Seorang perempuan memasuki sebuah ruangan dengan mengenakan kemeja putih polos yang terbuka.
"Ana, nih ki...ko" Perempuan itu lantas terkejut memandangi seorang pria yang juga memandangi nya, sama terkejut dengannya. Pria itu hanya mengenakan shirtless berwarna hitam polos dan kelihatan roti sobek yang membuat siapapun kaum hawa tidak bisa berkutik. Begitupun Shella, dia meneguk salivanya.
Aduh ada kelemahan gue lagi, batin Shella memejamkan kedua matanya.
"Eh sorry, gue gak sengaja," ucap Shella mencoba menahan malu. Ia pun ingin pergi secepat mungkin dari ruangan itu, akan tetapi dengan cepat di tahan oleh pria tersebut.
"Mau kemana lo?" ucap pria itu dengan raut muka seakan-akan menantang Shella.
"Hm... Mau ke Neptunus," jawab Shella gugup, saat ini otaknya sedang tidak berfungsi.
Pria itu terkekeh kecil, "mau ngapain lo ke Neptunus?"
"Mau cari Dragon Ball lah!"
Pria itu kembali terkekeh. Shella terpana melihat senyum dari seseorang yang dihadapannya saat ini. Memang benar, pria itu sangat tampan dan menyejukkan walaupun kelihatannya lebih tua dari dia. Shella gagal fokus, kali ini dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.
Pria itu mengikuti arah pandang Shella, dia pun menatap Shella berulang kali, "ini?" tunjuknya pada perut kotak-kotak miliknya.
Shella dengan refleks mengangguk, "iya, cepat tutup!" perintahnya dengan cepat ia memalingkan wajahnya ke samping.
Pria itu tersenyum. Dia dengan beraninya menarik tubuh indah Shella kedalam pelukannya. Shella otomatis terkejut sekaligus kesal, orang itu dengan lantang memeluk dia, padahal mereka saja belum saling kenal.
"Lepasin!" teriak Shella tetapi tak digubris oleh pria tersebut. Dia malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Lepasin tolong, nanti ada yang lihat," bisik Shella lembut. Tetapi orang itu masih saja diam.
"LEPASIN!!!" Kesabaran Shella sudah diambang batas. Melihat itu, pria itu refleks melepaskan pelukannya. Dia tahu, cewek kalo sudah marah damagenya gede.
Shella dengan cepat memutar tubuhnya, hendak pergi dari ruangan itu secepat mungkin. Benar lagi, pria itu kembali menahan lengan Shella yang membuat Shella berhenti.
"Apalagi?" tanya Shella dengan raut wajah kesal.
Pria itu hanya membalas dengan senyuman manis miliknya. Dengan cepat, dia menyatukan bibirnya dengan bibir Shella. Shella yang merasakan ada sesuatu yang melumati bibirnya merasa kemarahannya sudah habis. Dia ingin mengakhiri ini semua tapi pria itu mengunci pergerakan Shella, dia mendorong tubuh Shella hingga menabrak dinding. Mereka berdua seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.
Please help me, batin Shella tak kuasa, dia hampir saja menangis jika saja tidak ada orang yang mengetuk pintu ruangan.
Tok! Tok!
Pria itu refleks menghentikan perlakuannya. Dan Shella segera pergi dari tempat itu. Dia melihat Ana, temannya berdiri di depan pintu.
"Shel."
"Shella," Panggilnya, akan tetapi Shella tidak menjawab panggilannya dengan cepat Shella melemparkan minuman yang sedari tadi dipegangnya kepada Ana dan berlari pergi.
"Kamu kenapa!" teriak Ana yang masih saja tak dijawab oleh sahabatnya itu. Sebelum menyusul Shella, Ana melihat pria yang memandangi mereka sejak tadi.
"Apa liat-liat!"
Pria itu mengedipkan sebelah matanya. Refleks Ana melemparkan minuman yang dipegangnya hingga membentur kepala pria tersebut.
"Aduh, maaf." Ana cepat-cepat kabur dan menyusul sahabatnya itu. Sedangkan pria itu mengeratkan kedua tangannya, menahan kesal dengan perempuan barusan.
Shit!
****
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA!
See you next chapter!
16 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix
Teen Fiction"Kamu seperti Phoenix, menyebalkan tetapi mengagumkan."-Shella Denada Amalia "Dan kamu itu seperti Kerang, dengan kesabaranmu yang menjadikanmu sebuah mutiara."-Tobi Aslan Pramugara