My Demon [2]

148 11 6
                                    

Dingin. Entah tubuhnya atau memang suhu ruangan yang menurun berpuluh-puluh derajat secara drastis hingga terasa membekukan nadinya. Nyatanya sorot dingin dari sosok diatas singgasana itulah yang menjadi penyebabnya. Seolah lewat tatapan dari netra merah darah itu mampu mentransfer angin musim dingin yang sukses membuat tubuhnya mengigil. "Anak buah ratu Vexana." Nadanya terdengar dingin dan rendah. "Apa urusanmu memasuki tertorialku tanpa seizin dariku?"

"Kau pikir kami akan bicara?" Salah satu rekannya menyahut dengan geraman. Nampak sangat tersiksa dengan segel pengikat yang melumpuhkan pergerakannya. Begitupula yang lain, tersegel dengan berbagai rune serta mendapatkan siksaan yang membuatnya terasa seperti di neraka. Sementara sosok wanita di singgasana itu nampak terkejut dengan gaya kekanakan yang dibuat-buat. Entah kemana raut dingin yang ia tampakkan tadi. Selanjutnya tersenyum lebar hingga kedua matanya menyipit menawan. Meski begitu aura kegelapan yang menguar dari tubuh molek itu membuat mereka bergidik. Pekat dan menyeramkan. Sejenak firasat buruk menerpa benak mereka. "Oh, it's okay!" Tukasnya riang, sebelum senyumnya berubah menjadi seringai bengis. "Ohh... Guys~♡"

Sedetik kemudian pekikan penuh kesakitan terdengar. Darah terciprat bersamaan dengan teriakan pilu sarat akan kengerian menggema dalam ruangan temaram dengan aroma kegelapan yang pekat. Karina mendengus, mempererat cekikannya pada seseorang yang telah berani menentang adiknya. Apa dia tidak sadar tengah berurusan dengan siapa?

"Ku tanya sekali lagi." Sang ratu mengangkat tangannya. Seketika siksaan mereka terhenti sejenak. "Apa urusan kalian memasuki teritorialku?"

Hanabi mengerut jijik. Menyayat kulit seseorang dalam cekalannya. Cukup dalam dan tepat hingga seketika darah menyembur dari bekas sayatan itu. "Q-Queen Vexana..." Ia berteriak pilu. "Kami bersumpah untuk tidak membocorkan rencananya pada sampah seperti kalian!"

"Kalianlah yang sampah!" Cowok berbadan kekar disebelah Hanabi menyentak kasar, mengayunkan kapaknya, membelah tubuhnya menjadi dua bagian. Sekali lagi isi perut dan berbagai macam organ beserta darah kehitaman membanjiri lantai pualam kelam itu. Ia sekarat tapi seperti yang sudah-sudah sang ratu takkan membiarkannya mati sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan. "Aah~ kepotong deh! Makannya yang nurut dong!" Buang-buang waktu, meski sebenarnya jauh lebih mudah dengan menyuruh Cecillion dan istrinya menggunakan kemampuan mereka untuk menyelami ingatan mereka. Tapi merupakan kesenangan tersendiri, melihat mereka bersujud dikakinya, merintih, meminta, memohon dan berakhir dengan raung, tangis dan jerit pilu serta tubuh tercacah dan darah menggenang. Benar-benar menghibur, pikirnya. Netra merah darah itu mengerling pada seseorang yang semenjak tadi bersandar pada salah satu tiang penyangga, menunggu instruksinya. "Baiklah... kalian akan aku lepaskan." Ucapannya membuat seluruh tawanan melotot tak percaya. Namun bukan perasaan lega yang melingkupi hati mereka. Malah aura mengerikan itu terasa semakin menusuk kala sosok disinggasana itu tersenyum manis. "Tapi sebelum itu ayo main bakar-bakaran dulu. Siapa yang masih hidup sampai apinya padam dialah yang akan ku lepaskan, oke~?" Ia bertepuk sekali. "Lesley-chan~"

Yang terpanggil segera menegakkan tubuhnya, beringsut mendekat, menampakkan diri setelah sebelumnya bersembunyi dibalik kegelapan akibat lampu utama yang tak mampu menerangi keseluruh ruangan itu. Sontak saja seluruh tawanan yang masih sesekali meringis kesakitan segera terbelalak menyadari sosok yang melangkah selangkah agar cahaya lampu menampakkan wujudnya tengah tersenyum bengis dengan netra merah darah yang nampak menyala-nyala. "Kataleya?!!"

"Kenapa? Kaget?" Cewek Magenta itu tertawa jahat. Menjentikkan jemari lentiknya dan sekejap lingkaran jingga dengan kobaran api menyala-nyala naik, mengikat tubuh mereka yang beberapa telah tak utuh lagi. Jerit kesakitan kembali terdengar. Kini lebih terdengar memilukan, menyakitkan dan mengerikan. Merasakan sendiri kekuatan sang Hell's Flower setelah sebelumnya begitu angkuh dan merendahkan kemampuan gadis demon itu, seolah mampu mengalahkannya dalam satu jentikan saja. "Aku yang kalian cari, bukan?"

Anthology🍒||GusLey StuffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang