BRAGA ABE AARIC

11 3 0
                                    

Apa yang kalian ketahui tentang nama Braga? Nama salah satu jalan yang terkenal di kota Bandung? Yang memiliki nilai sejarah tinggi? Ini berbeda, ini bukan nama jalan di kota yang dijuluki Paris Van Java

Braga Abe Aaric, anak pertama dari dua bersaudara. Ia adalah anak laki-laki dari salah satu orang terpandang di kota Bandung. Ia adalah laki-laki blesteran Indonesia-Jerman yang berperawakan dengan tinggi badan hanya sekitar 170cm-an, kulit nya putih bersih, disertai dengan hidung yang mancung dan rahang yang kokoh

Ayahnya bernama Rian Adimas Aaric pengusaha berdarah Jerman yang sukses dan salah satu orang yang paling disegani di Bandung, dan ibunya bernama Myra Nadhitya Puri hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Bukan berarti jika Myra adalah istri dari pengusaha ternama ia harus bergaya seperti ibu-ibu yang rempong dengan kemewahan suaminya masing-masing, dengan bergaya memakai barang-barang branded

Ia memiliki satu adik perempuan yang masih duduk di bangku SMA, sama seperti Braga hanya bedanya ia duduk dikelas 11 dan adiknya duduk dikelas 10. Adiknya bernama Agatha Kate Puri Aaric. Braga selalu malas jika berbicara dengan adik perempuannya. Adik nya ini cerewet melebihi mama nya sendiri

Ya seperti pagi ini. Satu keluarga kecil sedang berkumpul di meja makan sembari menikmati hidangan yang sudah Myra buat

"Bang, ntar gue nebeng sama Lo ya," ujar Atha, nama panggilannya di rumah

"Ngga, Lo berangkat sama pak Yatno aja," jawab Braga singkat

"Ihh bang Braga, ntar kalau naik mobil telat lagi kayak kemarin. Gue ngga mau disuruh hormat di lapangan lagi, panas banget," keluh Atha

"Bodoamat ya gue nggak peduli"

"Enak aja Lo ngomong bangun gue kesiangan, heh gue itu habis sholat subuh ngga tidur lagi ya kayak Lo," tekan Atha pada kalimat terakhir nya dan menunjukkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Braga

"Ngga usah nunjuk-nunjuk, mau tangan Lo gua patahin ha?" Ucap Braga masih dengan santai

"Yaudah patahin aja-"

Myra dan Rian yang mendengar perdebatan kedua anaknya ini hanya menggelengkan kepalanya

"Braga, Atha cepetan makan jangan berantem mulu, entar telat berangkat nya," kini giliran Myra memperingati kedua anaknya yang sudah tumbuh menjadi remaja

"Dari tadi papa nggak bisa nikmatin makanannya gara-gara denger kalian debat mulu, lagian nggak apa-apa Ga kalau adikmu pingin bareng sama kamu," bujuk Rian

Kini Agatha merasa menang karen dirasa ayahnya memihak pada dirinya

"Iya iya, Lo hari ini bareng gue. Inget cuma hari ini dong"

"Yes. Siap bang, tapi nggak janji ya kalau barengnya hari ini doang," cengir Atha

Braga melihat arloji nya, jam sudah menunjukkan pukul 06.30 "buruan sarapannya udah jam setengah tujuh ntar Lo gue tinggal kalau masih lama," ancam Braga

"Oh iya gue ngga mau muter lewat komplek sebelah," lanjutnya lagi

"Udah setengah tujuh ma, papa berangkat dulu ya," ucap Rian setelah selesai meminum segelas air putih

"Yaudah yuk mama ater," mereka berempat pun berdiri meninggalkan meja makan dan menuju ke teras rumah

"Ini pah tas nya. Hati-hati ya," ucap Myra lalu mencium punggung lengan suaminya

"Hati-hati pah," ucap Braga dan Agatha bergantian, kalau melakukan hal yang sama seperti mama nya

"Iya. Assalamualaikum," Rian pun berjalan menuju mobil pribadinya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang

B R A G ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang