Arabelle turun dari arah kamarnya menuju lantai bawah tempat diadakannya pesta anniversary perusahaan keluarganya. Kedua mata gadis itu bergerak menyusuri seluruh ruangan yang padat berisi rekan-rekan kerja ibunya, mata Ara tidak berhenti untuk mencari sosok kekasihnya.
Tepat di pojok ruangan disana berdiri Nathaniel yang sedang berbincang dengan ayahnya dan beberapa kolega penting disana sambil memegang gelas berisi champagne.
Arabelle berjalan mendekati Nath. Ketika sudah berada di samping pria itu, Ara langsung memeluk lengan Nath.
"Hei, aku cari kamu daritadi." ucap Ara dengan manja, lalu kepalanya bergerak kesebelah Nath dan menyapa sosok tersebut, "Halo, Om William. Senang bertemu dengan Om." sapa Ara pada ayah Nath dengan senyum yang tidak lepas dari bibirnya, tampak bahagia.
"Halo Ara. Kamu cantik sekali malam ini." puji ayah Nath. Ara balas tersenyum dan berterima kasih, lalu mengalihkan pandangannya kembali pada Nath yang tampak risih karena perlakuan Ara.
"Nath, can I borrow you?" tanya Ara pada Nath.
"Oh, sure." ucap Nath yang hanya menurut ketika tangannya ditarik oleh Ara dan mengikuti gadis itu.
Ara berjalan menaiki tangga dan memasuki kamarnya yang berada di lantai dua. Ara melingkarkan tangannya pada leher Nath, yang dibalas dengan tatapan bingung dan datar oleh Nath.
Ara tidak tau apa yang terjadi pada kekasihnya, dulu Nath pria penuh kasih, pria itu mencintai dirinya. Tapi entah kenapa setahun ini Nath berubah, seperti menjaga jarak dengannya.
Ara mendekatkan wajahnya pada wajah Nath. Bibirnya mencium lembut bibir Nath yang penuh. Nath memejamkan matanya merasakan kecupan-kecupan basah Ara. Jemari lentik Ara menggelitik dada dan lengan pria itu.
Nath mengerang ketika Ara menjilat lehernya dengan lidahnya yang basah. Nath mendesah dan memeluk mesra pinggang Ara. Nath memandang Ara beberapa saat. Ara sangat seksi ketika menggigit bibir bawahnya dengan mata bulatnya yang cantik memandang Nath.
Nath menciumnya. Pria itu membiarkan mulutnya terbuka dan merasakan lidah Ara bergerak dalam mulutnya. Ara menyentuh rahang Nath dengan jari-jarinya. Tangan gadis itu menuntun tangan Nath ke dadanya yang bulat dan menggoda.
Nath meremas dada Ara sedikit kasar. Sebelah tangannya melingkar di pinggang Ara dengan posesif.
"Nath.." desah Ara ketika merasakan tangan Nath mengelus punggungnya yang terbuka karena model dress yang dikenakan gadis itu.
Seperti disiram air dingin, Nath seolah tersadar dengan tindakannya. Pria itu menjauhkan dirinya dari Ara. Berjalan menuju ranjang besar Ara dan duduk di pinggirnya.
Nath mengusap kasar rambutnya yang sudah berantakan oleh ulah Ara. Ara menatap bingung kearah Nath. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu pada pintu kamar Ara.
"Masuk." ucap Ara dengan keras.
Pintu kamar terbuka yang ternyata adalah salah satu pelayan dirumah Ara, "Maaf nona Ara, dibawah ada nona Elena. Nona Elena sudah tiba dari Spanyol." ucap pelayan itu.
Ara terperangah mendengar hal itu. Tidak jauh beda dengan Ara, Nath juga nampak sangat terkejut mendengar ucapan pelayan tersebut. Ara menatap Nath, menunggu reaksi pemuda itu.
"Aku turun dulu." ucap Nath tanpa menatap Ara. Setelah mengucapkan itu, Nath membenarkan rambut dan pakaiannya yang sedikit berantakan karena ulah Ara lalu beranjak keluar dari kamar Ara dan berjalan cepat menuruni tangga.
Nath keluar dari kamar yang tadi pria itu dan Ara masuki sambil membenarkan dasinya yang berantakan. Kepalanya menoleh ke arah kanan, dan iris matanya melihat Elena yang sedang berbincang pada Mommy Ara.
Elena sedikit terkejut saat melihat Nath, gadis itu tergagap. Lalu Nath tersenyum kearah Elena, dan berjalan pelan menuju Elena. Tidak lama kemudian Elena melihat Ara yang berada dibelakang Nath. Ara terpaku melihat Elena. Tidak dipungkiri di dalam hatinya ada sedikit rasa rindu pada sahabatnya itu.
"Elena, Good to see you." ucap Ara sambil bergerak memeluk Elena. Nath menghentikan langkahnya ketika Ara sudah berada di depan Elena.
Elena balas memeluk tubuh Ara. Hanya tersenyum dan tidak mengucapkan apapun.
"Ayo kita cari meja kosong." ajak Ara pada Elena sambil memegang tangan gadis itu.
"Nggak perlu, Ra. Aku disini sebentar. Aku cuma mau sapa Mommy kamu aja."
"You leaving?" tanya Ara kecewa.
"I'm Sorry." ucap Elena dengan nada penyesalan, "I'll see you at school." lanjut Elena pada Ara, lalu gadis itu berjalan menuju pintu keluar rumah tersebut.
Ara baru menyadari saat melihat ke belakangnya, Nath yang ikut memandang kepergian Elena, lalu tidak lama kemudian pria itu berjalan cepat menuju pintu keluar, bergerak seperti akan menyusul Elena.
Ara memandang kosong ke arah kepergian Nath. Perasaannya tidak enak. Selalu seperti itu. Ara tau ada hal yang tidak benar. Dia mencoba sekuat tenaga untuk tidak memikirkan hal itu tetapi sikap Nath terlalu terlihat.
Ara menghela nafasnya pelan dan berjalan menuju balkon yang terdapat di lantai dua.
"Rencana kamu gagal, huh?" ucap seseorang tiba-tiba dari belakang tubuh Ara.
Ara tidak menjawab ucapan pria itu, "I guess she's back. For good." ucap Ara dengan datar pada orang itu.
"Aku nggak ngerti salah aku dimana. Kita hampir ngelakuinnya. Tapi tiba-tiba aja dia berhenti." lanjutnya dengan lirih.
"Setelah dengar Elena kembali, dia tinggalin aku. Sebenarnya ada apa disini, Tian?" lanjutnya pada Bastian Adiputra, sahabat sejak kecil Nath, Ara dan juga Elena.
Bastian bergerak mendekati Ara, tangannya memeluk tubuh Ara. Mengusap punggungnya pelan.
"Calm down, Ara. Aku akan balas mereka. Entah itu Nath ataupun Elena. We'll figure it out." ucap Tian menenangkan.
Bastian Adiputra, pria muda yang sangat kaya dengan kepribadian yang sangat buruk. Ego-nya sangat tinggi, dia juga salah satu womanizer, dan dia tidak pernah menerima jawaban tidak dan selalu mendapatkan semua yang dia inginkan.
Tapi menurut Ara, Bastian adalah sosok paling penting di hidupnya. Pria itu menemaninya pada masa sulit. Tidak peduli seburuk apa sikap Tian, Ara selalu menyanyangi Tian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spill the Tea
RomanceArabelle Salim sangat menggilai kehidupan dalam fairytale. Dia meyakini bahwa Nathaniel Williams adalah pangeran kuda putih-nya. Tapi bagaimana bahwa selama ini yang dia yakini adalah salah? Bagaimana jika dia mengetahui bahwa pangeran kuda putih-ny...