Debat bunda

1 1 0
                                    

Pagi ini qonitah sudah bersiap untuk berangkat ke rumah sakit kini dia telah resmi menjadi dokter

Qonitah menuruni anak tangga menuju meja makan melihat keluarga nya sudah berkumpul

Qonita pun duduk dan mulai sarapan qonita anak kedua dari dua bersaudara kakak nya bernama ikbal Ramadhan

Ikbal anak penurut yg meneruskan perusahaan keluarganya
Ikbal juga anak kesayangan bunda nya

Menurut qonita kakaknya itu tak punya prinsip hidup bagaimana tidak semua di putuskan oleh bunda

Sampai sampai kapan ia menikah pun sudah di atur oleh bunda, ayah hanya bisa menggeleng melihat bunda yg mengatur kehidupan anak nya sendiri

Bunda bukan lah Allah yg menentukan iya atau tidaknya dalam kehidupan seseorang yg punya takdir sendiri

Dan bukan pula kita anaknya durhaka pada bunda karna dia yg telah melahirkan kita

Awalnya bunda menyuruh qonita untuk menikah setelah lulus SMA tapi ia menolak karna ingin kuliah

Lalu bunda menuruti kemauan qonita untuk kuliah lalu menyuruh qonita untuk masuk jurusan arsitek seperti ikbal

Agar mudah membantu ikbal dalam bisnis ayahnya,Namun qonitah menolak nya karna qonitah punya impian sendiri

Yg membuat qonitah dan bundanya tidak pernah akur
Ayah qonita slalu mendukung apapun yg di lakukan oleh anaknya

Asalkan semua masih dalam jalan yg baik dan tidak merugikan siapapun, seperti pagi ini ketika di meja makan

"Assalamualaikum warahmatullah ayah, bunda" sambil mencium pipi ayah dan bundanya

"Waalaikumsalam warahmatullah qonita" bunda&ayah

"Qonitah bagaimana dirumah sakit lancarkan?" Tanya ayah pada qonita

"Alhamdulillah baik ayah, sekarang qonitah sudah resmi jadi dokter
Bukan anak magang lagi "ucap qonitah senang pada ayahnya

Bunda qonita pun memotong percakapan ayah dan anak itu

"kalaud aja kamu waktu itu nurut kata bunda pasti udah lama kamu tinggal goyang kaki aja."potong bunda

"iya tapi gac punya masa depan"spontan jwab ku ketus pada bunda

"udah mulai lagii perang nya,berangkat deh."sahur papa

"bunda yang mulai paaaaa."teriakku sama papa

"papa ikut dari pada panjang mending ngalah sama yang tua."nad mengejekku 


Aku pun berangkat bareng dengan papa dan meninggalkan bunda yang tengah menggerutui ku,seperti itulah pagi pagi dengan bunda ku walaupun begitu aku sangan menyanginya dia adalah bunda ku yang terhebat walaupun tiap hari berdebat.Beda dengan kakakku yang menjadi anak yang penurut slalu di pujinya walaupun terkadang aku muak untung saja dia akan menikah sebentar lagi jadi aku tidak muak lagi mendengar debatannya lagi.





                       maaf ya sedikit dan udah lama gak post,kondisi sekarang kerja.

semoga kalian suka asssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

terima kasih


Prajurit pasien hidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang