"Kenapa sih, gue cantik banget?"
Dengan pede nya, Rara bertanya kepada cermin yang ada di depannya itu. Menatap dirinya yang ada di dalam pantulan cermin kaca rumah Yera.
"Lu cantik, gue imut. Ye gak?" sahut Hana menaik-turunkan alisnya.
Rara cuma iyain aja. Toh, dia anak yang baik dan tydack sombonk. Yera cuma diam sambil natepin layar laptop nya.
"Makin hari Zihao makin ganteng anjerr."
Suara itu bukan berasal dari mulut Hana maupun Rara. Yah, Yera yang luarnya kalem ini yang bersuara. Kalem di luar, dalemnya gaada akhlak, yes.
"Yera, Yera. Zihao mulu yang lo pikirin. Lo gaada niatan buat ganti doi gitu? Kumok anjirr!" cibir Hana yang sibuk makein skincare - skincare nya Yera.
plakk
Yera melempar kotak susu indom*lk nya ke Hana dengan perasaan marah. "Kumok, kumok gitu juga ganteng anjerr!" elak Yera tak terima atas perlakuan kedua sahabatnya tersebut.
"Apasi, Yer. Yang di omongin Hana bener tau—" ucapan Rara terpotong, "Bener apa nya! Awas yah, kalo lo pada masih jelek - jelekin dia, gua gorok leher lu satu - satu!"
Mendengar ucapannya itu membuat kedua nya bergidik ngeri. Owh, tak apa. Ini hanya gurauan semata.
srett!
"Liat nih!"
Hana dan Rara saling tatap - tatapan dan akhirnya berjalan mendekati Yera yang sedang berada di atas ranjang.
"Widih, anjerr. Gila! Ganteng banget!" Hana berteriak antusias, Rara cuma bisa diam sambil merhatiin foto itu ga percaya.
"Itu benar Zihao?" Yera mengangguk. "Gantengkan? Jadi, jangan pernah lo pada ejek-ejek dia lagi!" peringat Yera.
"Ciee, yang gamau doi nya di nistain, cieee .." Hana menggoda Yera, pipi Yera seketika menjadi hijau, g.
"Eh, iyah. Ciee, yang suka ama Zihao, ciee" sahut Rara ikut - ikutan, Yera memasang wajahnya kesal.
"Buriq! Diam lo pada!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GABUT.
Humor(。✧.) short story, he was in a state of chaos and choose to spend his time by way of searching a woman's attention which he really liked.