kami bersebelahan dan kabar tentang ketampanannya tersebar luas di seluruh fakultas kedokteran. Dia adalah pria yang tidak dapat ku gapai. Jadi ketika aku menjadi mahasiswa tahun keempat dan dia lulus kemudian melanjutkan internshipnya, aku telah membuang harapanku untuk dapat bersamanya. Selain itu, aku juga mendengar rumor kalau boyfriendnya adalah seorang tangan kanan.

Note : Tangan kanan yang mengurus aset dan properti para bos-bos biasanya jadi besar kemungkinan kalau penghasilan boyfriendnya Por besar makanya Tawan menyerah.

Itu adalah saat dimana aku benar-benar menyerah.

Beberapa tahun kemudian, aku lulus dan mulai bekerja sebagai dokter magang. Walau beberapa orang pernah singgah dalam kehidupanku namun tidak ada yang bertahan lama.

Denger ya, dokter magang itu memiliki jadwal yang sangat padat. Kami mulai bekerja sebelum dari matahari terbit dan baru bisa meninggalkan rumah sakit setelah matahari tenggelam. Apalagi kalau kami sedang bertugas jaga malam itu berarti kami harus begadang baru dapat beristirahat sebentar kemudian lanjut dengan shift pagi dan bekerja lagi mulai dari subuh hingga petang.

Tiga tahun internship membuatku tidak hanya penuh dengan pengalaman intensif tentang perawatan pasien namun juga membuatku kehilangan waktu untuk merasakan cinta atau berbagai bentuk relationship. Di waktu senggangku, Aku hanya makan atau tidur. Untung saja rumah sakit segera membangun 'health park' dimana orang-orang dapat berolahraga dan itu memberi keuntungan bagiku karena aku bisa berolahraga bersama teman-temanku. Selebihnya aku akan mengitari rumah sakit untuk melakukan pengecekan kondisi pasien-pasienku.

Setelah tiga tahun menjalani internship, aku kembali ke kota untuk melanjutkan training untuk spesialisasi dan itu adalah saat dimana aku bertemu kembali dengan senior tampan itu.

----

"Nong Tawan, Tawan!"

"...."

"Nong Tawan, apa kamu ingat aku?"

MY RIDE, I LOVE YOU (Terjemahan Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang