2

30 6 2
                                    

-----Rumah-----

"Hey Yoru, kau sudah janji, ingat kan?"

"Oh yaampun tentu saja aku ingat, kan aku sudah bilang aku bukan pengingkar janji," kata Yoru yang berbalik dan berkacak pinggang di depan pintu kamarnya.

"Aku akan membicarakannya di dalam sini," kata Yoru sambil memegang pintu kamarnya.

Yoru akhirnya membuka pintu kamarnya dan menyalakan lampunya.

'Bersih' adalah kata pertama yang akan kalian pikirkan jika memasuki kamar Yoru kemudian kata 'Rapih' akan diikuti tanpa disadari.

You yang sudah biasa memasuki kamar Yoru langsung duduk di pinggir ranjang milik Yoru,"jadi? Apa yang ingin kau bicarakan?"

Yoru mengambil nafas dan menghembuskannya, mengeluarkan secarik kertas di dalam sebuah map transparan dari laci mejanya. "Kau akan mengerti jika sudah membacanya,"

You yang sedikit keheranan mengambil kertas tersebut dan membacanya dengan seksama. Tak butuh waktu lama untuk You yang kabarnya pintar di dalam dan bodoh di luar ini untuk mengerti isi dari kertas tersebut.

"Yoru.. kenapa kau tidak mengatakannya semenjak awal Yoru?" kata You yang raut wajahnya seperti dikhianati oleh teman masa kecilnya sendiri yang ternyata memang benar terjadi, ini faktanya.

"Aku... aku takut kau akan meninggalkanku You,"

"Darimana kau mendapatkan pemikiran macam itu?!"

"I-instingku hanya mengkatakan demikian,"

"Lagi-lagi insting! Dengar Yoru! Insting itu hanya digunakan pada saat menjawab soal pilihan ganda UNBK bukan untuk hal seperti ini!" (A/N : ni orang masih sempet"-nya aja ngelawak, pinter ga sih-)

"M-maaf..."

"Lalu kalau sudah seperti ini bukankah sudah terlambat semuanya?!"

"Maafkan aku You.." kata Yoru sedikit terisak. Menyesali perbuatannya yang memberikan kertas tersebut pada You.

"Tak perlu menangis Yoru, seharusnya aku yang menangis, bukan dirimu," kata You. You sendiri sedang meremas kain bajunya di bagian dada. Oh betapa sakitnya bukan main setelah mendapatkan kabar menyedihkan ini.

Yoru sendiri yang terkena musibah malah terlihat tenang-tenang saja. Malah sibuk mengurusi "keluarga"-nya ini. Apa tak habis pikir kalau dirinya sendiri sedang dalam bahaya.

You yang kemudian ikut meneteskan air mata memeluk Yoru yang tengah terisak,"jangan tinggalkan aku Yoru, jangan..."

"A-aku tak akan sang-gup me-ninggalkanmu You," kata Yoru terbata-bata karena terisak.

"Ya.. baguslah..." You mengusap air mata Yoru,"sekarang istirahat nee? Kita bicarakan besok pagi mengenai hal ini bersama dengan keluargamu ini."

Yoru langsung menampakkan ekspresi ketakutan, bahkan badannya saja sedikit bergetar.

"Tak perlu takut Yoru, mereka tak akan menghujat, dan juga mereka adalah 'anak'-mu kan? Anak durhaka coret saja dari kartu keluarga,"kata You yang berusaha mencairkan suasana sedih.

Yoru yang mengangguk pun memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan, You kembali ke kamarnya dan mulai membersihkan dirinya, hal yang sama dilakukan oleh Yoru.

Namun, pada malam ini, Yoru pergi ke kamar You dan mengajaknya untuk tidur bersama di kamar You, hal ini memang sudah biasa dilakukan oleh kedua insan ini. maka dari itu You memperbolehkannya dan mereka tidur di ranjang yang sama (A/N : no R-18, I keep it PG)

----esok pagi ( jam 08.00 )-----

Semua anggota keluarga Procellarum telah berada di ruang makan. Kenapa bisa semuanya? Karena ibunda Yoru mengetahui bahwa hari ini mereka semua memiliki jadwal kosong dan memutuskan untuk memanggil mereka semua untuk berkumpul.

Tak butuh waktu lama untuk Yoru hadir bersama mereka diikuti You.

"Wah, kalian tidur sekamar lagi ya?" kata Iku, yang dicap sebagai anak yang bisa disuruh kejar maling alias Diablo yang suka nyuri makanan dari kulkas.

"Aku juga mau dong tidur bersama kalian," kata Rui sambil memakan pudding miliknya, kata Yoru, Rui adalah reinkarnasi Raja Pudding yang konon memakan pudding setiap hari karena tubuhnya terbuat dari pudding.

"Hei kalian ini," kata Kai, orang yang tergolong cukup waras di keluarga Procellarum. (A/N : inget, cukup)

"Tak apa-apa bukan? Biarkanlah anak-anak mengatakan isi hati mereka," kata Shun, orang termisterius yang bisa membuat tidak mungkin menjadi mungkin dengan sihir gaibnya. (A/N : kek Tuhan).

"Heh ngomong kau, kau saja mengutuk kami jadi punching bag saat meledek kau tidur bersama Kai," sahut You.

"Mau lagi? Mau kuubah lagi?" kata Shun dengan nada sedikit terancam.

"Hei, hei sudah sudah. Aku menyuruh kalian berkumpul pagi ini bukan untuk bertengkar,"

"Oh my god. Aku sampai lupa ada mama Yoru. Iya mama, Iku mendengarkan," setelah Iku berbicara semua hening untuk mendengarkan sabda seorang ibunda Yoru Nagatsuki.

"Aku.. aku sakit," kata Yoru singkat padat jelas. (A/N : dijamin nilai essai lebih dari full score).

"Eh? Mama Yoru sakit apa... kalau aku lihat rasanya tidak apa-apa..." kata Rui yang langsung berhenti memakan pudding kesayangannya.

"E-etto... a-aku..." pundak Yoru mulai bergetar lagi.

"Tenang Yoru, mereka tidak akan meninggalkanmu kok," kata You.

"Aku sakit... tumor otak...." Suara Yoru mengecil di bagian akhir.

Ruangan hening sejenak.. Iku adalah orang pertama yang memecahkan keheningan, Iku beranjak dan langsung memeluk Yoru tanpa suara. Rui pun ikut memeluk Yoru. Kai pun juga ikut memeluk Yoru, memberikan semangat tabah pada setiap tepukan hangat. Yoru hanya bisa memeluk Iku dan Rui. You pun ikut dalam memeluk Yoru. Dan tanpa diduga, Shun juga ikut memeluk.

"Tak apa Yoru.. keluarkan apa yang perlu dikeluarkan. Katakan apa yang ingin kau katakan. Jelaskan rasa sakit apa yang kau rasakan," sepertinya Shun menggunakan sihirnya, Procellarum merasakan hangat seperti dipeluk oleh ibu dimasa bayi.

Yoru yang mendengar hal tersebut langsung terenyuh, air mata mengalir deras, dan pelukannya semakin erat.

"A-aku.. aku sangat kaget,,, ketika kertas ini keluar... aku pikir aku hanya pusing karena kelelahan," kata Yoru terisak. "Aku.. nggak tahu harus ngomong apa sama kalian... makanya aku memberitahu ke You dulu kemarin... aku tidak bermaksud menyembunyikan,,, aku hanya takut dengan reaksi kalian..."

"Yoru... kamu ingat kan? Kita adalah keluarga, tempat dimana semuanya akan saling melengkapi dan menerima... Untuk kedepannya biarkan keluargamu ini tahu setiap kondisimu, jangan ditutup-tutupi," kata Kai.

"Un, terimakasih Kai..." kata Yoru sedikit tersenyum.

"A-aku dan Rui akan berusaha membantu Yoru-san! Katakan saja apa yang Yoru-san butuhkan!" kata Iku, Rui hanya ikut membantu.

You hanya menepuk pucuk kepala Yoru.

Shun memegang pundak Yoru dengan lembut, "Setelah sarapan bagaimana kalau Yoru istirahat di ruang tengah?"

"Kenapa di ruang tengah...?" Tanya You berbisik.

"Supaya bisa memantau? Entahlah, aku hanya tidak ingin melihat keluargaku sengsara sendirian" bisik Shun.

"Aku akan menyusunnya," You keluar ruang makan sementara untuk menata ruang tamu.

"Ayo-ayo, balik ke tempat duduk," Kata Kai. Rui dan Iku menurut.

Yoru menghapus air matanya dan tersenyum,"Menu hari ini miso udon!"

Wajah Kai, Iku, dan Rui kembali cerah, sedangkan Shun sama saja seperti biasanya. Iku nambah porsi dua kali, Kai sekali, You nggak nambah, katanya melihat Iku makan sudah kenyang, rasa mukbang katanya. Shun malah sibuk ngasih makan Diablo.

'terlalu sedih untuk meninggalkan keluarga ini,' batin Yoru tersenyum miris.

--------------

:)

None Other Than TheyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang