Please Listen me

5 1 0
                                    


Siang ini aku jalan sendiri dan melintasi tempat yang terlihat sama dengan tempat yang dulu menjadi saksi aku menangis. Hah,kak kamu apa kabar? Aku kangen lhoh sama kamu. Kangen canda tawa kita saat itu.

Kak,aku merindukan kita yang dulu. Kita yang selalu saling ledek. Kakak yang selalu jalan dibelakangku dengan alasan menjagaku karena aku hobi tersandung. Kak, aku membutuhkanmu.

Flashback on

"Kak,ayo temani aku beli buku kak" teriakku dengan semangat saat melihat seorang pria masuk ke rumah

"Jim, kakak sedang tidak ingin keluar. Besok saja bagaimana?" Tanyamu

Aku hanya menggelengkan kepala tanda tidak ingin.

"Jimin, kakak mohon. Atau kamu mau pergi dengan kak Seok saja?" Tawarmu

Aku kembali menggeleng.

"Antarkan saja si adek manja ini. Dia hanya manja kepadamu. Padahal aku kakaknya" kata kak Seok mulai berdrama

"Baiklah, tunggu 30 menit lagi aku ingin ke kamar mandi dulu" ujurmu mengalah

"Yeay...." teriakku bahagia

"Dasar anak kecil" ujurmu dan kak Seok bersamaan dengan tersenyum.

Setelah 30 menit si pria yang dipanggil kakak ini menghampiri dan bersiap pergi menuju tempat yang Jimin maksud. Sesampainya mereka ditempat tujuan, Jimin menuju rak buku dan mencari buku yang dimaksud. Tanpa menunggu lama Jimin mengambil buku yang dimaksud dan mengantri untuk membayar.

Jimin melihat si kakak sedang memilah buku lainnya. Dan ya Jimin menyadari bahwa dia menyukai si kakak ini bahkan jauh sebelum kakaknya menyukai pria ini. Harusnya perasaan ini tidak boleh muncul mau seperti apapun. Seperti yang sudah dia sadari sedari awal bahwa dia tidak boleh menyimpan rasa apapun terhadap si kakak.

Selesai membayar Jimin menghampiri si kakak dan tersenyum. Si kakak membalas senyum Jimin dengan senyum gusi yang selalu berhasil membuat rona merah muncul di wajah Jimin.

"Sudah?" Tanyanya

"Hu'um. Sudah kak" jawabku

"Kita langsung pulang ya Jim. Kakak lelah" ujurnya

Aku hanya mengangguk dan berjalan berdampingan dengan si kakak.

Sepanjang jalan Jimin hanya diam dan memandang keluar jalan. Sang pria yang dipanggil kakak pun hanya diam mengemudikan kendaraannya.

"Kak,kita berhenti sebentar ya di taman biasanya kak. Aku ingin ice cream." Kataku dengan tiba-tiba

Dan si pria hanya mengganggukkan kepala tanda setuju. Sesampai di taman kami langsung membeli ice cream yang aku maksud.

"Kak, kita makan disana ya" kataku sambil menunjuk ke sudut taman yang terdapat tempat duduk. Dan sekali lagi dia hanya mengangguk.

Setelah dapat ice cream dan tempat duduk kami kembali diam dan menikmati ice cream kami

"Kak, jika ada seseorang yang suka ke kakak apa reaksi kakak?" Tanyaku memecah keterdiaman kami kepada pria disebelahku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang