01.10 PM

101 5 0
                                    

'maaf, Bintangku Terlalu Redup' - Khoirul Trainn

Apa kabar senjaku ?
Kali ini tulisanku tentang kamu,
Tentang manisnya bersama tapi tidak bersatu,
Juga tentang hal-hal indah yang selalu kita lewati berdua.

Kenalin, aku ini pengagum senjamu yang paling dekat.
Kamu gak tahu kan selama ini aku menyimpan rasa yang terlalu dalam untuk kamu yang terlalu tidak mungkin,
Atau mungkin sudah tahu
Tapi kamu sedang pura-pura tidak tahu agar aku tidak begitu sakit.

Terserah bagaimana angin membawanya saja ya.
Aku ini manusia paling bodoh perihal menutupi rasa.
Aku terlalu tidak ada apa-apanya untuk kamu yang memiliki segalanya.

Maaf rasa ini terlalu lancang,
Tapi kan aku hanya manusia biasa yang tidak tahu,
Kapan rasa ini akan datang dan sampai kapan rasa ini tidak terbalaskan.
Semuanya kubiarkan liar sejadi-jadinya.

Aku biarkan dia tumbuh,
Tapi aku tidak ingin dia terlalu cepat berlalu.
Aku ingin dibutuhkan setiap kali kamu butuh seseorang.
Aku ingin dilihat setiap kali kamu ingin melihat seseorang.
Aku ingin menjadi satu-satunya bintang yang kamu tatap,
Tapi aku sadar ada bintang yang muncul sendirian,
Jadi sepertinya aku bukan yang satu-satunya,
Mungkin aku hanya satu diantaranya.

Baikmu terlalu ke semua orang,
Sampai-samlai semua orang bingung dan merasa teristimewakan.
Itu bukan salahmu,
Akunya aja yang terlalu banyak mau.

Memilikimu adalah angan yang terlalu egois,
Tapi melupakanmu adalah ketidak mungkinan yang terlalu aku paksakan.
Rasaku ini dalam, kamu yang membuatnya semakin tidak karuan.

Sejauh ini kamu terlalu jahat kalau aku hanya dianggap teman.
Nyaman seperti ini tidak wajar kalau hanya disebut teman.
Semuanya ada di kamu, terserah bagaimana baiknya saja.
Yang jelas aku tidak mungkin mulai duluan,
Karena aku tagu diri, aku bukan siapa-siapa.
Aku juga tidak layak menjadi siapa-siapa.

Kenapa si Mencintai harus serumit ini?

Hati selalu bilang,

"Aku mau kamu"

Tapi logika kadang menjawab,

"Hha, jangan bodoh"

Siapa juga yang mau dengan aku yang payah ini?
Mudah rapuh, Mudah rindu, Bahkan mudah jatuh.
Contohnya kali ini,
Sudah jatuh terlalu dalam lalu rindu yang paling lancang.
Tapi memang senjamu layak untuk dirindukan.
Kamu hangat, tapi sayang semua orang.
Egois gak si kalau senjanya aku bawa pulang,
Biar bisa aku tatap sendirian,
Soalnya aku sudah lelah menjadi pengagummu yang ke sekian.

Bolehkah aku menjadi pengagum terdekat dan hanya satu-satunya?
Tidak mungkin,
Lupakan ya, anggap saja aku bercanda perihal langitmu tadi.

Maaf, bintangku terlalu redup,
Karena setiap malam selalu mendung.
Terimakasih ya senjanya.
Kalau malam ini bintangku tidak muncul lagi, itu tandanya malam ini akan turun hujan.
Ya, hujan berkepanjangan dari mata seseorang,

Yaitu aku.


-Terimakasih

Pejuang HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang